8
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Menulis Cerita Fiksi
a. Pengertian Menulis Cerita Fiksi
Menurut Tarigan Haryadi dan Zamzami, 1997: 77, menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis yang menggambarkan
suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut, kalau mereka memahami bahasa dan lambang
grafis tersebut. Menurut Read Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati Zuchdi, 1999 : 278, fokus dalam kegiatan menulis bukan untuk menghasilkan ide, tetapi
mengekspresikan bahan yang telah disediakan dengan cara yang tepat. Menurut Ashadi Vero Sudiati dan A. Widyamartaya, 1995: 3, cerita
adalah ekspresi yang menggunakan kata-kata atas suatu kejadian yang dialami oleh manusia atau makhluk lain yang diperinsankan. Kejadian itu berlangsung
pada saat seseorang berinteraksi dengan manusia lain dan alam sekitarnya. Interaksi itu akan mengambil bentuk berupa pikiran, perasaan, dan perbuatan
seseorang. Istilah fiksi dalam bahasa Indonesia merupakan serapan dari bahasa
Inggris “fiction” yang berarti cabang seni sastra yang berupa cerita-cerita imajinasi, berbentuk prosa. Termasuk didalamnya adalah cerpen, novel, dan
cerita yang dici ptakan. Kata “fiction” sebenarnya diserap dari bahasa Latin
“fingere” yang berarti membuat, membentuk. Sehingga dapat disimpulkan
9 bahwa, fiksi adalah cerita rekaan yang
bersifat imajinatif Ahmad Rofi’uddin dan Darmayati Zuchdi, 1999: 140.
Menurut Burhan Nurgiyantoro 2013: 218, cerita fiksi merupakan cerita tentang hidup dan kehidupan, manusia dan kemanusiaan, yang kesemuanya itu
dituliskan secara prosais. Cerita fiksi menampilkan dunia dalam kata, dunia yang dibangun dan diabstraksi lewat kata-kata. Dalam cerita fiksi tergambar peristiwa
kehidupan lewat karakter tokoh dalam menjalani kehidupan sebagaimana diungkapkan lewat alur cerita.
Selain itu, cerita fiksi juga dapat dipahami sebagai metafora kehidupan metaphor for living sebagai kiasan kehidupan. Artinya, model-model
kehidupan lengkap dengan tokoh-tokohnya yang dikisahkan lewat cerita fiksi tersebut merupakan kiasan, simbolisasi, perbandingan, atau perumpamaan dari
kehidupan yang ada. Dalam hal ini cerita fiksi dapat dipandang sebagai salah satu interpretasi terhadap kehidupan. Berbagai tokoh dan peristiwa yang
dikisahkan dalam cerita itu secara logis memiliki potensi untuk dapat terjadi pada kehidupan masyarakat walau secara faktual-konkret tidak pernah ada dan
terjadi. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis cerita
fiksi adalah kegiatan mengungkapkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis yang mendayagunakan imajinasi penulis untuk dipahami atau dinikmati oleh
pembaca. Dalam menulis cerita fiksi berorientasi kepada pemberian dunia alternatif, menyajikan berbagai kemungkinan penafsiran tentang kehidupan,
menceritakan sesuatu bukan sebagaimana yang sungguh terjadi di atas bumi ini,
10 tetapi sebagaimana dibayangkan atau dikhayalkan terjadi Vero Sudiati dan A.
Widyamartaya, 1995: 35.
b. Jenis Cerita Fiksi