yang diinduksi osteomalacia TIO. Kelainan ini ditandai oleh hypophosphatemia, rendahnya kadar 1,25 OH2 vitamin D dan rakhitisosteomalasia Razzaque dan
Lanske, 2007. Mekanisme kerja FGF-23 dengan berikatan terhadap fibroblast growth factor
reseptor FGFR serta membutuhkan kofaktor klotho pada ginjal dan kelenjar paratiroid. Terdapat beberapa reseptor FGF yaitu FGFR1, FGFR3 serta FGFR4.
Khusus pada ginjal FGFR1 merupakan reseptor utama. Fibroblast growth factor reseptor 1 merupakan reseptor utama FGF-23 yang memediasi efek fosfaturic dari
FGF-23, sedangkan FGFR3 dan FGFR4 lebih berperan dalam metabolisme
vitamin D.
Gambar 2.6 Struktur FGF-23 Razzaque dan Lanske, 2007
2.5.2 Metode Pemeriksaan FGF-23
Saat ini tersedia dua metode pemeriksaan FGF-23 dengan enzyme linked immunosorbent assays ELISA yang menghitung kadar FGF-23 dengan dua cara
berdasarkan posisi epitopes pada bagian FGF-23 yang menangkap antibodi gambar 2.7. Metode intact FGF-23 ELISA iFGF-23 mengukur hanya FGF-23
yang aktif secara biologi karena capture antibodies mengenali dua epitop yang mengapit daerah proteolytic cleavage yang terletak diantara asam amino 179 dan
180 Yamazaki dkk., 2002; Wolf dan White, 2014. Metode C-terminal ELISA
cFGF-23 mengukur intact FGF-23 dan C-terminal fragments, karena capture antibodies mengenali dua epitopes pada C terminus dibagian distal dari
proteolytic cleavage Jonsson dkk., 2003; Wolf dan White, 2014.
Gambar 2.7 Metode pemeriksaan FGF-23 Wolf dan White, 2014
2.5.3 Peranan FGF-23 dalam Kondisi Fisiologis
Peranan utama FGF-23 ialah menjaga keseimbangan metabolisme fosfat dalam tubuh. Peranan tersebut melibatkan ginjal, tulang serta kelenjar paratiroid.
Secara skematis peranan FGF-23 dalam menjaga keseimbangan fosfat dalam kondisi normal dirangkum dalam gambar 2.8.
Pada kondisi fisiologis, bila terjadi peningkatan kadar fosfat dalam darah hiperfosfatemia maka akan memicu peningkatan kadar FGF-23 serum. Pada
ginjal, FGF-23 akan terikat dengan reseptornya FGFR serta kofaktor α-kloto.
Pada sel tubulus proksimal ginjal, FGF-23 akan menekan ekspresi NPT2a serta NPT2c sehingga menyebabkan peningkatan ekskresi fosfat lewat urine dalam
rangka menormalkan kembali kadar fosfat serum. Natrium phosphate transporter 2a merupakan cotransporter utama dalam proses reabsorpsi fosfat dan ditemukan
secara ekslusif pada membran apikal sel tubulus proksimal ginjal.
Gambar 2.8 Peranan FGF-23 dalam meregulasi metabolisme fosfat pada keadaan fisiologis
Lafage-Proust, 2010 Fibroblast growth factor 23 juga menekan sintesis 1,25 dihydroxyvitamin D.
Efek tersebut melalui penghambatan 25-hydroxyvitamin D 1- α-hydroxilase
Cyp27b1 dan stimulasi dari 1,25 dihydroxyvitamin D 24-hydroxylase Cyp24a1 pada tubulus proximalis Shimada dkk., 2004; Liu dkk., 2006. Kedua enzim
tersebut yaitu: Cyp27b1 dan Cyp24a1 merupakan enzim pada ginjal yang masing-
masing bertanggung jawab untuk sintesis bentuk bioaktif dari vitamin D dan inisiasi dari degradasi dari bentuk bioaktif vitamin D menjadi bentuk tidak aktif
asam calsitriol. Bila kita amati efek FGF-23 pada peningkatan ekskresi fosfat serta penekanan sintesis vitamin D terjadi di bagian tubulus proksimal ginjal
gambar 2.9. Sesunguhnya reseptor FGF-23 FGFR serta α-kloto sebagian besar
terletak di tubulus distal, sehingga hal ini dikenal dengan hipotesis distal to
proximal tubulur feedback mechanism Martin dkk., 2012.
Gambar 2.9 Pengaturan homeostasis fosfat oleh ginjal: hipotesis distal to proximal feedback
mechanism Martin dkk., 2012 Pengaruh FGF-23 pada kelenjar paratiroid dalam kondisi fisiologis masih
belum diketahui secara jelas Canalejo dkk., 2010. Beberapa penelitian menunjukkan FGF-23 diduga menghambat sekresi PTH baik secara invitro
Krasjisnik dkk., 2007 maupun in vivo Ben-Dov dkk., 2007. Hormon paratiroid PTH memiliki efek menstimulasi osteoklas yang menyebabkan terjadinya
resorpsi tulang sehingga terjadi peningkatan kadar fosfat dan kalsium. Sementara pada ginjal PTH memiliki efek menstimulasi 1-
α-hydroxilase sehingga terjadi peningkatan sintesis 1,25 dihydroxyvitamin D, kemudian meningkatkan reabsopsi
kalsium pada tubulus distal. Kadar kalsium dalam darah sendiri memiliki efek umpan balik negatif pada kelenjar paratiroid melalui calsium sensing
reseptorCaSR Saliba dkk., 2009.
2.5.4 Fibroblast Growth Factor 23 pada AKI