4 β3 sebesar 3.126 menunjukkan bahwa setiap kenaikan struktur aset sebesar
1 akan diikuti oleh kenaikan DER sebesar 3.126 dengan asumsi variabel lain tetap;
5 β4 sebesar 0.109 menunjukkan bahwa setiap kenaikan dividen sebesar 1
akan diikuti oleh kenaikan DER sebesar 0.109 dengan asumsi variabel lain tetap.
b. Pengujian hipotesis
Untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen, maka dilakukan beberapa uji
signifikansi, yaitu uji koefisien determinasi , uji parsial uji t, dan uji
simultan uji F.
1. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur sejauh mana
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependennya. Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 dan 1. Semakin kecil nilai koefisien
determinasi semakin mendekati nol berarti semakin terbatas kemampuan variabel independen menjelaskan variasi variabel dependennya. Koefisien
determinasi dikatakan kuat jika nilainya lebih besar dari 0.5.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Analisis Koefisien Determinasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 .761
a
.579 .525
.57867 1.941
a. Predictors: Constant, Dividen, INST, Struktur_Aset, MOWN b. Dependent Variable: DER
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa nilai dari koefisien korelasi R sebesar 0.761 yang berarti hubungan kebijakan hutang dengan variabel
independen yaitu kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, struktur aset, dividen sudah kuat karena di atas 0.5. Angka Adjusted R Square atau nilai
koefisien determinasi adalah 52.5 yang berarti bahwa perubahan kebijakan hutang dapat diterangkan oleh variabel kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional, struktur aset, dan dividen sedangkan 47.5 100 - 52.5 diterangkan oleh sebab-sebab lain. Standard Error of the Estimate SEE adalah
0.57867072. Semakin tinggi nilai SEE, semakin tinggi pula ketidakpastian model regresi memprediksi variabel dependennya.
2. Uji Parsial Uji t
Uji t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Hasil pengolahan SPSS
menunjukkan hasil sebagai berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.8 Hasil Uji Parsial Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
-.889 .391
-2.276 .030
MOWN -6.296
2.084 -.418
-3.021 .005
INST 2.050
.493 .513
4.160 .000
Struktur_Aset 3.126
.638 .653
4.901 .000
Dividen .109
.213 .062
.512 .612
a. Dependent Variable: DER
Hasil uji parsial uji t dalam tabel di atas menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang DER yaitu kepemilikan
manajerial MOWN, kepemilikan institusional INST, struktur aset dapat dilihat dari perbandingan antara t tabel dan t hitung, yakni t-tabel t-hitung, Untuk
variabel kepemilikan manajerial M0WN dengan nilai t-tabel 2.039513 dan t- hitung 3.021 serta tingkat signifikansi yang berada di bawah 0.05 yakni 0.005.
Untuk kepemilikan institusional INST dengan nilai t-tabel 2.03913 dan t-hitung 4.160 serta tingkat signifikansi yang berada di bawah 0.05 yakni 0.000. Untuk
struktur aset dengan nilai t-tabel 2.039513 dan t-hitung 4.901 serta tingkat signifikansi yang berada di bawah 0.05 yakni 0.000. Dividen tidak berpengaruh
signifikan terhadap manajemen laba secara parsial, yang dapat dilihat dari nilai signifikansinya yang berada di atas 0.05 yakni 0.612. Pengujian masing-masing
variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat akan dijelaskan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1 Pengaruh kepemilikan manajerial MOWN terhadap kebijakan hutang
diuji dengan hipotesis sebagai berikut: H
a
: bX
1
= 0, kepemilikan manajerial tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang.
H
1
: bX
1
≠ 0, artinya kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan hutang.
Dengan kriteria sebagai berikut: Ha diterima jika t hitung t tabel untuk α = 5 atau signifikansi 0.05
H
1
diterima jika t hitung t tabel u ntuk α = 5 atau signifikansi 0.05
a Nilai t-hitung -3.021 menunjukkan bahwa peningkatan
kepemilikan manajerial akan menurunkan kebijakan hutang secara umum.
b Nilai t-tabel diperoleh dengan menggunakan Microsoft Excel,
yakni dengan rumus TINV 0.05, 31, yaitu 2.039513. c
Nilai t-hitung t-tabel 3.021 2.039513 artinya H
1
diterima yakni kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh terhadap
kebijakan hutang pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI.
d Nilai signifikansi 0.005 menunjukkan bahwa pengaruh yang
diberikan kepemilikan manajerial MOWN
terhadap kebijakan hutang adalah signifikan karena 0.05. Jadi dapat
Universitas Sumatera Utara
disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial MOWN mempengaruhi kebijakan hutang.
2 Pengaruh kepemilikan institusional INST terhadap kebijakan hutang
diuji dengan hipotesis sebagai berikut: H
a
: bX
2
= 0, artinya kepemilikan institusional tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang.
H
2
: bX
2
≠ 0, artinya kepemilikan institusional mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan hutang.
Dengan kriteria sebagai berikut: Ha diterima jika t hitung t tabel untuk α = 5 atau signifikansi 0.05
H
2
diterima jika t hitung t tabel untuk α = 5 atau signifikansi 0.05 a
Nilai t-hitung 4.160 menunjukkan bahwa peningkatan komposisi
kepemilikan institusional akan menurunkan kebijakan hutang secara umum.
b Nilai t-tabel diperoleh dengan menggunakan Microsoft Excel,
yakni dengan rumus TINV 0.05, 31, yaitu 2.039513 c
Nilai t-hitung t-tabel 4.160 2.039513 artinya H
2
diterima yakni kepemilikan institusional mempunyai pengaruh terhadap
kebijakan hutang pada perusahaan real etate dan property yang terdaftar di BEI.
Universitas Sumatera Utara
d Nilai signifikansi 0.000 menunjukkan bahwa pengaruh yang
diberikan kepemilikan institusional terhadap kebijakan hutang adalah signifikan, yakni 0.05. Jadi dapat disimpulkan bahwa
kepemilikan manajerial mempengaruhi kebijakan hutang. 3
Pengaruh struktur aset terhadap kebijakan hutang diuji dengan hipotesis sebagai berikut:
H
a
: bX
3
= 0, artinya struktur aset tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang.
H
3
: bX
3
≠ 0, artinya struktur aset mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan hutang.
Dengan kriteria sebagai berikut: Ha diterima jika t hitung t tabel untuk α = 5 atau signifikansi 0.05
H
3
diterima jika t hitung t tabel untuk α = 5 atau signifikansi 0.05 a
Nilai t-hitung 4.901 menunjukkan bahwa peningkatan struktur aset akan mengurangi kebijakan hutang secara umum.
b Nilai t-tabel diperoleh dengan menggunakan Microsoft Excel,
yakni dengan rumus TINV 0.05, 31, yaitu 2.039513. c
Nilai t-hitung t-tabel 4.901 2.039513 artinya H
3
diterima yakni struktur aktiva mempunyai pengaruh terhadap kebijakan
hutang pada perusahaan real etate dan property yang terdaftar di BEI.
Universitas Sumatera Utara
d Nilai signifikansi 0.000 menunjukkan bahwa pengaruh yang
diberikan struktur aset terhadap kebijakan hutang adalah signifikan karena 0.05. Jadi dapat disimpulkan bahwa
struktur aset mempengaruhi kebijakan hutang. 4
Pengaruh dividen terhadap kebijakan hutang diuji dengan menggunakan hipotesis berikut:
H
a
: bX
4
= 0, artinya dividen tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap kebijakan hutang.
H
4
: bX
4
≠ 0, artinya dividen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan hutang.
Dengan kriteria sebagai berikut: Ha diterima jika t hitung t tabel untuk α = 5 atau signifikani 0.05
H
4
diterima jika t hitung t tabel untuk α = 5 atau signifikansi 0.05
a Nilai t-hitung 0.512 menunjukkan bahwa peningkatan dividen
akan meningkatkan kebijakan hutang secara umum. b
Nilai t-tabel diperoleh dengan menggunakan Microsoft Excel, yakni dengan rumus TINV 0.05, 31, yaitu 2.039513.
c Nilai t-hitung t-tabel 0.512 2.039513 artinya H
4
diterima yakni dividen tidak mempunyai pengaruh terhadap kebijakan
Universitas Sumatera Utara
gutang pada perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI.
d Nilai signifikansi 0.612 menunjukkan bahwa pengaruh yang
diberikan dividen terhadap kebijakan hutang adalah tidak signifikan karena 0.05. Jadi dapat disimpulkan bahwa dividen
tidak mempengaruhi kebijakan hutang.
3. Uji Simultan Uji F