7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Tanaman Manggis Garcinia mangostana
a. Morfologik tanaman manggis dan klasifikasi
Manggis termasuk tanaman tahunan yang masa hidupnya mencapai puluhan tahun. Susunan tanaman manggis terdiri atas organ vegetatif dan
generatif. Organ vegetatif tanaman manggis meliputi akar, batang, dan daun yang berfungsi sebagai alat pengambil, pengangkut, pengolah,
pengedar, dan penyimpanan makanan. Batang tanaman manggis berbentuk pohon berkayu, tumbuh tegak ke atas hingga mencapai 25 meter atau
lebih. Kulit batangnya tidak rata dan berwarna kecoklatan. Percabangan tanaman umumnya simetris membentuk tajuk yang rimbun dan rindang.
Daun manggis berbentuk bulat telur sampai bulat panjang, struktur helai daun tebal dengan permukaan sebelah atas berwarna hijau mengkilap,
sedangkan permukaan bawah warnanya kekuning-kuningan Heyne K, 1987: 1385-1390.
Organ generatif tanaman manggis terdiri atas bunga, buah, dan biji. Bunga manggis muncul dari ujung ranting, berpasangan dengan
tangkainya yang pendek, tebal dan teratur aktinomorf. Struktur bunga manggis memiliki empat kelopak yang tersusun dalam dua pasang.
Mahkota bunga terdapat empat helai, berwarna hijau kekuningan dengan warna merah pada pinggirnya. Benang sarinya banyak dan bakal buahnya
mempunyai 4-8 ruang dengan 4-8 kuping kepala putik yang tidak pernah
8
rontok sampai stadium buahnya matang. Bakal buah manggis berbentuk bulat, mengandung 1-3 bakal biji yang mampu tumbuh berkembang
menjadi biji normal. Bunga manggis mempunyai alat kelamin jantan dan betina atau disebut bunga sempurna, namun benang sarinya berukuran
kecil dan mengering rudimenter sehingga tidak mampu membuahi sel telur. Manggis berbunga sempurna disebut hanya berbunga betina saja.
Buah atau biji yang tumbuh dan berkembang tanpa melalui penyerbukan lebih dulu disebut Apomixis Rukmana, 1995: 17.
Klasifikasi tanaman manggis menurut Verheij 1997: 220-225 adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dictyledonaceae
Ordo : Guttiferales
Family : Guttiferae
Genus : Garcinia
Spesies : Garcinia mangostana\
b. Buah manggis
Manggis Garcinia mangostana merupakan buah yang berasal dari daerah Asia Tenggara meliputi Indonesia, Malaysia, Thailand dan
Myanmar. Manggis merupakan tumbuhan fungsional karena sebagian besar dari buah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai obat. Diluar negeri
buah manggis merupakan refleksi perpaduan dari rasa asam manis yang
9
tidak di punyai oleh komoditas buah lainnya. Di Indonesia manggis disebut dengan berbagai macam nama lokal seperti manggu Jawa barat,
Manggus lampung, Manggusto Sulawesi Utara, Manggista Sumatera Barat. Jose Pedraza, et al., 2008: 3227-3239.
Buah manggis berbentuk bulat saat buahnya masih muda permukaan kulit buah berwarna hijau namun setelah buahnya matang
berubah menjadi ungu kemerah-merahan atau merah muda. Pada bagian ujung buah terdapat jaring berbentuk bintang sekaligus menunjukkan ciri
dari jumlah segmen daging buah. Jumlah jaring buah ini berkisar 4-8 buah. Kulit buah manggis ukurannya tebal mencapai proporsi sepertiga bagian
dari buahnya Suksamrarnet 2006: 1 Kulit buahnya mengandung getah yang warnanya kuning dan cita
rasanya pahit. Bagian yang terpenting dari buah manggis adalah daging buahnya. Warna daging buah putih bersih dan cita rasanya sedikit asam
sehingga digemari masyarakat luas. Biji manggis berbentuk bulat agak pipih dan berkeping dua Suksamrarnet 2006: 1
Gambar 1. Gambar morfologik buah manggis Mardiana, 2011: 17
10
Kulit buah manggis mengandung resin kuning yang kaya akan xanton. Ekstrak kulit buah manggis yang tinggi antioksidan dapat
diperoleh dengan cara pengupasaan dan pembuangan tangkai untuk mengurangi rendemen kulit buah manggis. Sebelum di ekstraksi rendemen
pada kulit buah manggis sebesar 61,05 . Sedangkan rendemen ekstrak kulit buah manggis menurun menjadi 23.47 . Total fenol pada kulit
buah manggis segar sebesar 18.67 . Total fenol kulit buah manggis setelah diekstrak adalah sebesar 41.12 Adinda Ayu dan Simon B.W,
2015: 116. Kandungan xanton pada ekstrak kulit buah manggis mencapai
95. Terdapat sekitar 50 jenis xanton alami yang terdapat pada kulit buah manggis diantaranya Dehydration 6-0-methilmangostanin, 3-
isomangostin, Mangostanol, Gartanine, 8-deoxygartanin, Mangostenone, mangostenone B, α-mangostin, β-mangostin ,γ-mangostin, Garcinone,
Garcinone A, Garcione B, Garcinone C, Garcinone D, 9- hydroxycalabaxanthone, β-mangostin, mangostenone. Xanton merupakan
senyawa polifenolik dengan struktur kimia yang mengandung cincin trisiklik aromatic. Struktur ini yang memiliki aktivitas biologis seperti
antioksidan, antinflamasi, antibakteri, antikanker dll Nakagawa, dkk, 2007: 5620-5628.
Xanton merupakan salah satu senyawa yang bersifat antioksidan, sebab mampu menetralkan senyawa radikal bebas. Senyawa turunan
11
xanton yang banyak ditemukan adalah α-mangostin, β-mangosin, γ-
mangostin, Garcinone, Gartanin, dan 8-deoxygartanine .
Gambar 2. Rumus kimia turunan senyawa xanton Jung : 2006 Senyawa turunan dari xanton tersebut mempunyai gugus OH
yang mampu menetralkan zat radikal bebas. Hal tersebut dibuktikan dari aktivitas antioksidan yang tinggi dari xanton. Pengukuran aktivitas
antioksidan ekstrak kulit manggis dengan metode DPPH didapatkan Effective Concentration 50
EC50 8,5539 μgml. Nilai tersebut menunjukkan ekstrak tersebut termasuk dalam antioksidan kuat Y.I.P
Arry Miryanti, dkk, 2011: 42 . Pengukuran aktivitas antioksidan pada
12
ekstrak kulit buah manggis juga dapat diketahui dari Nilai ORAC. Nilai ORAC merupakan nilai yang menunjukkan kapasitas kemampuan suatu
senyawa dalam mengabsorbsi oksigen reaktif atau senyawa radikal bebas. Nilai ORAC dari ekstrak kulit buah manggis adalah sekitar 17.000-20.000
ORAC Oxygen Radical Absorbance Capacity. Nilai ORAC xanton yang tinggi menggambarkan kemampuannya dalam menyerap radikal bebas
secara cepat Yunitasari, 2011: 5. Xanton mampu menghambat radikal bebas sebagai bukti adanya
aktivitas antioksidan intraseluler secara signifikan yang diukur dengan metode DPPH. DPPH merupakan suatu senyawa organik yang
mengandung nitrogen tidak stabil, senyawa ini berwarna ungu gelap. DPPH digunakan sebagai indikator kemampuan antioksidan suatu
senyawa, dengan cara melihat perubahan warna dari DPPH tersebut. Perubahan warna dari ungu menjadi kuning dapat disimpulkan bahwa
senyawa uji mempunyai aktivitas sebagai antioksidan. Hasil DPPH membuktikan bahwa ekstrak kulit buah manggis mampu menghambat
50 pembentukan radikal dan juga mereduksi radikal superoksida dan radikal hidroksil Kosem, dkk, 2007 : 10.
Aktivitas antioksidan ekstrak lebih tinggi hingga 2 kali lipat di bandingkan dengan kulit segar, hal ini dapat diukur dari aktivitas
antioksidan dengan metode DPPH. Aktivitas antioksidan dari kulit buah manggis segar hanya sebesar 40,30 , sedangkan aktivitas antioksidan
13
dari ekstrak kulit buah manggis sebesar 84.42 Adinda Ayu dan Simon. B.W, 2015: 116.
Xanthone ialah suatu bahan kimia aktif dengan strukturnya yang terdiri dari 3 cincin dan ini menjadikannya sangat stabil ketika berada
dalam tubuh manusia. Senyawa xanthone yang telah teridentifikasi diantaranya adalah 1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-2.8-bis3-metil-2-butenil-
9H-xanten-9-on dan 1,3,6,7 – tetrahidroksi - 2,8-bis3-metil-2-butenil - 9Hxanten -9-on Joze Pedraza, et al., 2008:3227-3239.
Xanton merupakan derivat dari difenil- γ-pyron, yang memiliki
nama IUPAC 9H-xantin-9-on. Xanton terdistribusi luas pada tumbuhan tinggi, tumbuhan paku, jamur, dan tumbuhan lumut. Sebagian besar
xanton ditemukan pada tumbuhan tinggi yang dapat diisolasi dari empat suku, yaitu Guttferae, Moraceae, Polygalaceae dan Gentianaceae. Xanton
memiliki aktivitas farmakologi sebagai antibakteri, antifungi, antiinflamasi, antileukimia, antiagregasi platelet, selain itu xanton dapat
menstimulasi sistem saraf pusat dan memiliki antituberkolosis secara in vitro pada bakteri Mycobacterium tuberculosis Bruneton, 1999 ;
Sluis,1985. Xanton pada kulit manggis sudah terbentuk sejak buah berumur
satu bulan setelah bunga mekar SBM. Pada umur satu BSA hingga empat BSA saat buah dipanen kandungan xanton relatif sama Kurniawati,
2011.
14
Xanton umumnya terdistribusi luas pada tumbuhan dalam bentuk ikatan glikosida seperti halnya flavonoid. Oleh karena itu, perlu dilakukan
proses hidrolisis yang berfungsi untuk memecah ikatan glikosida sehingga dihasilkan aglikon xanton. Proses hidrolisis dilakukan dengan cara
hidrolisis asam menggunakan HCl 2 N. Xanton biasanya terdapat sebagai xanton O-glikosida. Satu gugus hidroksi xanton atau lebih terikat pada
suatu gula dengan ikatan hemiasetal yang tidak tahan asam. Hidrolisis asam digunakan untuk memecah ikatan O-glikosida tersebut Pradipta,
dkk., 2007. Menurut Lenny tahun 2006 pada penelitiannya mengatakan, xanton
termasuk ke dalam golongan senyawa flavonoid. Flavonoid merupakan kelompok senyawa fenol yang terbanyak ditemukan di alam. Senyawa ini
umumnya ditemukan pada tumbuhan yang berwarna merah, ungu, biru, atau kuning. Keberadaannya dalam daun dipengaruhi oleh adanya proses
fotosintesis sehingga daun muda umumnya belum terlalu banyak mengandung flavonoid. Sebagian besar senyawa flavonoid di alam
ditemukan dalam bentuk glikosida. Glikosida adalah kombinasi antara suatu gula dan suatu alkohol
yang saling berikatan melalui ikatan glikosida. Residu gula dari glikosida flavonoid alam adalah glukosida, ramnosida, galaktosida. Poliglikosida
yang larut dalam air dan sedikit larut dalam pelarut organik seperti benzene,aseton, eter dan kloroform. Flavonoid merupakan deretan
senyawa C6-C3-C6, artinya kerangka karbonnya terdiri atas dua gugus C6
15
cincin benzena yang dihubungkan oleh rantai alifatik tiga karbon Leny, 2006.
Kelas yang berlainan dalam golongan flavonoid dibedakan berdasarkan cincin heterosiklik-oksigen tambahan dan gugus hidroksil
yang tersebar menurut pola yang berlainan. Berdasarkan penambahan rantai oksigen dan perbedaan distribusi dari gugus hidroksilnya flavonoid
digolongkan menjadi enam jenis, yaitu flavon, isoflavon, flavonol, flavanon, kalkon, dan auron. Senyawa ini memiliki dua cincin benzene dan
satu cincin piran. Inti xanton dikenal sebagai 9 xanthenone atau dibenzo-c- pyrone
Leny, 2006. Xanton dapat diklasifikasikan ke dalam lima kelompok yaitu;
oxygenated xanthone, xanthone glycoside, prenylated xanthone, xanthonolignoid
, dan miscellaneous Xanthone. Saat ini sekitar 1000xanton berbeda telah diketahui Pedraza Chaverri, 2008 : 39.
Xanton telah diisolasi dari seluruh bagian buah manggis terutama kulit buah, seluruh buah, kulit batang, serta daun. Di antara senyawa
xanton tersebut, dan mangostin, garcinone E, 8-deoxygartanin, dan gartanin paling banyak dipelajari, yang paling utama terkandung dalam
xanton ialah kandungan alfa-mangostin dan gamma-mangostin. Alfa- mangostin adalah senyawa yang sangat berkhasiat dalam menekan
pembentukan senyawa karsinogen pada kolon. Senyawa xanthone selain mengandung alfa-mangostin juga mengandung gamma-mangostin yang
juga memiliki banyak manfaat dalam memberikan proteksi atau
16
melakukan upaya pencegahan terhadap serangan penyakit Haryadi, 2010 : 8-10.
Kadar xanton berbeda tergantung pada kualitas buah, di mana kadar terbesar didapatkan pada buah dengan kulit burik atau kasar yakni
sebesar 23,544 µgg ekstrak, sedangkan pada buah besar dengan kulit mulus mengandung kadar xanthone sebesar 18,502 µgg ekstrak, buah
kecil sebesar 20,434 µgg dan buah 32 dengan kulit mengandung getah kuning 15,289 µgg ekstrak. Buah dengan kulit burik terjadi akibat adanya
serangan hama atau akibat kerusakan fisik. Xanton berperan sebagai mekanisme pertahanan dalam mencegah terjadinya stres akibat serangan
hama tersebut atau kerusakan fisik Haryadi, 2010 : 8-10.
2. Rokok