kelarutan obat meningkat. Seperti yang ditunjukkan pada hasil analisis difraksi sinar –X Gambar 4.12. Karena menurut Dahan dan Amidon 2009,
ibuprofen termasuk pada senyawa model biopharmaceutical classifikasi system BCS II, yaitu permeabilitas tinggi kelarutan rendah, maka setelah ibuprofen
dapat larut dalam medium cairan pencernaan, ibuprofen dapat dengan cepat diabsorbsi.
Gambar 4.13 Grafik hasil persen kumulatif rata-rata disolusi bahan baku dan
ODT ibuprofen proses liofilisasi Keterangan:
Ibuprofen Bahan baku ibuprofen 200 mg F1 ODT dengan campuran gelatin 5 : manitol = 200 mg : 0 mg
F2 ODT dengan campuran gelatin 5 : manitol = 150 mg : 50 mg F3 ODT dengan campuran gelatin 5 : manitol = 100 mg : 100 mg
F4 ODT dengan campuran gelatin 5 : manitol = 50 mg : 150 mg
Untuk mengetahui apakah ada perbedaan bermakna dari profil disolusi pada formula F1, F2, F3, F4, dan bahan baku ibuprofen, maka dilakukan uji
statistik ANOVA dengan menggunakan program SPSS 15.0 dengan p 0,05.
4.3.9.1 Hasil uji ANOVA dan Duncan disolusi formula ODT menit ke-1
Hasil uji ANOVA disolusi bahan baku dan ODT ibuprofen pada menit ke-1 dapat dilihat pada Tabel 4.9.
20 40
60 80
100 120
1 3
5 7
10 15
20 30
45 60
K um
ul atif
Waktu menit
F1 F2
F3 F4
Ibuprofen
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.9 Hasil uji ANOVA disolusi bahan baku dan ODT ibuprofen menit
ke-1
Dari hasil uji statistik ANOVA pada Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan bermaknasignifikan persen kumulatif antara formula F1,
F2, F3, F4, dan bahan baku ibuprofen pada menit ke-1 karena p = 0,000 p 0,05. Untuk mengetahui dimanakah letak perbedaan bermaknasignifikan dari
formula maka dilakukan juga uji Duncan yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Hasil uji Duncan disolusi menit ke-1
Dari hasil uji Duncan pada Tabel 4.10 maka dapat diketahui pada menit ke-1 terdapat perbedaan bermakana persen kumulatif antara bahan baku
ibuprofen dengan formula F1, F2, F3, dan F4 sedangkan untuk semua formula ODT sendiri terdapat perbedaan bermakna antara F1 dengan F4 hal ini diduga
karena pada F1 mengandung komposisi perbandingan gelatin 5 yang lebih besar sehingga pori-pori ODT yang terbentuk semakin banyak mengakibatkan
Universitas Sumatera Utara
mempercepat absorbsi medium ke dalam tablet dan akhirnya menyebabkan tablet semakin cepat hancur dan melepaskan bahan aktif obat.
4.3.9.2 Hasil uji ANOVA dan Duncan disolusi formula ODT menit ke-3
Hasil uji ANOVA disolusi bahan baku dan ODT ibuprofen pada menit ke-3 dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Hasil uji ANOVA disolusi bahan baku dan ODT ibuprofen menit
ke-3
Dari hasil uji statistik ANOVA di atas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan bermakanasignifikan persen kumulatif menit ke-3 antara formula
F1, F2, F3, F4, dan bahan baku ibuprofen karena p = 0,000 p 0,05. Untuk mengetahui dimanakah letak perbedaan bermaknasignifikan dari formula
maka dilakukan juga uji Duncan yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12 Hasil uji Duncan disolusi menit ke-3
Melalui Tabel 4.12 kita ketahui bahwa persen kumulatif antara bahan baku ibuprofen dengan semua formula ODT pada menit ke-3 terdapat
Universitas Sumatera Utara
perbedaan bermakna, begitu pula dengan formula F4 dengan ketiga formula lainnya, sedangkan untuk formula F1 dengan F2 dan F2 dan F3 tidak ada
perbedaan bermakna atau signifikan.
4.3.9.3 Hasil uji ANOVA dan Duncan disolusi formula ODT menit ke-5