5.2.2 Fungsi Cinta Kasih
Fungsi keluarga sebagai fungsi cinta kasih adalah memberikan landasan yang kokoh terhadap pengaruh anak dengan anak, suami dengan istri, orang tua dengan
anaknya, serta hubungan kekerabatan antar generasi sehingga keluarga menjadi wadah utama bersemainya kehidupan yang penuh cinta kasih lahir dan batin, dengan
cara ; menumbuhkembangkan potensi cinta kasih yang telah ada di antara anggota keluarga ke dalam simbol-simbol nyataucapan dan perilaku secara optimal dan terus
menerus, membina tingkah laku saling menyayangi baik antar keluarga yang satu dengan yang lainnya secara kuantitatif dan kualitatif, membina praktik kecintaan
terhadap kehidupan duniawi dan ikhrowi dalam keluarga secara serasi, selaras dan seimbang, membina rasa, sikap dan praktik hidup keluarga yang mampu memberikan
dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi keluarga berdasarkan fungsi cinta kasih sebagian besar kurang baik 51,7. Berdasarkan analisis menggunakan
uji chi-square menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara fungsi cinta kasih dengan pemahaman remaja putri usia sekolah dasar tentang menarche p0,001.
Namun dari hasil analisis pengaruh fungsi keluarga berdasarkan fungsi cinta kasih terhadap pemahaman remaja putri usia sekolah dasar tentang menarche
menggunakan uji regresi logistik berganda menunjukkan ada pengaruh secara bermakna. Hal ini dimungkinkan bahwa remaja putri usia sekolah dasar belum
sepenuhnya menerima informasi berupa perhatian tentang menarche haid pertama
Universitas Sumatera Utara
dari keluarga dimana keluarga belum menyampaikan informasi bila dapat haid tubuh akan terasa lelah dan itu hal normal, dan juga belum memberitahukan, setelah haid
pertama aka nada haid kedua yang selang waktunya satu bulan atau tidak dan pada saat haid akan terjadi perubahan emosional seperti mudah tersinggung.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wulandari 2008, peran orang tua mempunyai pengaruh dengan persepsi remaja putri tentang menarche, peran
orang tua yang baik dalam pemahaman menstruasi dan permasalahannya cenderung akan memberikan persepsi remaja putri yang baik tentang menarche dibandingkan
peran orang tua yang kurang baik. Gadis remaja belajar tentang haid umumnya dari ibu namun tidak semua ibu
memberikan informasi yang memadai kepada remaja dan sebagian enggan membicarakan secara terbuka sampai anak remaja mengalami haid pertama
menarche. Hal ini menimbulkan kecemasan pada remaja bahkan sering tumbuh keyakinan bahwa haid itu sesuatu yang tidak menyenangkan, merasa malu dan
menganggap penyakit jika saat haid merasa letih dan terganggu. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Leliana 2009
ada hubungan pengetahuan remaja putri terhadap kesiapan dalam menghadapi
menarche. Pengetahuan tentang menstruasi mempengaruhi kesiapan remaja putri
dalam menghadapi menarche.
5.2.3 Fungsi Perlindungan