Hubungan Antara atasan dan bawahan

motivasi kerja untuk berprestasi dan motivasi kerja untuk meraih kekuasaan. Tabel 15. Hasil uji korelasi faktor eksternal yang berhubungan dengan motivasi kerja karyawan Komponen Motivasi Achievement Power Motivasi Keseluruhan N o. Faktor Eksternal r s P r s P r s P 1 Hubungan Atasan dan Bawahan 0,274 0,034 0,170 0,194 0,310 0,016 2 Hubungan Sesama Rekan Kerja 0,427 0,001 0,419 0,001 0,493 0,000 3 Peraturan Dan Kebijakan Perusahaan 0,319 0,013 0,052 0,694 0,245 0,059 4 Kondisi Kerja 0,185 0,157 - 0,020 0,877 0,116 0,337 5 Kompensasi 0,086 0,511 - 0,162 0,216 0,002 0,989 Correlation is significant at the 0.05 level 2-tailed. Keterangan : r s = Nilai Korelasi Spearman P = Nilai Probability Korelasi Signifikan pada taraf nyata 5 Jika nilai P α = 0,05 Maka tidak memiliki hubungan yang nyata. Jika nilai P α = 0,05 Maka terdapat hubungan yang nyata

1. Hubungan Antara atasan dan bawahan

aaaaa Hubungan atasan dengan bawahan adalah suatu interaksi yang tejadi antara atasan dan bawahan baik dalam lingkungan kerja maupun di luar lingkungan kerja. Di dalam lingkungan kerja hubungan atasan dan bawahan adalah interaksi yang terjadi antara seorang atasan sebagai pimpinan yang bertanggung jawab terhadap suatu pekerjaan tertentu dengan para bawahannya. Atasan adalah seseorang yang memiliki wewenang untuk mengarahkan bawahannya agar dapat bekerja sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya untuk mencapai tujuan perusahaan. Tercapainya hubungan yang baik antara atasan dan bawahan merupakan hal yang penting untuk direalisasikan karena dengan demikian dapat terjadi proses komunikasi yang terbuka, jujur dan berlaku timbal balik dalam proses dua arah, sehingga segala sesuatunya menjadi lebih jelas. Hubungan atasan dan bawahan di luar lingkungan kerja adalah interaksi yang terjadi antara atasan dengan bawahan yang terjadi di luar pekerjaan dan akan membawa dampak yang baik kedalam pekerjaan. Aaaaa AAA Dari hasil penilaian karyawan terhadap hubungan antara atasan dan bawahan pada Tabel 16 diperoleh persepsi bahwa secara umum karyawan merasa hubungan atasan dan bawahan tergolong erat. Indikator untuk menilai hubungan atasan dan bawahan diukur berdasarkan keeratan hubungan di dalam pekerjaan, keeratan di luar pekerjaan, seringnya atasan memberikan bimbingan, perhatian atasan atas usul, ide dan saran bawahan, atasan memberikan pujian atas pekerjaan bawahan, atasan memberikan kritikan yang membangun atas pekerjaan, atasan bijaksana dalam memberikan perintah pekerjaan. AAA Secara umum karyawan memiliki hubungan yang erat dengan atasan di dalam pekerjaan dan atasan sering memberikan bimbingan dalam pekerjaan, atasan perhatian terhadap ide atau saran, sering memberikan kritikan, dan atasan bijaksana dalam memberikan perintah namun atasan dinilai kurang dalam memberikan pujian. Karyawan merasa cukup puas terhadap hubungannya dengan atasan di luar pekerjaan, hal tersebut dirasakan oleh karyawan karena karyawan menilai bahwa atasan kurang horenso atau kurang komunikasi dengan bawahan di luar pekerjaan. Dari hasil analisis didapat persepsi bahwa masih terdapat sejumlah karyawan yang berada di bawah kondisi erat. Mereka menilai bahwa selain atasan kurang horenso atau kurang komunikasi dengan bawahannya di luar pekerjaan, mereka juga merasa bahwa atasan lebih perhatian terhadap kesalahan-kesalahan yang dilakukan bawahan, atasan juga dinilai selalu ingin dituruti. Tabel 16. Rata-rata penilaian karyawan terhadap hubungan atasan dan bawahan Bobot Nilai Indikator 1 2 3 4 5 Rata-rata tertimbang Kesimpulan Hubungan saya erat dengan atasan saya dalam pekerjaan. 0 6 14 33 7 3,68 Setuju Hubungan saya erat dengan atasan saya di luar pekerjaan. 0 14 20 24 2 3,23 Cukup Setuju Atasan saya sering memberikan bimbingan dalam pekerjaan. 1 3 7 43 6 3,83 Setuju Atasan saya sering memperhatikan ide 1 7 18 30 4 3,48 Setuju Atasan saya sering memberikan pujian atas pekerjaan saya. 2 29 17 11 1 2,66 Kurang Setuju Atasan saya sering memberikan kritikan yang membangun atas pekerjaan saya. 0 4 16 31 9 3,75 Setuju Atasan saya bijaksana dalam memberi perintah pekerjaan. 0 3 19 32 6 3,68 Setuju Persepsi Terhadap Hubungan Atasan dan Bawahan 3,47 Cukup Setuju aaaaa Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman pada Tabel 15, diperoleh hasil bahwa variabel hubungan atasan dan bawahan dengan motivasi kerja untuk berprestasi menurut Champion dikategorikan kedalam moderately low association yang menunjukkan adanya hubungan yang lemah antara variabel hubungan atasan dan bawahan dengan motivasi untuk berprestasi. Variabel hubungan atasan dan bawahan memiliki hubungan yang nyata dengan motivasi kerja berprestasi, sehingga semakin baik hubungan antara atasan dan bawahan akan berimplikasi pada peningkatan motivasi kerja untuk berprestasi walaupun hubungannya lemah. Hubungan antara variabel hubungan atasan dan bawahan dengan motivasi kerja untuk kekuasaan menurut skala Champion termasuk kedalam kondisi no association, yang menunjukkan tidak adanya hubungan antara variabel hubungan atasan dan bawahan dengan variabel motivasi untuk kekuasaan. Variabel hubungan atasan dan bawahan tidak memiliki hubungan yang nyata dengan motivasi untuk kekuasaan. Hubungan antara variabel hubungan atasan dan bawahan dengan motivasi kerja secara keseluruhan menurut skala Champion termasuk kedalam kondisi moderately low association, yang menunjukkan adanya hubungan yang lemah antara variabel hubungan atasan dan bawahan dengan variabel motivasi kerja karyawan. Variabel hubungan atasan dan bawahan memiliki hubungan yang nyata dengan motivasi kerja karyawan, sehingga semakin erat hubungan atasan dan bawahan akan semakin memotivasi karyawan walaupun hubungannya lemah.

2. Hubungan Sesama Rekan Kerja