xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia yang tersurat dalam UUD 1945 alinea ke empat. Untuk
mencapai tujuan tersebut tidak semudah membalik telapak tangan saja, akan tetapi perlu dicapai dengan suatu perjuangan yang tidak pernah berhenti selama Negara
ini membangun. Era globalisasi telah menuntut kita untuk bersaing dalam kancah internasional, salah satunya adalah dalam bidang pendidikan, karena maju
mundurnya suatu bangsa terletak pada kualitas sumber daya manusianya atau SDM.
Melihat begitu pentingnya maka filosofi eksistensialisme berkeyakinan bahwa menyuburkan dan mengembangkan eksistensi peserta didik seoptimal
mungkin melalui fasilitasi yang dilaksanakan melalui proses pendidikan yang bermartabat, pro perubahan kreatif, inovatif dan eksperimentatif, menumbuhkan
dan mengembangkan bakat, minat dan kemampuan peserta didik sangatlah diperlukan, maka penyelenggaraan pendidikan di Indonesia harus memperhatikan
perbedaan kecerdasan, kecakapan, bakat dan minat peserta didik. Jadi peserta didik harus diberi perlakuan secara maksimal untuk mengaktualkan potensi
intelektual, emosional dan spiritualnya. Para peserta didik tsb merupakan asset bangsa yang sangat berharga dan merupakan salah satu faktor daya saing yang
1
xix kuat, yang secara potensial mampu merespon tantangan globalisasi. Filosofi
esensialisme menekankan bahwa pendidikan harus berfungsi dan relevan dengan kebutuhan, baik kebutuhan individu, keluarga, maupun kebutuhan berbagai sektor
dan sub-sub sektornya, baik lokal, nasional, maupun internasional. Terkait dengan tuntutan globalisasi, pendidikan harus bersaing secara internasional.
Empat pilar pendidikan yang terdiri learning to know, learning to do, learning to live together, and learning to be
. Yang artinya bahwa pembelajaran tidak sekedar memperkenalkan nilai-nilai learning to know, tetapi juga harus
bisa membangkitkan penghayatan dan mendorong menerapkan nilai-nilai tsb learning to do yang dilakukan secara kolaboratif learning to live together dan
menjadikan peserta didik percaya diri dan menghargai dirinya learning to be. Untuk mengupayakan kualitas pendidikan tersebut upaya yang dilakukan
pemerintah adalah mewujudkan atau menyelenggarakan SBI Sekolah Bertaraf Internasional. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang System Pendidikan
Nasional UUSPN 202003 pasal 50 ayat 3 menyatakan bahwa “Pemerintah dan atau pemerintah daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satu satuan
pendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan bertaraf internasional “. Secara implisit amanat tersebut telah dimuat
dalam cetak Biru Pendidikan Nasional 2006 – 2025 dan secara eksplisit telah dimuat dalam rencana strategi Departemen Pendidikan Nasional 2005 – 2009.
Untuk memenuhi amanat UUSPN 202003 tersebut SBI mulai dirintis tahun 2006. Perintisan SBI merupakan keniscayaan karena selain untuk memenuhi UUSPN
2003 era globalisasi juga menuntut kemampuan daya saing kuat dalam SDM,
xx teknologi dan manajemen. Penyelenggaraan SBI sangat memerlukan dukungan
baik SDM, teknologi dan manajemen input, proses, output. Ketiganya sangat menentukan keberhasilan daripada SBI. Keunggulan manajemen akan
meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Keunggulan sumber daya manusia SDM merupakan kunci daya saing karena SDM lah yang akan menentukan siapa yang
mampu menjaga kelangsungan hidup, perkembangan dan kemenangan dalam persaingan.
Keunggulan teknologi
akan menurunkan
biaya produksi,
meningkatkan kandungan nilai tambah, memperluas keragaman produk dan meningkatkan mutu produk. Keunggulan SDM dan keunggulan manajemen tidak
akan ada artinya tanpa dukungan teknologi baik sarana dan prasarana yang lengkap, relevan, mutakhir dan canggih dan bertaraf internasional. Untuk
mencapai sarana dan prasarana tersebut perlu dilakukan telaah terhadap sarana dan prasarana yang ada saat ini dan dilakukan modernisasi. Modernisasi meliputi
antara lain gedung, ruang kelas, laboratorium Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Biologi, Kimia, Ilmu Pengetahuan Sosial, perpustakaan, lapangan,
peralatan dan perlengkapan belajar mengajar, media pendidikan, buku, komputer dan sebagainya untuk tidak disebut satu persatu SBI harus telah menggunakan
ICT Laptop, LCD, TV, VCD dll dalam proses belajar mengajar dan administrasi sekolah. SBI dikembangkan berdasarkan atas kebutuhan dan prakarsa sekolah
demand driven and bottom-up. Kondisi awal SBI tidak sama antara satu sekolah dengan sekolah yang lain dalam kebutuhan, kemampuan, dan kesanggupannya.
Maka upaya-upaya yang ditempuh oleh masing-masing SBI boleh beragam dan mendasarkan atas kebutuhan masing-masing. Inisiatif pengembangan SBI
xxi diharapkan berasal dari sekolah itu sendiri dan bukan kehendak pihak luar
sekolah. Dengan prinsip bottom-up, masing-masing SBI akan lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan dirinya. SBI dalam proses belajar mengajar
menuntut penggunaan multimedia merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dan dikembangkan guna pembelajaran di sekolah, karena multimedia
merupakan sarana yang berguna memfasilitasi kegiatan belajarpembelajaran guna mencapai prestasi belajar siswa sesuai dengan target SBI dimana output memiliki
prestasi kemampuan yang tidak hanya siap bersaing tingkat lokalnasional bahkan kancah internasional. Disini laboratorium multimedia memegang peranan
penting dalam mengantarkanmendukung pembelajaran siswa sehingga prestasi belajar siswa dapat dibanggakan.
Kenyataannya di lapangan pembelajaran dengan multimedia selain menyenangkan juga sangat membantu sekali dalam proses pembelajaran,
mengingat karakteristik siswa berbeda-beda kemampuannya dalam menangkap materi yang ujungnya nanti akan mempengaruhi prestasi siswa yang mana prestasi
tinggi merupakan syarat mutalk SBI. Hal ini merupakan catatan tersendiri bagi sekolah yang mau merintis sekolah sebagai sekolah bertaraf internasional.
Memenuhi standart SBI tidak begitu mudah, akan tetapi pasti banyak kendala- kendala yang dihadapi oleh sekolahan yang bersangkutan. Berangkat dari
permasalahan ini maka penulis tertarik mengangkat judul “Manfaat Laboratorium Multimedia dalam Program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional di SMP
Negeri I Boyolali Tahun 2009” sebagai judul tesis.
xxii
B. PERUMUSAN MASALAH