c. Pembahasan Hasil Penelitian
Nilai Adjusted R Square sebesar 0.525. Hal ini berarti bahwa 52.5 variasi atau perubahan dalam kebijakan hutang dapat dijelaskan oleh variasi
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, struktur aset, dan dividen sedangkan sisanya sebesar 47.5 dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak
dimasukkan dalam model penelitian. Secara parsial, hasil pengujian antara variabel kepemilikan manajerial
terhadap kebijakan hutang menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara kepemilikan manajerial terhadap kebijakan hutang perusahaan. Kepemilikan
manajerial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan hutang, yang dapat dilihat dari T-hitung lebih besar dari T-tabel 3.021 2.039513 dan nilai
signifikansi adalah 0.005 di bawah 0.05, hal ini berarti hipotesis H
1
diterima yang menyatakan terdapat pengaruh signifikan antara kepemilikan manajerial dan
kebijakan hutang. Berdasarkan persamaan regresi menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial mempunyai arah koefisien regresi negatif sebesar -6.296.
Artinya semakin banyak jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen semakin rendah perusahaan menggambil kebijakan hutangnya. Alasan kepemilikan
manajerial mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan hutang DER mungkin karena dengan adanya kepemilikan saham oleh manajemen
terdapat kecenderungan akan berhati-hati dalam menggunakan kebijakan hutang, sehingga dengan meningkatnya kepemilikan saham oleh manajemen akan
menurunkan jumlah untuk berhutang. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Fatmawati 2009, yakni kepemilikan manajerial
Universitas Sumatera Utara
berpengaruh terhadap kebijakan hutang. Hal ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan Setiawan 2008 dan Manan 2004 kepemilikan manajerial tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap kebijakan hutang. Perbedaan ini kemungkinan disebabkan berbedanya alat ukur yang digunakan untuk mengukur
kebijakan hutang dalam sektor industri yang berbeda. Berdasarkan hasil penelitian, kepemilikkan institusional secara parsial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan hutang perusahaan. Karena menunjukkan T-hitung lebih besar dari T-tabel 4.160 2.039513 dan nilai
probabilitas t sebesar 0.000 lebih kecil dari 0.05. Hal ini berarti H
2
diterima yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara kepemilikan manajerial
dengan kebijakan hutang. Namun tanda positif pada koefisien regresi untuk kepemilikan institusional sebesar 2.050 pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa
kepemilikan institusional memiliki hubungan positif terhadap kebijakan hutang artinya semakin banyak jumlah saham yang dimiliki oleh institusi semakin tinggi
perusahaan mengambil kebijakan hutangnya, ini menunjukkan untuk memenuhi kebutuhan pendanaan, pemegang saham lebih menginginkan pendanaan
perusahaan dengan hutang. Karena dengan menggunakan hutang hak mereka terhadap perusahaan tidak akan berkurang. Hasil penelitian ini konsisten dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Jalu 2008 yaitu kepemilikan institusional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan hutang. Namun hal ini tidak
sesuai dengan kerangka konseptual dan hasil penelitian sebelumnya oleh Manan 2004 yaitu bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap kebijakan hutang. Artinya bahwa perusahaan yang memiliki persentase
Universitas Sumatera Utara
kepemilikan institusional yang tinggi akan memiliki kebijakan hutang yang rendah. Sedangkan menurut Damayanti 2006 kepemilikan institusional tidak
berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Variabel struktur aset berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan
hutang. Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa hasil pengujian statistik menunjukkan hasil T-hitung lebih besar dari T-tabel 4.160 2.039513
sedangkan tingkat signifikansinya 0.000, dimana lebih kecil dari 0.05 Oleh karena itu H
3
diterima yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara struktur aset dengan kebijakan hutang. Koefisien regresi variabel struktur aset
bertanda positif sebesar 3.126. Artinya semakin banyak struktur aset perusahaan maka semakin tinggi kebijakan hutangnya. Hal ini membuktikan bahwa investor
akan dengan mudah memberikan pinjaman bila struktur aset aset dalam perusahaan tinggi karena dapat dijadikan jaminan untuk berhutang kepada
investor. Hasil pengujian statistik uji t ini arah hubungannya sesuai dengan teori dan konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh oleh
Manan 2004 dimana hasil penelitian menemukan struktur aset berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan hutang. Namun penelitian ini tidak sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh kurniati 2007, yang menunjukkan bahwa struktur aset berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan hutang.
Variabel dividen tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap kebijakan hutang. Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa pengujian statistik
menunjukkan T-hitung lebih kecil dari T-tabel 0.512 2.039513 dan nilai signifikansinya sebesar 0.612 lebih besar dari 0.05, sehingga hipotesis H
4
ditolak,
Universitas Sumatera Utara
H
a
diterima yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan antara dividen dengan kebijakan hutang. Koefisien regresi variabel dividen bertanda
positif sebesar 0.109, artinya semakin tinggi pembagian dividen maka smkin tinggi kebijakan hutangnya. Adanya pembayaran dividen yang semakin besar
kepada pemegang saham menyebabkan rasio laba ditahan akan kecil sehingga perusahaan membutuhkan tambahan dana dari sumber eksternal perusahaanya,
maka kecenderungan berhutang akan semakin tinggi. hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Manan 2008 yang menyatakan
bahwa dividen tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang. Namun penelitian ini bertentangan dengan penelitian oleh Kurniati 2007 menunjukkan
bahwa dividen berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan hutang. Dari pengujian secara simultan bersama-sama dapat diketahui bahwa
variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, struktur aset dan dividen secara simultan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan hutang yang menjadi variabel dependen. Hal ini ditunjukkan dengan nilai F sebesar 10.660 dengan nilai
probabilitas 0.000. Probabilitas 0.000 lebih kecil dari 0.05, maka dapat dikatakan bahwa variabel independen yang digunakan dalam penelitian berpengaruh secara
simultan. Nilai adjusted R
2
sama dengan 0.525 yang berarti bahwa 52.5 variabel kebijakan hutang dapat dijelaskan oleh variabel kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional, struktur aset, dan dividen, sisanya 47.5 dijelaskan oleh faktor lain diluar model regresi.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan dalam Bab IV, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah
pengaruh kepemilikan, kepemilikan institusional, struktur aset terhadap kebijakan hutang pada perusahaan real estate dan property baik secara simultan maupun
parsial. 1.
Secara simultan, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, stuktur aset, dividen memberi pengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang pada
perusahaan real etate property yang terdaftar di BEI dalam kurun waktu 3
tahun penelitian.
2. Secara parsial, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan
manajerial berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan hutang, kepemilikan institusional berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan
hutang, struktur aset berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan hutang
pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI.
3. Dividen secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap kebijakan hutang
pada perusahaan real etate dan property yang terdaftar di BEI dalam kurun
waktu pengamatan tiga tahun.
4. Nilai koefisien determinasi Adjusted R
2
penelitian ini adalah 0.525 artinya 52.5 perubahan dalam kebijakan hutang dijelaskan oleh variabel
Universitas Sumatera Utara