resorpsi tulang sehingga terjadi peningkatan kadar fosfat dan kalsium. Sementara pada ginjal PTH memiliki efek menstimulasi 1-
α-hydroxilase sehingga terjadi peningkatan sintesis 1,25 dihydroxyvitamin D, kemudian meningkatkan reabsopsi
kalsium pada tubulus distal. Kadar kalsium dalam darah sendiri memiliki efek umpan balik negatif pada kelenjar paratiroid melalui calsium sensing
reseptorCaSR Saliba dkk., 2009.
2.5.4 Fibroblast Growth Factor 23 pada AKI
Mekanisme peningkatan kadar FGF-23 serum pada AKI belum sepenuhnya dimengerti. Terdapat berbagai faktor yang terlibat, seperti dirangkum pada
gambar 2.10. Mekanisme pertama ialah karena peningkatan produksi FGF-23 oleh tulang. Penelitian pada binatang dengan AKI menunjukkan peningkatan
produksi FGF-23 oleh sel osteosit tulang Christov dkk., 2013. Mekanisme kedua ialah produksi ektopik FGF-23 oleh sel tubulus ginjal yang mengalami
cederakerusakan dibawah mekanisme jejas patologis intrinsik. Hal ini didukung oleh penelitian oleh Zanchi dkk. 2013 yaitu adanya mRNA FGF-23 di dalam
tubulus proksimal dan tubulus distal ginjal dari tikus percobaan. Mekanisme ketiga ialah penurunan bersihan FGF-23 yang beredar di sirkulasi. Penelitian oleh
Christov dkk. 2013 melaporkan terdapat keterlambatan pembersihan FGF-23 pada tikus dengan AKI dibandingkan tikus tanpa AKI
waktu paruh 33 menit versus 22 menit, p = 0.01.
Mekanisme keempat ialah gangguan proses pembentukan FGF-23 akibat defisiensi besi. Hal ini dibuktikan dengan
peningkatan pembentukan fragmen c-terminal dari FGF-23 yang disebabkan oleh defisiensi besi fungsional atau penurunan pembentukan c-terminal FGF-23 akibat
inhibisi oleh toksin uremik. Beberapa penelitian skala kecil pada pasien AKI
menunjukkan status besi serum yang tidak konsisten pada pasien AKI Davis dkk., 1999; Tuttle dkk., 2003. Akumulasi besi pada ginjal telah dilaporkan pada
pasien AKI dan binatang percobaan dengan AKI dan dapat mengaktivasi stres oksidatif serta menstimulasi berbagai pelepasan monokin dan sitokin dari sel
tubulus ginjal Martines dkk., 2013; Shah dkk., 2011; Johson dkk., 2010. Hasil penelitian tersebut mendukung hipotesis bahwa FGF-23 diekspresikan secara
ektopik di sel tubulus renalis. Peran besi dalam memodulasi metabolisme FGF-23 tampak pada ekpresi FGF-23 sel tubulus renalis selama AKI subklinis mungkin
terjadi Pavik dkk., 2012; Spichtig dkk., 2014. Diperlukan penelitian lanjutan untuk mengkormasi hal tersebut.
Gambar 2.10 Mekanisme peningkatan FGF-23 pada AKI Neyra dkk., 2014
2.5.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadar FGF-23 Serum