Motivasi Kerja Untuk Berprestasi Achievement

aaaaa Berdasarkan Tabel 7 secara umum karyawan termotivasi untuk melakukan pekerjaan dengan baik agar dapat mencapai tujuan, baik tujuan pribadi maupun tujuan perusahaan. Karyawan yang berada dibawah kondisi termotivasi merasa bahwa perusahaan kurang perhatian terhadap pengembangan karir karyawan, adanya kejenuhan dalam bekerja, akan diberlakukannya revisi undang-undang no 13 tahun 2003 yang mengatur masalah ketenagakerjaan. Selain hal tersebut faktor penurunan income yang diakibatkan oleh semakin meningkatnya persaingan ternyata membawa dampak yang negatif terhadap motivasi kerja karyawan yaitu adanya rasa ketakutan bahwa suatu saat karyawan akan di rasionalisasi. aaaaa Kondisi diatas menunjukkan bahwa motivasi kerja karyawan masih dibawah kondisi optimal sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan ke tingkat yang lebih optimal yaitu kondisi sangat termotivasi. Untuk itu perusahaan perlu mengetahui faktor-faktor yang menjadi kebutuhan dan harapan karyawan dalam melakukan pekerjaan. Faktor-faktor tersebut terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan masa kerja karyawan dan faktor eksternal terdiri dari hubungan atasan dan bawahan, hubungan sesama rekan kerja, peraturan dan kebijakan perusahaan, kondisi kerja dan kompensasi.

4.3.1. Motivasi Kerja Untuk Berprestasi Achievement

aaaaa Motivasi kerja untuk berprestasi adalah dorongan yang kuat untuk berhasil, mengungguli, berprestasi sehubungan dengan seperangkat standar, bergulat untuk sukses. Individu yang memiliki need for achievement tinggi, berusaha untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik, mencari situasi dimana mereka dapat mencapai tanggung jawab pribadi untuk menemukan pemecahan-pemecahan masalah, mereka ingin merasakan sukses yang disebabkan oleh tindakan mereka sendiri. aaaaa Dari Tabel 7 dapat disimpulkan bahwa secara umum karyawan memiliki dorongan yang kuat untuk berprestasi dalam melakukan pekerjaannya atau dapat dipersepsikan bahwa secara umum karyawan berada pada kondisi termotivasi. Motivasi kerja untuk berprestasi diukur berdasarkan dorongan untuk bekerja keras, bertanggungjawab dan dorongan untuk mendapatkan pengembangan karir lebih baik, dan secara umum karyawan bersedia untuk bekerja keras, betanggung jawab dan memiliki dorongan yang kuat untuk mengembangkan karirnya.

1. Motivasi Bekerja Keras

aaaaa Berdasarkan Tabel 8 secara umum karyawan bersedia untuk bekerja keras. Hal tersebut tercermin dari kesediaan karyawan untuk bekerja keras mencapai target perusahaan dan bekerja lembur untuk menyelesaikan pekerjaan. Karyawan yang berada pada kondisi termotivasi menilai bahwa apabila karyawan bekerja dengan baik dan senantiasa bekerja keras untuk mencapai target perusahaan maka selain hasilnya akan berdampak pada kondisi perusahaan yang lebih baik juga berdampak pada karyawan itu sendiri, karyawan berharap akan mendapatkan insentif serta bisa memperoleh gaji yang lebih besar atas kerja keras yang dilakukannya. Karyawan yang bersedia bekerja lembur bukan hanya untuk menyelesaikan pekerjaan dan mencapai target perusahaan tetapi karena adanya motiv untuk mendapatkan upah lembur. aaaaa Kondisi termotivasi untuk bekerja keras tidak dimiliki oleh seluruh karyawan, masih terdapat karyawan yang merasa kurang termotivasi hal tersebut dikarenakan karyawan merasa jenuh dengan pekerjaannya dan adanya isu revisi undang-undang no 13 tentang ketenagakerjaan sehingga pada saat dilakukan penelitian karyawan merasa kurang termotivasi untuk bekerja keras.