32 b
Berbagi hasil kontruksi Pada tahap ini siswa membacakan hasil kerja rekontruksinya pada siswa
lain atau guru dan ditanggapi oleh siswa lain atau guru. c
Merekontruksi berduakelompok Pada tahap ini, siswa yang memiliki kesamaan rekontruksi saling bekerja
sama untuk menentukan bagian mana dari yang mereka buat yang harus disempurnakan atau dikembangkan. Hasil kegiatan ini hanya penentuan bagian
yang harus diubah. d
Rekontruksi ulang Pada tahap ini, siswa memperbaiki tulisannya berdasarkan hasil kegiatan
rekontruksi berdua. 3
Tahap Pascamenulis a
Koreksi akhir Pada tahap ini, siswa membaca tulisannya dan mendapatkan masukan dari
guru. Berdasarkan masukan tersebut selanjutnya siswa memperbaiki kembali tulisannya.
b Publikasi
Pada tahap ini, siswa mempublikasikan tulisannya pada tempat atau wahana yang disediakan guru.
3. Karakteristik Anak Sekolah Dasar
Menurut Muhibin Abdul Majid, 2014: 8, perkembangan anak sekolah dasar yang berusia 7
– 11 tahun berada pada tahap operasional. Tahapan ini ditandai oleh kemampuan berfikir konkret dan mendalam, mampu
33 mengklasifikasikan dan mengontrol persepsinya. Pada tahap ini, perkembangan
kemampuan berpikir siswa sudah mantap, kemampuan skema asimilasinya sudah lebih tinggi dalam melakukan suatu koordinasi yang konsisten antar
skema. Berdasarkan tahap tersebut siswa kelas IV memiliki tingkatan operasional konkret. Menurut Buhler Alex Sobur, 2009: 132, masa anak
sekolah dasar adalah masa menyelidik, mencoba, dan bereksperimen, yang distimulasi oleh dorongan-dorongan menyelidik dan rasa ingin tahu yang besar;
masa pemusatan dan penimbunan tenaga untuk berlatih, menjelajah, dan bereksplorasi.
Menurut Piaget Rita Eka Izzaty, dkk., 2008: 106 ,
masa anak-anak sekolah dasar merupakan masa kanak-kanak akhir yang berada pada tahap
operasi konkret dalam berpikir, dimana anak berpikir logis terhadap objek yang konkret. Berkurang rasa egonya dan mulai bersikap sosial. Dalam tahap operasi
konkret, anak berpikir induktif, yaitu dimulai dengan observasi seputar gejala atau hal yang khusus dari suatu kelompok masyarakat, binatang, objek, atau
kejadian, kemudian menarik kesimpulan. Dalam perkembangan bahasa, anak pada masa ini mengalami
perkembangan yang nampak pada perubahan perbendaharaan kata dan tata bahasa. Tidak hanya menggunakan banyak kata, namun juga memilih kata yang
tepat untuk penggunaan tertentu. Area utama dalam pertumbuhan bahasa adalah pragmatis, yaitu penggunaan praktis dari bahasa untuk komunikasi.
Pada pembelajaran membaca dan menulis, anak-anak merasa bebas dari keterbatasan untuk berkomunikasi langsung. Menulis merupakan tugas yang
34 dirasa lebih sulit daripada membaca bagi anak. Cara belajar menulis dilakukan
setahap demi setahap dengan latihan dan seiring dengan perkembangan membaca. Membaca memiliki peran penting dalam perkembangan bahasa anak
Rita Eka Izzaty, dkk., 2008: 108. Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam
perkembangan bahasanya, anak sekolah dasar masih membutuhkan contoh yang konkret. Dengan metode eksplorasi membaca ini, anak melihat contoh cerita
fiksi secara konkret. Anak hanya diminta untuk menceritakan kembali cerita fiksi tersebut dengan bahasa anak sendiri.
B. Kerangka Pikir
Gambar 1. Skema Kerangka Pikir Menulis pada dasarnya adalah proses yang melibatkan kemampuan
berpikir untuk menghasilkan pesan tertulis bagi para pembcanya. Menulis juga dapat dikatakan sebagai kegiatan mereaksi artinya menulis adalah proses
mengemukakan pendapat atas dasar masukan yang diperoleh penulis dari berbagai sumber ide yang tersedia. Sumber ide bisa segala objek yang mampu
merangsang penulis untuk menulis, termasuk tulisan orang lain yang dikenal dengan istilah tulisan reproduksi. Untuk terampil menulis, siswa harus memiliki
Graphophobia
Minat Membaca Rendah
Metode pembelajaran belum variatif
Metode eksplorasi
membaca Proses
pembelajaran dan
ketarampilan menulis
cerita fiksi meningkat.