Uraian Tentang Gelatin TINJAUAN PUSTAKA

Dan menurut pengaturan CAC Codex Alimentarius Commission, batas maksimal penggunaan manitol adalah 60.000 mgkg produk Kepala Badan POM RI, 2008.

2.8 Uraian Tentang Gelatin

Gelatin berasal dari bahasa latin, yaitu gelatus yang berarti kuat atau beku. Nama gelatin mulai digunakan secara umum sekitar tahun 1700-an. Menurut Leiner Davis Gelatin Co 2000, gelatin diperoleh dari hidrolisis terkontrol serat protein kolagen yang banyak ditemukan di alam sebagai unsur pokok dari kulit, tulang, dan jaringan ikat. Gelatin merupakan senyawa turunan protein yang tersusun atas asam- asam amino. Menurut Fardiaz 1989, molekul-molekul gelatin mengandung tiga kelompok asam amino yang tinggi, yaitu sekitar sepertiganya terdiri dari residu asam amino glisin atau alanin, hampir seperempatnya terdiri atas asam amino basa atau asam, seperempatnya lagi merupakan asam amino prolin dan hidroksiprolin, dan sisanya asam amino lain. Proporsi yang tinggi dari residu polar ini membuat molekul gelatin mempunyai afinitas yang sangat tinggi terhadap air. Oleh karena proporsi yang tinggi dari residu prolin dan hidroksiprolin, molekul-molekul gelatin tidak mampu melilit membentuk coil helix seperti halnya pada kebanyakan molekul protein. Sebaliknya molekul- molekul gelatin ini membentuk molekul yang panjang dan tipis, suatu sifat yang sangat menguntungkan dalam proses pembentukan gel. Adapun komposisi asam amino pada gelatin dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Komposisi asam amino pada gelatin Cole, 2000 Parker 1982 juga menambahkan bahwa gelatin merupakan suatu polimer linear dari asam amino yang umumnya terjadi dari pengulangan asam amino glisin-prolin-prolin atau glisin-prolin-hidroksiprolin. Komposisi asam amino gelatin bervariasi tergantung pada spesies hewan penghasil, sumber kolagen, dan jenis kolagen. Gelatin bukan termasuk protein yang lengkap karena gelatin tidak mengandung asam amino triptofan Cole, 2000, namun gelatin mengandung sedikit asam amino yang jarang ditemui yaitu hidroksilisin Glicksman, 1969. Gelatin mengandung asam glutamat dengan jumlah yang cukup tinggi. Asam glutamat ini sangat berperan dalam pengolahan makanan karena dapat menimbulkan citarasa yang lezat Winarno, 1997. Sifat fisik dan kimia gelatin tergantung dari kualitas bahan baku, pH, keberadaan zat-zat organik, metode ekstraksi, suhu, dan konsentrasinya Parker, 1982. Secara fisik gelatin dapat berbentuk bubuk, pasta, maupun lembaran gelatin. Gelatin yang berbentuk lembaran atau butiran, harus direndam terlebih dahulu sebelum digunakan, sedangkan gelatin yang Universitas Sumatera Utara berbentuk bubuk dapat langsung digunakan. Gelatin murni biasanya tidak berasa, tidak berbau, dan berwarna sedikit kuning Mark dan Stewart, 1957. Gelatin dapat berubah dari bentuk sol menjadi gel dan sebaliknya dapat berubah dari bentuk gel menjadi sol kembali. Gelatin juga dapat membengkak atau mengembang dalam air dingin, membentuk film, mempengaruhi viskositas suatu bahan, dan dapat melindungi sistem koloid Parker, 1982. Menurut Jones 1977, sifat gelatin yang dapat berubah dari sol menjadi gel secara reversible itulah yang membuat gelatin lebih istimewa daripada gel hidrokoloid lain yang tidak dapat berubah secara reversible seperti pati, alginat, protein susu, dan albumin telur. Salah satu sifat fisik gelatin yang penting adalah kekuatan untuk membentuk gel yang disebut kekuatan gel. Gel gelatin terbentuk akibat adanya pembentukan jala atau jaring tiga dimensi oleh molekul polimer yang membentuk ikatan silang di antara sesamanya. Ikatan atau interaksi yang berperan dalam pembentukan ikatan silang ini diperkirakan adalah ikatan hidrogen, ikatan ion, dan ikatan hidrofobik antar rantai Fardiaz, 1989. Perubahan sol ke gel atau sebaliknya dipengaruhi oleh perubahan suhu, komposisi pelarut, dan tingkat keasaman pH. Pembentukan atau perubahan menjadi gel ini akan terganggu jika kondisi terlalu asam atau terlalu basa. Berdasarkan cara pembuatannya, gelatin dibedakan atas dua jenis yaitu gelatin tipe A gelatin A dan gelatin tipe B gelatin B Hinterwaldner, 1977. Gelatin A dibuat dengan cara ekstraksi menggunakan asam-asam organic. Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan, asam yang paling baik digunakan adalah asam klorida HCl dengan konsentrasi 1-5 vv dan masa Universitas Sumatera Utara perendaman selama 10-48 jam. Asam klorida memiliki kelebihan yaitu dapat menguraikan serat kolagen lebih banyak dan lebih cepat tanpa mengurangi kualitas gelatin yang dihasilkan, serta mengubah serat kolagen tripel heliks menjadi rantai tunggal Ward dan Courts, 1977. Gelatin B dihasilkan dari ekstraksi dengan larutan yang bersifat basa seperti air kapur. Waktu perendaman yang diperlukan untuk ekstraksi menggunakan basa biasanya lebih lama, dapat mencapai 12 minggu dan menghasilkan kolagen rantai ganda Poppe, 1992. Secara umum semua gelatin mempunyai kegunaan yang sama, namun terdapat perbedaan sifat antara gelatin A dan gelatin B, di antaranya adalah dalam hal viskositas, kadar abu, pH, dan titik isoelektrik yang dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Perbedaan gelatin A dan B GMIA, 2012 Gelatin banyak dimanfaatkan oleh berbagai industri antara lain industri pangan. Salah satu industri lain yang juga menggunakan gelatin dengan jumlah yang cukup besar adalah industri farmasi. Gelatin dalam industri farmasi digunakan untuk membuat kapsul obat sehingga obat lebih mudah ditelan, selain itu juga digunakan dalam pembuatan tablet obat agar bentuk tablet lebih padat, kompak, dan kandungan zat menjadi lebih awet. Gelatin dalam pembuatan tablet biasanya digunakan sejumlah 1-5 bb Herbert, et al., 1989. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunaan metode eksperimental yang meliputi formulasi orally disintegrating tablet ODT ibuprofen dan evaluasi sediaan.

3.1 Alat-alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah blister d = 13 mm, freezer, freeze dryer VIRTIS, disintegration tester Copley, dissolution tester tipe dayung, friabilator Copley, hardness tester Copley, spektrofotometer UVVisible UVmini 1240 Shimadzu, difraksi sinar-X Philips Analytical X-Ray, mixer, stopwatch, neraca digital Henherr BL-H 2 , alat-alat gelas dan alat laboratorium lainnya.

3.2 Bahan-bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibuprofen PT Dexa Medica, manitol, gelatin berkekuatan gel 140 bloom, akuades bebas CO 2 , NaOH p.a E. Merck, dan kalium fosfat mono basa p.a E. Merck. 3.3 Prosedur Kerja 3.3.1 Pembuatan pereaksi

3.3.1.1 Air bebas karbondioksida

Air suling yang telah dididihkan selama 5 menit atau lebih dan didiamkan sampai dingin pada suhu kamar dan tidak boleh menyerap karbondioksida dari udara dengan cara dimasukkan dalam wadah tertutup Ditjen POM, 1995. Universitas Sumatera Utara