Objek Penelitian Tampilan Kekerasan Dalam Film (Studi Analisis Isi Tentang Kekerasan Fisik dan Psikologis Dalam Film“The Raid: Redemption” Karya Gareth Evans)

39 Universitas Sumatera Utara BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Film The Raid: Redemption bukan film pertama Gareth Evans yang bercerita tentang Pencak Silat. Pada tahun 2009, Evans membuat film Merantau yang menampilkan adegan laga pencak silat. Film ini sendiri melambungkan nama pemeran utamanya Iko Uwais. Iko Uwais sendiri adalah seorang ahli pencak silat, bersama Yayan Ruhian Mad Dog yang merupakan guru silatnya, Iko beradu akting dalam film ini. Sebelum adanya film Merantau, silat yang merupakan olahraga khas Indonesia belum pernah ditampilkan dalam film. “Bahkan Barry Prima yang dulu banyak memainkan film laga, lebih banyak menggunakan jurus-jurus KungFu dalam filmnya” ujar Iko Total Film, April 2012. Kesuksesan film ini yang menginspirasi Gareth Evans untuk membuat film selanjutnya yang berjudul The Raid: Redemption. Film ini bercerita tentang kisah sederhana tentang bagaimana sekelompok tim SWAT menyergap sarang mafia di gedung yang ternyata dihuni banyak kriminal. Gedung itu seketika menjadi medan pertempuran dahsyat. Para kriminal dalam gedung itu memberi perlawanan sengit kepada para penyerang. Tim SWAT Special Weapon and Tactics atau pasukan khusus tiba di sebuah blok apartemen yang tidak terurus dengan misi menangkap pemiliknya, raja bandar narkotika bernama Tama. Blok ini tidak pernah digrebek oleh polisi sebelumnya. Sebagai tempat yang tidak terjangkau oleh pihak berwajib, gedung ini menjadi tempat berlindung para pembunuh, anggota geng, pemerkosa dan pencuri yang mencari tempat tinggal aman. Tokoh utama film ini adalah Rama yang diperankan Iko Uwais sebagai pemimpin tim SWAT. Rama ingin menangkap Tama Ray Sahetapy pemimpin mafia yang memberikan perlindungan bagi banyak penjahat di gedung berlantai 5 tersebut. 40 Universitas Sumatera Utara Film The Raid: Redemption mengundang banyak pujian dikarenakan aksi silatnya yang sangat orisinil. Yayan Mad Dog menyebutkan bahwa aksi adegan film ini murni berdasarkan silat. Silat sendiri merupakan salah satu kesenian khas Indonesia. “Istilah yang ada di kita itu silat adalah ‘silaturahmi’, yaitu persaudaraan. Pencak silat baru bisa dikatakan pencak silat kalau ada 4 unsur: olahraga, seni, bela diri, mentalspiritual. Di Indonesia sendiri ada 1000 perguruan silat dengan berbagai macam aliran” Ujar Yayan Total Film, April 2012. Konsep koreografer film ini menampilkan silat sesungguhnya. Gareth Evans berusaha meminimalkan unsur sadis dalam film ini. Evans tidak memunculkan adegan langsung kena bacok atau kena tusuk, namun sebelumnya akan ada proses pertarungan terlebih dahulu. Banyaknya adegan laga dalam film ini membutuhkan banyak pemeran pengganti. Film ini menggunakan jasa 130 pemeran pengganti.

3.2 Metode Penelitian