Daerah Basis Daerah Potensial Daerah Kritis

wilayah kecamatan sampai tingkat kelurahan. Kader atau fungsionaris tingkat kecamatan melakukan pembinaan serta mengkoordinir upaya penggalangannya yang diakukan pada wilayah kelurahan sampai dengan lingkungan. Sedangkan Kader atau fungsionaris tingkat kelurahan melakukan pembinaan serta mengkoordinir upaya penggalangan yang dilakukan pada wilayah kelurahan sampai dengan lingkungan sampai dengan Tempat Pemungutan Suara TPS. Penggalangan teritorial pada lingkungan Tempat Pemungutan Suara TPS adalah penggalangan yang dilakukan oleh setiap anggota Kelompok Kader POKKAR dan dibantu oleh Satuan Petugas Satgas Teritorial yang berjumlah dua orang tiap kelurahan untuk meraih simpati sekurang-kurangnya 10 sampai dengan 15 calon pemilih yang terdaftar dilingkungan Tempat Pemungutan Suara TPS yang bersangkutan. Prioritas penggalangan Partai Golkar Kota Medan dibagi ke dalam 3 daerah yaitu daerah basis, daerah potensial, dan daerah kritis.

a. Daerah Basis

Daerah yang mayoritas pemilihnya adalah pemilih yang pada pemilu 2009 memilih Partai Golkar, apakah daerah tersebut merupakan daerah Kelurahan, Lingkungan, daerah ini merupakan prioritas utama yang harus digalang agar tetap memilih Partai Golkar.

b. Daerah Potensial

Daerah yang mayoritas pemilihnya adalah pemilih ragu-ragu yang merupakan massa mengambang dan pada umumnya tidak memilih partai Golkar pada Pilkada 2010 merupakan Golkar, daerah ini merupakan prioritas kedua yang harus dipegang agar dapat menjadi daerah pendukung calon pemilih Partai Golkar. Universitas Sumatera Utara

c. Daerah Kritis

Daerah yang mayoritas pemilihnya pada pemilu 2004, memilih partai politik lain, karena pada daerah tersebut dan sekitarnya merupakan daerah basis kekuatan Partai Politik lain perlu diupayakan peluang untuk dapat juga dilaksanakan program penggalangan dalam rangka meminimalisir kekuatan atau pengaruh Partai Politik lain di daerah tersebut. Subyek dari kegiatan penggalangan yang dilakukan Partai Kota Medan adalah Pengurus Partai dari tingkat Kabupaten, dan Kecamatan. Pengurus lembaga, Badan, Organisasi pendukung Partai Golkar seperti Koperasi Usaha Gotong Royong KOSGORO 1957, Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia SOKS1. Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royonng MKGR scrta kader partai juga berperan dalam subyek penggalangan Partai Golkar Kota Medan, sedangkan obyek dari penggalangan ini adalah seluruh pemilih yang terdaftar pada masing-masing lingkungan Tempat Pemungutan Suara TPS dalam wilayah daerah binaan tingkat Kecamatan atau Kelurahan dan Desa yang bersangkutan. Dalam penggalangan Partai Golkar juga melakukan beberapa bentuk kegiatan. Dalam hal ini bentuk kegiatan penggalangan yang digunakan Partai Golkar Kota Medan dalam Pilkada WalikotaWakil Walikota Medan tahun 2010 adalah sebagai berikut: 1 Melakukan koordinasi dengan jajaran pengurus partai sesuai dengan tingkatannya untuk memantau pelaksanaan teritorial atau lingkungan Tempat Pemungutan Suara TPS di daerah masing-masing. Universitas Sumatera Utara 2 Melaksanakan kegialan door to door serta kegiatan nyata seperti aksi sosial, silaturahmi dengan kelompok stratcgis, temu kader, hiburan rakyat. majelis taklim. bantuan hukum, bantuan modal, bantuan program, maupun bantuan secara umum. 3 Menyerap, menyalurkan dan memperjuangkan aspirasi masyarakat yang dilakukan oleh kader atau fungsionaris yang ditugaskan.

3.7.2. Kampanye Diskusi Kelompok Group Discussion Campaign

Pelaksanaan kampanye diskusi kelompok group discussion campaign yang dilaksanakan Partai Golkar dilakukan untuk mendapatkan simpati dari masyarakat agar memberikan suaranya kepada calon dari Partai Golkar pada pilkada. Kampanye diskusi kelompok group discussion campaign dilakukan dengan membentuk kelompok, diskusi kecil yang membicarakan masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Kampanye diskusi keiompok group discussion campaign yang dilakukan oleh Partai Golkar dihadiri oleh para tokoh masyarakat dan tokoh agama seperti misalnya camat, lurah, kepala lingkungan kepling dan lainnya. Hal ini sebagimana yang telah disampaikan oleh Bapak M.Syaf Lubis : “…kampanve diskusi keiompok group discussion campaign dilakukan untuk mendapatkan simpati dari masyarakat agar memberikan suaranya kepada calon yang diusung dari Golkar pada pilkada. Kampanye diskusi kelompok group discussion campaign juga dilakukan dengan membenluk kelompok, diskusi kecil yang rnembicarakan masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Diskusi kelompok group discussion campaign ini biasanya dihadiri oleh para tokoh masyarakat dan tokoh agama seperti misalnya camat, lurah, kepala lingkungan kepling dan lainnya. Dalam pelaksanaannya di lapangan, kampanye melalui diskusi kelompok sangat sulit dilakukan dengan para masyarakat luas karena kebanyakan dari mereka yang bclum paham terhadap hal-hal yang akan disampaikan oleh para Universitas Sumatera Utara kader dari partai politik tertentu, maka dari itu kampanye diskusi kelompok biasanya hanya dihadiri oleh para tokoh masyarakat dan tokoh agama saja. Hal ini juga dilakukan karena para kader Partai Golkar menganggap bahwa para tokoh agama dan tokoh masyarakat dapat memberikan pengaruh yang cukup besar kepada masyarakat setempat untuk mendukung partai tersebut dengan cara memberikan suara pada saat pilkada maupun pemilu dilaksanakan. Namun dalam pelaksanaan kampanye diskusi kelompok ini juga tidaklah gampang. Para juru kampanye ataupun kader Partai Golkar harus melaksanakan suatu pendekatan terhadap tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh agama yang cukup disegani oleh masyarakat disuatu daerah tertentu. Dalam hal ini Partai Golkar melakukan dua pendekatan yaitu pendekatan vertikal dan pendekatan horizontal.

a. Pendekatan Secara Vertikal