2.3 Diagnosis AKI
2.3.1 Diagnosis Klinis
Pendekatan klinis untuk diagnosis AKI melalui prosedur rutin anamnesis dan pemeriksaan fisik. Diagnosis dibuat secara komprehensif, mencakup penilaian
faktor risiko untuk mengalami AKI, etiologi hingga komplikasinya. Risiko terjadinya AKI meningkat dengan adanya paparan terhadap bahan-bahan yang
dapat menyebabkan AKI misalnya: sepsis, luka bakar, obat nefrotoksik dll. atau adanya berbagai faktor yang meningkatkan kerentanan seseorang untuk menderita
AKI seperti: dehidrasi, umur tua, pasien PGK, DM, penyakit kronis dll..
2.3.2 Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis serta etiologi AKI memerlukan beberapa pemeriksaan laboratorium, radiologis serta penanda biologis biomarker baru. Aplikasi
pemeriksaan laboratorium serta radiologis untuk membedakan etiologi AKI disampaikan dalam tabel 2.5.
Tabel 2.5 Pemeriksan penunjang diagnosis untuk menentukan etiologi AKI Agraharkar
dkk., 2007; Lattanzio dan Kopyt, 2009 Parameter
Prerenal Renal
Pascarenal Rasio BUN: SC
20:1 20:1
Faksi ekskresi natrium 1
2 Fraksi ekskresi dari
ureum 35
35 Berat jenis urin
1,020 1,010-1,020
Osmolaliritas urin 500 mOsm
400 mOsm Sedimen urin, tipe cast
Bland, hyaline Granuler Red cell cast
Sodium urin, mEqL 20
40 USG
Normal Normal
Hidronefrosis, pielonefrosis
2.3.3 Diagnosis Banding
Diagnosis banding AKI ialah kondisi akut pada PGK acute on chronic kidney diseaseACKD. Cara membedakan AKI dengan kondisi akut pada PGK
dapat dilakukan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang baik laboratorium maupun radiologis tabel 2.6.
Tabel 2.6 Perbedaan AKI dengan kondisi akut pada PGK KDIGO, 2012
Penanda AKI
Kondisi akut pada PGKACKD
Kelainan patologi -
+ Penanda urinalisis
RBCcasts +
+ WBCcasts
+ +
RTEcasts +
+ Granuler cast kasar dan halus
+ +
Proteinuria +
+ Penanda darah sindroma tubuler
+ +
Radiologis Ginjal mengecil
- +
Hidronefrosis +
+ Kista
- +
Batu -
+ Riwayat transplantasi ginjal
- +
2.4 Fosfat 2.4.1 Homeostasis Fosfat pada Kondisi Fisiologis