II. DESKRIPSI KEGIATAN MAGANG
A. DESKRIPSI KEGIATAN
Kegiatan magang ini dilaksanakan di PT. Nestlé Indonesia – Panjang Factory PT. NI-PF pada tanggal 1 Februari 2007 sampai dengan 31 Mei
2007, setiap hari Senin hingga Jumat pada pukul 08.00-16.00 WIB. Kegiatan ini dilakukan pada departemen Safety Health and Environment, dengan
mengkaji tentang strategi yang digunakan dalam Integrated Management System IMS serta kesesuaiannya terhadap implementasi pada seluruh
kegiatan di perusahaan.
B. PELAKSANAAN MAGANG
B.1. Metodologi
B.1.1. Identifikasi Masalah Sistem manajemen internal Nestlé yang terdiri atas NQS,
NEMS dan OSHRMS akan disesuaikan dengan sistem manajemen ISO 9001, ISO 14001 dan OHSAS 18001. Masalah
yang ada adalah bagaimana ketiga sistem manajemen dari ISO dan OHSAS tersebut dapat diimplementasikan secara efektif.
B.1.2. Alternatif Solusi Alternatif solusi berupa strategi yang telah disiapkan oleh
manajemen perusahaan. Strategi-strategi utama secara berurutan berupa identifikasi bahaya dan aspek-aspek
lingkungan, pelaksanaan objektif, target dan program, pelaksanaan rencana mutu, sosialisasi, dokumentasi Nestlé
Integrated Management System NIMS, kesiapan sumber daya manusia, dan implementasi NIMS.
B.1.3. Sintesa Strategi-strategi yang telah dibuat dan dilaksanakan
kemudian diuji kinerjanya dengan audit internal dan eksternal. Audit internal dilakukan terlebih dahulu daripada audit eksternal.
Pada pelaksanannya, audit internal dilakukan sebanyak dua kali,
sedangkan audit eksternal dilakukan sebanyak satu kali. Selain itu, akan dilaksanakan tinjauan manajemen sebanyak 2 kali
dalam setahun. Temuan yang didapat dari hasil audit terbagi menjadi tiga
kategori, yaitu temuan mayor, minor dan improvement. Temuan mayor diperoleh apabila ada klausul dalam ISO maupun OHSAS
yang tidak dipenuhi. Temuan ini sangat mempengaruhi mutu produk. Temuan minor diperoleh apabila klausul-klausul sudah
terpenuhi hanya saja pelaksanaannya tidak efektif, sedangkan improvement berupa temuan yang tidak begitu berpengaruh
terhadap mutu produk, hanya saja akan lebih baik apabila temuan ini dilakukan dengan semestinya.
Dalam pelaksanaan audit, keefektifan implementasi IMS diukur dengan tiga hal, yaitu dokumentasi, wawancara dan
observasi. Persentase dokumentasi yang harus dipenuhi adalah 100, wawancara sebanyak 75 dari target, serta 75 untuk
observasi.
B.2. Berperan Aktif
Berperan aktif dengan cara bekerja sesuai dengan peraturan perusahaan pada departemen Safety Health and Environment SHE,
khususnya difokuskan pada proyek integrated management sistem, yaitu mulai dari pembuatan dokumenpenyesuaian dokumen lama menjadi
format IMS, pendaftaran dokumen baru ke dalam master list, pencetakan dokumen, penggandaan dokumen, pendistribusian dokumen, hingga
penarikan dokumen lama.
B.3. Observasi Lapang
Observasi lapang dilakukan dengan cara mengamati dan merekam seluruh proses produksi serta terlibat langsung dalam kegiatan
perusahaan untuk mendapatkan diagram alir proses secara rinci beserta aplikasi sistem manajemen mutu di PT. NI–PF. Informasi yang diperoleh
dari hasil observasi lapang berupa informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan IMS kepada IMS champions serta mengenai proses
produksi kepada karyawan dan supervisor di departemen produksi serta di departemen penunjang produksi untuk mengidentifikasi “good
practices” dan mendapatkan gambaran mengenai kesesuaian standar yang digunakan dengan keadaan di lapangan.
B.4. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan cara mencari referensi dan literatur di internet, perpustakaan, serta referensi yang dimiliki oleh perusahaan.
Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan informasi, data pelengkap, dan pembanding mengenai integrated management system untuk
mengetahui kesesuaian penerapan yang telah dilakukan oleh PT. NI-PF sekaligus sebagai masukan bagi perusahaan.
III. TINJAUAN PUSTAKA