Analisis Uji Beda Produktivitas Berdasarkan Luas Lahan

produksi akan semakin tinggi. Berikut gambaran produktivitas usahatani padi sawah di Kabupaten Aceh Utara berdasarkan luas lahan kecil, sedang, dan besar. Tabel 17. Produktivitas Usahatani Padi Sawah di Kabupaten Aceh Utara Berdasarkan Luas Lahan Kecil, Sedang, dan Besar. No Kategori Luas Lahan Produktivitas 1. Kecil 0,01 ha - 0,18 ha 6.189,53 2. Sedang 0,2 ha - 0,33 ha 5.452,70 3. Besar 0,34 ha - 1,3 ha 4.543,57 Sumber : lampiran 7 Tabel 16 menunjukkan bahwa luas lahan yang kecil memiliki tingkat produktivitas yang lebih tinggi karena usahatani yang dilakukan lebih intensif dengan adanya keterbatasan luas lahan yang dimiliki. Luas lahan yang besar tidak menjamin produktivitas yang tinggi jika tidak dikelola dengan baik. Pengelolaan usahatani mempengaruhi jumlah produksi yang akan diperoleh. Pengelolaan yang tidak baik tidak akan memberikan hasil yang maksimal.

4.9.2. Analisis Uji Beda Produktivitas Berdasarkan Luas Lahan

AnĂ¡lisis statistik yang digunakan untuk menguji perbedaan produktivitas berdasarkan perbedaan luas lahan adalan anova. Hasil anĂ¡lisis keseluruhan menunjukkan bahwa secara statistik tidak terdapat perbedaan produktivitas antara luas lahan sempit, sedang, dan luas karena nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,110 lebih besar dari alpha 0,05 seperti yang terlihat pada Tabel 17. Tabel 18. Hasil Anova produktivitas padi sawah Berdasarkan Luas Lahan Kecil, Sedang, dan Besar. Universitas Sumatera Utara Produktivitas Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups 3.400E7 2 1.700E7 2.266 .110 Within Groups 6.529E8 87 7504646.553 Total 6.869E8 89 Namun demikian, jika dibandingkan satu per satu di antara kategori luas lahan tersebut didapatkan kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada taraf 10 antara produktivitas lahan sempit dengan lahan besar karena nilai signifikansinya sebesar 0,096 lebih kecil dari alpha 0,10 seperti pada Tabel 18. Tabel 19. Hasil Multiple Comparisons produktivitas padi sawah Berdasarkan Luas Lahan Kecil, Sedang, dan Besar. I Kategori Luas Lahan J Kategori luas Lahan Mean Difference I-J Std. Error Sig. Sempit Sedang 736.82483 6.46696E2 .493 Besar 1645.95784 7.83847E2 .096 Sedang Sempit -736.82483 6.46696E2 .493 Besar 909.13301 7.98530E2 .493 Besar Sempit -1645.95784 7.83847E2 .096 Sedang -909.13301 7.98530E2 .493 4.9.3. Analisis Faktor-faktor yang Menyebabkan Perbedaan Produktivitas Perbedaan produktivitas dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan kualitas faktor produksi dan karakteristik petani sampel di tiga kecamatan penelitian di Kabupaten Aceh Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan produktivitas di Kecamatan Meurah Mulia yang lebih rendah dari Kecamatan Sawang kemungkinan disebabkan karena penggunaan benih yang jauh lebih banyak dari Kecamatan Sawang karena banyak petani yang tidak menggunakan jajar tandur sehingga jarak tanam tidak teratur. Sementara saprodi Universitas Sumatera Utara lain tidak jauh berbeda dengan Kecamatan Sawang. Selain itu, produktivitas yang rendah seperti yang ada dalam aceh utara dalam angka tahun 2010 disebabkan oleh serangan hama tikus yang banyak merusak padi. Sedangkan di Kecamatan Tanah Pasir, produktivitas yang rendah umumnya di sebabkan oleh banyaknya hama seperti keong mas dan tikus yang susah dikendalikan. Selain itu juga disebabkan oleh pengendalian gulma yang tidak teratur, bahkan ada petani yang tidak melakukan pengendalian sehingga sangat mengganggu pertumbuhan tanaman padi. Di antara tiga desa penelitian di Kecamatan Tanah Pasir, Desa Matang Janeng memiliki produksi paling rendah karena selain tidak memiliki irigasi sama sekali juga terletak dekat dengan pantai sehingga struktur tanahnya agak berpasir serta airnya mengandung garam. Irigasi pada dasarnya bukan masalah dalam hal ini karena di Kecamatan Sawang juga terdapat satu desa yang tadah hujan, demikian juga dengan Kecamatan Meurah Mulia yang memiliki satu desa yang tidak cukup kebutuhan air walaupun ada irigasi. Namun produksi padi di desa tersebut tidak serendah desa yang ada di Kecamatan Tanah Pasir. Sementara berdasarkan karakteristik responden diketahui bahwa umur rata-rata petani sampel di tiga kecamatan lokasi penelitian tidak jauh berbeda yaitu Kecamatan Sawang: 48,5 tahun, Kecamatan Meura Mulia: 49,7 tahun, dan Kecamatan Tanah Pasir: 45,7 tahun. Angka ini menunjukkan bahwa rata-rata petani di tiga kecamatan masih berusia produktif. Berdasarkan tingkat pendidikan formal diketahui bahwa rata-rata pendidikan petani di tiga kecamatan juga tidak berbeda jauh yaitu masing 8,3 tahun Kecamatan Sawang, 7,6 di Kecamatan Meurah Mulia, dan 7,8 di Kecamatan Tanah Pasir. Data tersebut menunjukkan Universitas Sumatera Utara bahwa rata-rata pendidikan sampel di lokasi penelitian setara dengan dengan sekolah menengah pertama. Dari segi pengalaman, petani di Kecamatan Meurah Mulia memiliki pengalaman paling lama dalam berusaha tani padi yaitu 30,5 tahun, Kecamatan Sawang sebanyak 27,5 tahun, dan Kecamatan Tanah Pasir memiliki tingkat pengalaman yang paling sedikit yaitu 22,8 tahun. Selain berdasarkan kondisi tanah, irigasi dan serangan hama, produktivitas yang tinggi di Kecamatan Sawang kemungkinan besar juga disebabkan oleh keaktifan petani dalam mengikuti penyuluhan. Sedangkan di Kecamatan Meurah Mulia dan Tanah Pasir, responden sama sekali tidak pernah mendapatkan penyuluhan. Hal ini mempengaruhi pola pikir dan perilaku petani dalam melakukan usahatani padi yang pada akhirnya mempengaruhi produksi dan produktivitasnya. Universitas Sumatera Utara

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Usahatani Padi sawah di daerah penelitian adalah kegiatan yang secara ekonomis masih menguntungkan petani dan dari segi kelayakan usaha adalah merupakan jenis kegiatan yang layak untuk diusahakan dan dikembangkan. 2. Variabel yang berpengaruh signifikan dan positif terhadap produksi padi Kecamatan Sawang adalah curahan tenaga kerja. Sedangkan luas lahan, benih, pupuk SP-36, pupuk urea, dan pupuk KCL tidak berpengaruh nyata terhadap produksi padi di Kecamatan Sawang. Variabel yang berpengaruh signifikan dan positif terhadap produksi padi di Kecamatan Meurah Mulia adalah luas lahan, pupuk urea, pupuk SP-36, dan pupuk KCl. Benih tidak berpengaruh signifikan terhadap produksi padi di Kecamatan Meurah Mulia. Variabel yang berpengaruh signifikan dan positif terhadap produksi padi di Kecamatan Tanah Pasir adalah benih dan curahan tenaga kerja. Luas lahan, pupuk urea, SP-36, dan KCl tidak berpengaruh signifikan terhadap produksi padi di Kecamatan Tanah Pasir. 3. Produktivitas di Kecamatan Meurah Mulia yang lebih rendah dari Kecamatan Sawang disebabkan karena penggunaan bibit yang jauh lebih banyak dari Kecamatan Sawang karena banyak petani yang tidak menggunakan jajar tandur sehingga jarak tanam tidak teratur. Sementara saprodi lain tidak jauh berbeda dengan Kecamatan Sawang. Selain itu, produktivitas yang rendah seperti yang ada dalam aceh utara dalam angka tahun 2010 disebabkan oleh Universitas Sumatera Utara