41
Universitas Sumatera Utara
mendeskripsikan hasil penelusuran informasi ke fakta yang diolah menjadi data. Tujuan penggunaan jenis penelitian ini adalah menggambarkan sistematika fakta
atau karakteristik secara faktual dan seksama. Secara keseluruhan, penelitian ini bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi dalam sebuah media
dengan menggunakan teknik symbol coding yaitu mencatat lambang atau pesan secara sistematis kemudian diberi interpretasi. Rakhmat, 1998: 24.
Teknik yang digunakan oleh peneliti yaitu dengan teknik analisis isi. Analisis isi content analysis adalah analisis yang dirancang untuk menghasilkan
penghitungan yang objektif, terukur, dan teruji atas isi pesan yang nyata manifest content of messages. Analisis ini menganalisis tatanan pertandaan yang bersifat
denotatif. Analisis ini berfungsi paling baik dalam skala besar dimana semakin banyak yang dianalisis, maka semakin akurat analisisnya. Analisis ini berjalan
melalui identifikasi dan penghitungan unit-unit terpilih dalam sebuah sistem komunikasi. Analisis isi harus non-selektif, analisisnya mencakup keseluruhan
pesan, atau sistem pesan, atau secara tepat pada sampel atau objek penelitian yang tersedia. Sehingga analisis ini diklaim memiliki objektivitas ilmiah Fiske, 1990:
188-189.
3.2.1 Analisis Isi Content Analysis
Analisis isi ini memiliki sifat penelitian yang kuantitatif, dimana penelitian kuantitatif adalah suatu kegiatan pengumpulan data kuantitatif, sedangkan data
kuantitatif merupakan data yang menunjukkan besaran, ukuran, frekuensi dan wujudnya berupa angka. Sehingga sesuai dengan sifat, tujuan dan definisi analisis
isi dimana ini adalah teknik penelitian untuk uraian yang objektif, sistematis dan kuantitatif, sehingga peneliti betul-betul dibatasi dalam proses penelitiannyan
karena ia tidak menggunakan subyektifitas dalam proses meneliti. Jadi, sifat dan tujuan analisis isi kuantitatif secara ringkas dapat di simpulkan sebagai berikut:
1. Analisis isi kuantitatif hanya dapat digunakan untuk membedah muatan teks komunikasi yang bersifat manifes
nyata. 2. Analisis isi kuantitatif yang dipentingkan adalah
objektivitas,validitas dan reliabilitas. Tidak boleh ada penafsiran dari peneliti.Peneliti hanya boleh membaca apa
yang disajikan dan terlihat dalam teks.
42
Universitas Sumatera Utara
3. Analisis isi kuantitatif hanya dapat mempertimbangkan ”apa yang dikatakan” what, tetapi tidak menyelidiki ”bagaimana
yang dikatakan” how. 4. Analisis isi bertujuan melakukan generalisasi bahkan
melakukan prediksi. Uji statistik yang digunakan dalam analisis isi secara tidak langsung memang bertujuan agar
hasil penelitian yang dilakukan dapat menggambarkan fenomena keseluruhan dari suatu isu peristiwa bahkan bisa
melakukan prediksi. Jika keadaan dan kondisi yang diteliti sama dengan yang sedang diteliti, maka keadaan yang sama
tersebut apabila diteliti akan menemukan hasil yang sama jika diteliti oleh peneliti lain Sobur, 2006: 70-71.
Analisis isi kuantitatif hanya mengungkap data yang ditunjukkan oleh angka-angka. Analisis isi kuantitatif berupaya untuk menjadikan penelitiannya
objektif. Objektifitas ditampilkan dengan tidak memasukkan unsur mitologi atau hubungan semu pada data-data yang dianalisis. Penelitian ini berupaya untuk
menggeneralisasikan fakta yang ditemukan. Analisis isi content analysis adalah teknik penelitian untuk membuat
inferensi-inferensi yang dapat ditiru replicabel dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya Krippendorf,1993: 15. Analisis isi berhubungan
dengan komunikasi atau isi komunikasi. Logika dasar dalam komunikasi, bahwa setiap komunikasi selalu berisi pesan dalam sinyal komunikasinya itu, baik berupa
verbal maupun nonverbal. Sejauh ini makna komunikasi menjadi amat dominan dalam setiap peristiwa komunikasi.
Beberapa peneliti juga mendefenisikan analisis isi, antara lain Holsti 1969 yang mendefenisikan analisis isi adalah suatu teknik penelitian untuk membuat
inferensi yang dilakukan secara objektif dan identifikasi sistematis dari karakteristik pesan. Sementara Weber 1994 mendefenisikan analisis isi adalah
metode penelitian dengan menggunakan seperangkat prosedur untuk membuat inferensi yang valid dari teks.
Gagasan untuk menjadikan analisis isi sebagai teknik penelitian justru muncul dari orang seperti Bernard Berelson 1959, ia telah menaruh banyak
perhatian pada analisis isi. Definisi analisis isi menurut Bernard Berelson:
43
Universitas Sumatera Utara
content analysis is a research technique for the objective, systematic and quantitative description of the manifest content of
communication Bungin, 2004: 173.
Tekanan Berelson adalah menjadikan analisis isi sebagai teknik penelitian yang objektif, sistematis dan deskripsi kuantitatif dari apa yang tampak dalam
komunikasi. Analisis isi disebut objektif jikalau peneliti benar-benar melihat apa yang ada dalam teks film dan tidak memasukkan subjektifitas kecenderungan,
bias.
3.2.1.a Prinsip Dasar Analisis Isi
Melalui defenisi yang disampaikan Berelson, Stempel 1983
mengemukakan beberapa prinsip dasar analisis isi, yaitu: 1. Prinsip sistematik oleh Berelson diartikan, bahwa ada
perlakuan prosedur yang sama pada semua isi yang dianalisis. 2. Prinsip obyektif, berarti hasilnya tergantung pada prosedur
penelitian bukan pada orangnya. 3. Kuantitatif, diartikan dengan mencatat nilai-nilai bilangan
atau frekuensi untuk melukiskan berbagai jenis isi yang didefinisikan.
4. Isi yang nyata, diberi pengertian, yang diteliti dan dianalisis hanyalah isi yang tersurat, yang tampak, bukan makna yang
dirasakan oleh si peneliti Bungin, 2004: 134-135. Salah satu ciri dari ilmu pengetahuan adalah replicabel dapat dilakukan
kembali untuk menguji kebenaran ilmu pengetahuan. Subjektifitas dalam ilmu pengetahuan menjadikan kebenaran hanya bisa diterima dalam diri peneliti.
Generalisasi dalam penelitian memungkinkan peneliti lain untuk meneliti penelitian sejenis ditempat yang sama maupun tempat yang berbeda
3.2.1.b Penggunaan Analisis Isi
Wimmer dan Dominick 2000 setidaknya ada lima kegunaan yang dapat dilakukan dalam penelitian analisis isi, yaitu:
44
Universitas Sumatera Utara
1. Menggambarkan isi komunikasi describing communication content.
2. Menguji hipotesis tentang karakteristik pesan testing hipotheses of messages characteristics.
3. Membandingkan isi media dengan dunia nyata comparing media content to the real world.
4. Memperkirakan gambaran kelompok tertentu di masyarakat assessing the image of particular groups in society.
5. Mendukung studi efek media massa Bungin, 2004: 135- 138.
Penelitian analisis isi kuantitatif memungkinkan untuk menggambarkan fenomena dalam proses komunikasi. Dalam penelitian ini proses komunikasi yang
diteliti adalah frekuensi kekerasan dalam film The Raid: Redemption. Realitas nyata dan realitas media selalu menjadi perdebatan yang menarik. Apakah realitas
nyata dibentuk oleh realitas media atau realitas media terbentuk dari realitas nyata. Penelitian ini mendukung untuk menemukan jawaban atas kedua
pertanyaan di atas.
3.2.1.c Kelebihan dan Keterbatasan Analisis Isi
Bungin 2004: 139-142 mengungkapkan bahwa penggunaan analisis isi juga memiliki kelebihan dan keterbatasan. Kelebihan utama metode ini adalah
tidak digunakannya manusia sebagai subjek penelitian. Hal ini menyebabkan penelitian relatif lebih mudah, tidak ada reaksi dari populasi ataupun sampel yang
diteliti karena tidak ada orang yang diwawancarai, diminta mengisi kuesioner ataupun diminta datang di laboratorium. Analisis isi juga relatif murah, tidak
terbentur masalah perizinan penelitian. Bahan-bahan penelitian mudah didapat terutama di perpustakaan-perpustakaan atau dibagian dokumentasi audio visual.
Kelebihan lainnya ialah ketika peneliti tidak dapat melakukan penelitian survei atau pengamatan terhadap populasi, analisis isi dapat digunakan.
Kekurangan analisis isi terpenting adalah hanya meneliti pesan yang tampak, sesuatu yang disembunyikan dalam pesan bisa luput dari analisis isi.
Selanjutnya adalah kesulitan menentukan media atau tempat memperoleh pesan- pesan yang relevan dengan masalah yang diteliti
45
Universitas Sumatera Utara
3.2.1.d Tahapan Penelitian Analisis Isi
Untuk memudahkan peneliti melakukan penelitian, penelitian ini dibagi dalam beberapa tahapan penelitian analisis isi, yakni:
1. Menentukan permasalahan. 2. Menyusun kerangkan pemikiran conceptual atau theoritical
framework .
3. Menyusun perangkat metodologi. 4. Analisis data merupakan analisis terhadap data yang berhasil
dikumpulkan oleh peneliti melalui perangkat metodologi tertentu.
5. Interpretasi data merupakan interpretasi terhadap hasil analisis data Bungin, 2004: 139-142.
Permasalahan dalam analisis isi mempengaruhi unit analisis yang akan digunakan. Dalam penelitian ini, peneliti hanya berfokus pada permasalahan
kekerasan. Kekerasan dalam penelitian ini terbagi dalam kekerasan fisik dan kekerasan psikologis.
3.3 Kerangka Analisis