Tujuan dan Objek Perjanjian Kerjasama Maksud dan Tujuan Perlindungan Tenaga Kerja

44

C. Tujuan dan Objek Perjanjian Kerjasama

Tujuan dari perjanjian ini adalah untuk mengadakan suatu kesepakatan diantara para pihak sehubungan dengan rekrutmen tenaga kerja lulusan SMASMK se-sumatera utara. Kerjasama ini dilaksanakan berorientasi dalam rekrutmen tenaga kerja keluar negeri dari wilayah sumatera utara. Para pihak berjanji dan kerenanya mengikatkan diri untuk melaksanakan danatau melakukan segala tindakan yang diperlukan sebagaimana ditentukan dalam perjanjian ini, agar setiap ketentuan dan persyaratan dapat dilakukandipenuhi sebagaimana mestinya dan tepat pada waktunya. Sedangkan objek hukum perjanjian adalah prestasi dari perjanjian itu sendiri baik secara sepihak atau secara dua pihak. Suatu perjanjian haruslah mempunyai objek tertentu, sekurang-kurangnya dapat ditentukan. Bahwa objek tertentu itu dapat berupa benda yang sekarang ada dan nanti ada. 55 Adapun yang menjadi objek hukum dalam perjanjian kerjasama ini adalah berupa penyediaan tenaga kerja yang dimana pihak kedua CV. Mitra Niaga Corporation merekrut tenaga kerja lulusan SMASMK yang bersedia bekerja diluar negeri lalu menyerahkannya kepada pihak PT. Satria Parang Tritis dan selanjutnya akan ditempatkandipekerjakan oleh pihak pertama selaku pimpinan PT. Satria Parang Tritis yang merupakan salah satu Pelaksana Penempatan TKI Swasta PPTKIS keluar negeri. 55 Mariam Darus Badrulzaman, 1983, KUHPerdata Buku III Hukum Perikatan dan Penjelasan, Alumni, Bandung, hlm. 103 Universitas Sumatera Utara 45

D. Pengertian Tenaga Kerja 1. Pengertian Tenaga Kerja

Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaanyang dinyatakan sebagai tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat Pasal 1 ayat 2 . Berdasarkan definisi tersebut di atas, maka terdapat beberapa unsur yang dapat diketahui, yaitu: a. Tenaga kerja merupakan setiap orang yang dapat melakukan pekerjaan. b. Tenaga kerja merupakan setiap orang yang mampu menghasilkan barang danatau jasa. c. Tenaga kerja menghasilkan barang danatau jasa untuk kebutuhan sendiri atau untuk masyarakat. Apabila ketiga unsur tersebut di atas terpenuhi, maka seseorang dapat disebut sebagai seorang tenaga kerja. Menurut Pasal 5 UUKT setiap tenaga kerja berhak memiliki kesempatan yang sama dalam memperoleh pekerjaan. Menurut Simanjuntak, tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan dan yang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga. Pencari kerja, bersekolah, dan mengurus rumah tangga walaupun tidak bekerja, tetapi mereka secara fisik mampu dan sewaktu-waktu dapat ikut bekerja. 56 56 Payaman J. Simanjuntak, 1998, Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, FEUI, Jakarta, hlm. 2 Universitas Sumatera Utara 46 Mulyadi menyatakan bahwa tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja berusia 15-64 tahun atau jumlah penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga kerja mereka dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktifitas tersebut. 57 Sumarsono menyatakan tenaga kerja sebagai semua orang yang bersedia untuk bekerja. Pengertian tenaga kerja tersebut meliputi mereka yang bekerja untuk dirinya sendiri ataupun keluarga yang tidak menerima bayaran berupa upah, atau mereka yang bersedia bekerja dan mampu untuk bekerja namun tidak ada kesempatan kerja sehingga terpaksa menganggur. 58 Dumairy mendefinisikan tenaga kerja adalah penduduk yang berusia dalam batas usia kerja. Sedangkan Badan Pusat Statistik mendefinisikan tenaga kerja manpower sebagai seluruh penduduk dalam usia kerja 15 tahun keatas yang berpotensi memproduksi barang dan jasa. 59 1 Tenaga kerja umumnya tersedia di pasar tenaga kerja dan biasanya siap untuk digunakan dalam suatu proses produksi barang dan jasa. Kemudian perusahaan atau penerima tenaga kerja meminta tenaga kerja dari pasar tenaga kerja. Apabila tenaga kerja tersebut telah bekerja, maka mereka akan menerima imbalan berupa upah atau gaji. Sitanggang dan Nachrowi memberikan ciri-ciri tenaga kerja yang antara lain : 57 Mulyadi, 2003, Ekonomi Sumber Daya Manusia - Dalam Perspektif Pembangunan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 3 58 Sumarsono, 2003, Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia Dan Ketenagakerjaan, Graha Ilmu, Yogjakarta, hlm. 5 59 Dumairy, 1996, Perekonomian Indonesia, Erlangga, Jakarta, hlm. 2 Universitas Sumatera Utara 47 2 Tenaga kerja yang terampil merupakan potensi sumber daya manusia SDM yang sangat dibutuhkan pada setiap perusahaan untuk mencapai tujuan. Jumlah penduduk dan angkatan kerja yang besar di satu sisi merupakan potensi SDM yang dapat diandalkan, tetapi disisi lain juga merupakan masalah besar yang berdampak pada berbagai sektor. 60 Tenaga kerja manpower terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja labor force terdiri dari : golongan yang bekerja dan golongan yang mencari pekerjaan atau menganggur. Sedangkan kelompok yang bukan angkatan kerja terdiri dari : golongan yang bersekolah, golongan yang mengurus rumah tangga dan golongan lain-lain atau penerima pendapatan. Ketiga kelompok bukan angkatan kerja sewaktu-waktu dapat menawarkan jasanya untuk bekerja sehingga kelompok ini dinamakan potensial labor force. 61 Menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri, selanjutnya disebut bahwa TKI adalah setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah. Sedangkan menurut buku pedoman pengawasam perusahaan jasa,TKI adalah warga negara Indonesia baik laki-laki maupun perempuan yang melakukan

2. Pengertian Tenaga Kerja Indonesia TKI a. Pengertian TKI

60 Sitanggang I., R., dan Nachrowi, Djalal, 2004, Pengaruh Struktur Ekonomi pada Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral: Analisis Model demometrik di 30 Propinsi pada 9 Sektor di Indonesia, Vol V 61 Payaman J. Simanjuntak, Op.Cit, hlm 3 Universitas Sumatera Utara 48 kegiatan dibidang perekonomian, sosial, keilmuan, kesenian, dan olahraga profesional serta mengikuti pelatihan kerja di luar negeri baik di darat, laut maupun udara dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian kerja yaitu suatu perjanjian antara pekerja dan pengusaha secara lisan dan atau tertulis baik untuk waktu tertentu maupun untuk waktu tidak tertentu yang memuat syarat- syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak. Dengan adanya perjanjian kerja ini TKI akan lebih terlindungi apabila nantinya dikemudian hari pihak majikan atau pihak perusahaan tempat TKI bekerja “wanprestasi” maka TKI dapat menentukan sesuai perjanjian kerja yang telah dibuat sebelumnya.Sementara itu dalam Pasal 1 Kep. Manakertran RI No Kep104AMen2002 tentang penempatan TKI keluar negeri disebutkan bahwa TKI adalah baik laki-laki maupun perempuan yang bekerja di luar negeri dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian kerja melalui prosedur penempatan TKI. Prosedur penempatan TKI ini harus benar- benar diperhatikan oleh calon TKI yang ingin bekerja di luar negeritetapi tidak melalui prosedur yang benar dan sah maka TKI tersebut nantinya akan menghadapi masalah di negara tempat ia bekerja karena CTKI tersebut dikatakan TKI ilegal karena datang ke negara tujuan tidak melalui prosedur penempatan TKI yang benar. Berdasarkan beberapa pengertian TKI tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa TKI adalah setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian kerja melalui prosedur penempatan TKI dengan menerima upah. Universitas Sumatera Utara 49

b. Pengertian calon TKI

Menurut Pasal 1 angka 2 UUPTKI, Calon TKI adalah setiap warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat sebagi pencari kerja yang akan bekerja di luar negeri dan terdaftar di instansi pemerintah kabupatenkota yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan.

3. Hak dan Kewajiban calon TKITKI

a. Hak calon TKITKI : Setiap calon TKI mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk: 1 bekerja di luar negeri; 2 memperoleh informasi yang benar mengenai pasar kerja luar negeri dan prosedur penempatan TKI di luar negeri; 3 memperoleh pelayanan dan perlakuan yang sama dalam penempatandi luar negeri; 4 memperoleh kebebasan menganut aama dan keyakinannya serta kesempatan untuk menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan yang dianutnya. 5 memperoleh upah sesuai dengan standar upah yang berlaku di Negara tujuan. 6 memperoleh hak, kesempatan, dan perlakuan yang sama yang diperoleh tenaga kerja asing lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan di negara tujuan; Universitas Sumatera Utara 50 7 memperoleh jaminan perlindungan hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan atas tindakan yang dapat merendahkan harkat dan martabatnya serta pelanggaran atas hak-hak yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan selama penampatan diluar negeri; 8 memperoleh jaminan perlindungan keselamatan dan keamanan kepulangan TKI ke tempat asal. 9 memperoleh naskah perjanjian kerja yang asli. b. Kewajiban TKI : Setiap calon TKITKI mempunyai kewajiban untuk: 1 menaati peraturan perundang-undangan baik di dalam negeri maupun di negara tujuan; 2 menaati dan melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan perjanjian kerja; 3 membayar biaya pelayanan penempatan TKI di luar negeri sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan 4 memberitahukan atau melaporkan kedatangan keberadaan dan kepulangan TKI kepada Perwakilan Republik Indonesia di Negara tujuan.

4. Persyaratan TKI

TKI yang bekerja di luar negeri membutuhkan suatu proses perencanaan. Perencanaan tenaga kerja ialah suatu proses pengumpulan informasi secara reguler dan analisis situasi untuk masa kini dan masa depan dari permintaan dan Universitas Sumatera Utara 51 penawaran tenaga kerja termasuk penyajian pilihan pengambilan keputusan, kebijakan dan program aksi sebagai bagian dari proses perencanan pembangunan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 62 Dilihat dari prosesnya perencanaan tenaga kerja adalah usaha menemukan masalah-masalah ketenagakerjaan yang terjadi pada waktusekarang dan mendatang serta usaha untuk merumuskan kebijaksanaa dan program yang relevan dan konsisten untuk mengatasinya. 63 1. Kartu Tanda Penduduk, Ijazah pendidikan terakhir, akte kelahiran atau surat keterangan kenal lahir; Menurut UUPTKLN bahwa setiap calon TKI yang akan mendaftarkan diri untuk bekerja di luar negeri harus memenuhi prosedur yang telah ditentukan. Perekrutan calon TKI oleh pelaksana penempatan TKI dilakukan terhadap calon TKI yang telah memenuhi persyaratan: a. Berusia sekurang-kurangnya 18 delapan belas tahun kecuali bagi calon TKI yang akan dipekerjakan pada Pengguna perseorangan sekurang-kurangnya berusia 21 dua puluh satu tahun; b. Sehat jasmani dan rohani; c. Tidak dalam keadaan hamil bagi calon tenaga kerja perempuan; dan d. Berpendidikan sekurang-kurangnya lulus Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP atau yang sederajat. Selain persyaratan tersebut diatas, menurut Pasal 51 UUPTKLN calon TKI juga wajib memiliki dokumen–dokumen, yaitu : 62 Endang Sulityaningsih, Yudo Swasono, 1993, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Izusu Gempita, Jakarta, hlm. 7 63 Suroto, 1986, Strategi Pembangunan Dan Perencanaan Tenaga Kerja, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta,hlm. 8 Universitas Sumatera Utara 52 2. surat keterangan status perkawinan bagi yang telah menikah melampirkan copy buku nikah; 3. surat keterangan izin suami atau istri, izin orang tua, atau izin wali; 4. sertifikat kompetensi kerja; 5. surat keterangan sehat berdasarkan hasil-hasil pemeriksaan kesehatan dan psikologi; 6. paspor yang diterbitkan oleh Kantor Imigrasi setempat; 7. visa kerja; 8. perjanjian penempatan kerja; 9. perjanjian kerja, dan 10. KTKLN Kartu Tenaga Kerja Luar Nigeri adalah kartu identitas bagi TKI yang memenuhi persyaratan dan prosedur untuk bekerja di luar negeri. Setelah calon TKI memenuhi persyaratan yang ditentukan, maka para calon TKI wajib mengikuti serangkaian prosedur sebelum nantinya ditempatkan di luar negeri. Pada masa pra penempatan kegiatan calon TKI meliputi: a. Pengurusan surat izin pengerahan SIP Sesuai dengan ketentuan UUPTKLN, pelaksana penempatan TKI swasta yang akanmelakukan perekrutan wajib memilki SIP dari Menteri. Untuk mendapatkan SIP, pelaksana penempatan TKI swasta harus memiliki: 1 Perjanjian kerjasama penempatan; 2 Surat permintaan TKI dari pengguna; 3 Rancangan perjanjian penempatan; dan 4 Rancangan perjanjian kerja. Universitas Sumatera Utara 53 Dalam proses untuk mendapatkan SIP tersebut, surat permintaan TKI dari Pengguna perjanjian kerjasama penempatan, dan rancangan perjanjian kerja harus memperoleh persetujuan dari pejabat yang berwenang pada Perwakilan Republik Indonesia di negara tujuan. Selain itu Pelaksana penempatan TKI swasta dilarang mengalihkan atau memindahkan SIP kepada pihak lain untuk melakukan perekrutan calon TKI. b. Perekrutan dan seleksi; Proses perekrutan didahului dengan memberikan informasi kepada calon TKI sekurang-kurangnya tentang: 1 Tata cara perekrutan; 2 Dokumen yang diperlukan; 3 Hak dan kewajiban calon TKITKI; 4 Situasi, kondisi, dan resiko di negara tujuan; dan 5 Tata cara perlindungan bagi TKI Informasi disampaikan secara lengkap dan benar. Informasi wajib mendapatkan persetujuan dari instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan dan disampaikan oleh pelaksana penempatan TKI swasta. c. Pendidikan dan pelatihan kerja; Calon TKI wajib memiliki sertifikat kompetensi kerja sesuai dengan persyaratan jabatan. Dalam hal TKI belum memiliki kompetensi kerja pelaksana penempatan TKI swasta wajib melakukan penddikan dan pelatihan sesuai dengan pekerjaan yang akandilakukan. Calon TKI berhak mendapat pendidikan dan Universitas Sumatera Utara 54 pelatihan kerja sesuai dengan pekerjaan yangakan dilakukan. Pendidikan dan pelatihan kerja bagi calon TKI dimaksudkan untuk: 1 Membekali, menempatkan dan mengembangkan kompetensi kerja calon TKI; 2 Memberi pengetahuan dan pemahaman tentang situasi, kondisi, adat istiadat, budaya agama, dan risiko bekerja di luar negeri; 3 Membekali kemampuan berkomunikasi dalam bahas Negara tujuan; dan 4 Memberi pengetahuan dan pemahaman tentang hak dan kewajiban calon TKI. Pendidikan dan pelatihan kerja dilaksanakan oleh pelaksana penempatan tenaga kerja swasta atau lembaga pelatihan kerja yang telah memenuhi persyaratan. Pendidikan dan pelatihan harus memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pendidikan dan pelatihan kerja. d. Pemeriksaan kesehatan dan psikologi; Pemeriksaan kesehatan dan psikologi bagi calon TKI dimaksudkan untuk mengetahui dengan kesehatan dan tingkat kesiapan psikis serta kesesuaian kepribadian calon TKI dengan pekerjaan yang akan dilakukan di negara tujuan.Setiap calon TKI harus mengikuti pemeriksaan kesehatan dan psikologi yang diselenggarakan oleh sarana kesehatan dan lembaga yang menyelenggarakan pemeriksaan psikologi yang ditunjuk oleh Pemerintah. e.Pengurusan dokumen; Universitas Sumatera Utara 55 Untuk dapat ditempatkan di luar negeri, calon TKI barus memiliki dokumen yang meliputi: 1 Kartu Tanda Penduduk, Ijazah pendidikan terakhir, akte kelahiran atau surat keterangan kenal lahir; 2Surat keterangan status perkawinan bagi yang telah menikahmelampirkan copy buku nikah; 3 Surat keterangan izin suami atau istri, izin orang tua, atau izin wali; 4 Sertifikat kompetensi kerja; 5 Surat keterangan sehat berdasarkan hasil-hasil pemeriksaan kesehatan dan psikologi; 6 Paspor yang diterbitkan oleh Kantor Imigrasi setempat; 7 Visa kerja; 8 Perjanjian penempatan kerja; 9 Perjanjian kerja, dan 10 KTKLN Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri f. Uji kompetensi; g. Pembekalan Akhir Pemberangkatan PAP; dan Pembekalan Akhir Pemberangkatan yang disebut PAP adalah kegiatan pemberian pembekalan atau informasi kepada calon TKI yang akan berangkat bekerja ke luar negeri agar calon TKI mempunyai kesiapan mental dan pengetahuan untuk bekerja ke luar negeri, memahami hak dan kewajibannya serta dapat mengatasi masalah yang akan dihadapi. Pelaksana penempatan TKI swasta Universitas Sumatera Utara 56 wajib mengikutsertakan TKI yang akan diberangkatkan ke luar negeri dalam pembekalan akhir pemberangkatan. Tugas PAP adalah memberikan materi tentang aturan Negara setempat. Perjanjian kerja hak dan kewajiban TKI, serta pembinaan mental dan kepribadian. Adanya PAP ini diharapkan TKI sudah siapmenghadapi kemungkinan-kemungkinan yang akan timbul kemudian. Pembekalan akhir pemberangkatan PAP dimaksudkan untuk memberikan pemahaman pendalaman terhadap: 1 peraturan perundang-undangan di negara tujuan; dan 2 materi perjanjian kerja. Pembekalan akhir pemberangkatan PAP menjadi tanggung jawab Pemerintah. h. Pemberangkatan. Adanya persyaratan dan prosedur yang harus dipenuhi oleh calon TKI tersebut di atas, dapat diketahui bahwa dengan perencanaan tenaga kerja akan memudahkan pemerintah maupun calon TKI dalam memecahkan persoalan mengenai ketenagakerjaan termasuk perlindungan kepada calon TKI, baik waktu sekarang maupun yang akan datang.

E. Perlindungan Tenaga Kerja Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

. Universitas Sumatera Utara 57

1. Perlindungan Tenaga Kerja menurut UUKT

Perlindungan adalah perbuatan yang melindungi. Secara hukum pengertian itu dapat diartikan sebagai suatu perbuatan yang dibuat oleh suatu kekuasaan atau adat yang dianggap berlaku oleh dan untuk orang banyak. Menurut Undang- Undang atau peraturan lain adalah untuk mengatur pergaulan hidup dimasyarakat dan pengetahuanfilsafat mengenai hal itu. 64 Pengertian perlindungan Tenaga Kerja terdiri dari dua kata yaitu perlindungan dan tenaga. Perlindungan yang berasal dari kata dasar lindung dapat diartikan penjagaan memberi pertolongan. Sedangkan tenaga adalah orang yang bekerjamengerjakan sesuatu pekerjaan,pegawai dan sebagainya, orang yang mampu melakukan pekerjaan,baik didalam maupun diluar hubungan kerja . 65 a. Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja penyandang cacat wajib memberikan perlindungan sesuai dengan jenis dan derajat kecacatannya. Berikut perlindungan tenaga kerja menurut UUKT: 1. Bagi penyandang cacat Didalam masalah perlindungan terhadap pekerjaburuh, yang perlu diperhatikan secara tersendiri adalah penyandang cacat. Di dalam Pasal 67 UUKT mengatur soal penyandang cacat yang intinya bahwa pengusaha dapatmemberikan pekerjaan penyandang cacat dengan memperhatikan atau mematuhi aturan sebagai berikut : 64 W.J.S.Poerwadarminta, Op.cit, hlm. 600 65 Muhammad Ali, 1997, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, Pustaka Amani, Jakarta, hlm. 7 Universitas Sumatera Utara 58 b. Pemberian perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 66 2. Anak; 67 4. 1 Anak dapat melakukan pekerjaan di tempat kerja yang merupakan bagian dari kurikulum pendidikan atau pelatihan yang disahkan oleh pejabat yang berwenang. Pengusaha dilarang mempekerjakan anak. 3. 1 Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 68 dapat dikecualikan bagi anak berumur antara 13 tiga belas tahun sampai dengan 15 lima belas tahun untuk melakukan pekerjaan ringan sepanjang tidak mengganggu perkembangan dan kesehatan fisik, mental, dan sosial. 2 Pengusaha yang mempekerjakan anak pada pekerjaan ringan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus memenuhi persyaratan; a. izin tertulis dari orang tua atau wali; b. perjanjian kerja antara pengusaha dengan orang tua atau wali; c. waktu kerja maksimum 3 tiga jam; d. dilakukan pada siang hari dan tidak mengganggu waktu sekolah; e. keselamatan dan kesehatan kerja; f. adanya hubungan kerja yang jelas; dan g. menerima upah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 3 Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf a, b, f dan g dikecualikan bagi anak yang bekerja pada usaha keluarganya 66 Pasal 67 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan 67 Pasal 68 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan Universitas Sumatera Utara 59 2 Anak sebagaimana dimaksud pada ayat 1 paling sedikit berumur 14 empat belas tahun. 3 Pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat dilakukan dengan syarat : a. diberi petunjuk yang jelas tentang cara pelaksanaan pekerjaan serta bimbingan dan pengawasan dalam melaksanakan pekerjaan; dan b. diberi perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja. 5. Anak dapat melakukan pekerjaan untuk mengembangkan bakat dan minatnya. Pengusaha yang mempekerjakan anak sebagaimana dimaksud pada ayat 1 wajib memenuhi syarat : 68 1 di bawah pengawasan langsung dari orang tua atau wali; 2 waktu kerja paling lama 3 tiga jam sehari; dan 3 kondisi dan lingkungan kerja tidak mengganggu perkembangan fisik, mental, sosial, dan waktu sekolah. Ketentuan mengenai anak yang bekerja untuk mengembangkan bakat dan minat sabagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 diatur dengan Keputusan Menteri. 6. Dalam hal anak dipekerjakan bersama-sama dengan pekerjaburuh dewasa, maka tempat kerja anak harus dipisahkan dari tempat kerja pekerjaburuh dewasa. 69 68 Pasal 71 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan 69 Pasal 72 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan Universitas Sumatera Utara 60 7. Anak dianggap bekerja bilamana berada di tempat kerja, kecuali dapat dibuktikan sebaliknya. 70 a. segala pekerjaan dalam bentuk perbudakan atau sejenisnya; 8. 1 Siapapun dilarang mempekerjakan dan melibatkan anak pada pekerjaan- pekerjaan yang terburuk. 2 Pekerjaan-pekerjaan yang terburuk yang dimaksud pada ayat 1 meliputi : b. segala pekerjaan yang memanfaatkan, menyediakan, atau menawarkan anak untuk pelacuran, produksi pornografi, pertunjukan porno, atau perjudian; c. segala pekerjaan yang memanfaatkan, menyediakan, atau melibatkan anak untuk produksi dan perdagangan minuman keras, narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya; danatau d. semua pekerjaan yang membahayakan kesehatan, keselamatan, atau moral anak. 3 Jenis-jenis pekerjaaan yang membahayakan kesehatan, keselamatan, atau moral anak sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf d ditetapkan dengan Keputusan Menteri. 91 Pemerintah berkewajiban melakukan upaya penanggulangan anak yang bekerja diluar hubungan kerja. 2 Upaya penanggulangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dengan Peraturan Pemerintah. 10. Perempuan; 70 Pasal 73 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan Universitas Sumatera Utara 61 1 Pekerjaburuh perempuan yang berumur kurang dari 18 delapan belas tahun dilarang dipekerjakan antara pukul 23.00 s.d. 07.00. 2 Pengusaha dilarang mempekerjakan pekerjaburuh perempuan hamil yang menurut keterangan dokter berbahaya bagi kesehatan dan keswelamatan kandungannya maupun dirinya apabila bekerja antara pukul 23.00 s.d. pukul 07.00. 3 Pengusaha yang mempekerjakan pekerjaburuh perempuan antara pukul 23.00 s.d. pukul 07.00 wajib : a. memberikan makanan dan minuman bergizi; dan b. menjaga kesusilaan dan keamanan selama di tempat kerja. 4 Pengusaha wajib menyediakan angkutan antar jemput bagi pekerjaburuh perempuan yang berangkat dan pulang bekerja antara pukul 23.00 s.d.pukul 05.00. 5 Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 dan ayat 4 diatur dengan Keputusan Menteri. 11. Waktu Kerja; 71 71 Pasal 77 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan 1 Setiap pengusaha wajib melaksanakan ketentuan waktu kerja. 2 Waktu kerja sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi : a. 7 tujuh jam 1 satu hari dan 40 empat puluh jam 1 satu minggu untuk 6 enam hari kerja dalam 1 satu minggu; atau b. 8 delapan jam 1 satu hari dan 40 empat puluh jam 1 satu minggu untuk 5 lima hari kerja dalam 1 satu minggu. Universitas Sumatera Utara 62 3 Ketentuan waktu kerja sebagaimana dimaksud pada ayat 2 tidak berlaku bagi sektor usaha atau pekerjaan tertentu. 4 Ketentuan mengenai waktu kerja pada sektor usaha atau pekerjaan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat 3 diatur dengan Keputusan Menteri. 12. 1 Pengusaha yang mempekerjakan pekerjaburuh melebihi waktu kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat 2 harus memenuhi syarat: a. ada persetujuan pekerjaburuh yang bersangkutan; dan b. waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling banyak 3 tiga jam dalam1 satu hari dan 14 empat belas jam dalam 1 satu minggu. 2 Pengusaha yang mempekerjakan pekerjaburuh melebihi waktu kerja sebagaimana dimaksud pada ayat 1 wajib membayar upah kerja lembur 3 Ketentuan waktu kerja lembur sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b tidak berlaku bagi sektor usaha atau pekerjaan tertentu. 4 Ketentuan mengenai waktu kerja lembur dan upah kerja lembur sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dan ayat 3 diatur dengan Keputusan Menteri. 13. 1 Pengusaha wajib memberi waktu istirahat dan cuti kepada pekerjaburuh. 72 a. istirahat antara jam kerja, sekurang-kurangnya setengah jam setelah bekerja selama 4 empat jamterus menerus dan waktu istirahat tersebut tidak termasuk jam kerja; 2 Waktu istirahat dan cuti sebagaimana dimaksud pada ayat 1, meliputi : 72 Pasal 79 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan Universitas Sumatera Utara 63 b. istirahat mingguan 1 satu hari untuk 6 enam hari kerja dalam 1 satu minggu atau 2 dua hari untuk 5 lima hari kerja dalam 1 satu minggu; c. cuti tahunan, sekurang-kurangnya 12 dua belas hari kerja setelah pekerjaburuh yang bersangkutan bekerja selama 12 dua belas bulan secara terus menerus; dan d. istirahat panjang sekurang-kurangnya 2 dua bulan dan dilaksanakan pada tahun ketujuh dan kedelapan masing-masing 1 satu bulan bagi pekerjaburuh yang telah bekerja selama 6 enam tahun secara terus- menerus pada perusahaan yang sama dengan ketentuan pekerjaburuh tersebut tidak berhak lagi atas istirahat tahunannya dalam 2 dua tahun berjalan dan selanjutnya berlaku untuk setiap kelipatan masa kerja 6 enam tahun. 3 Pelaksanaan waktu istirahat tahunan sebagimaimana dimaksud pada ayat 2 pasal 31 huruf c diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama. 4 Hak istirahat panjang sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf d hanya berlaku bagi pekerjaburuh yang bekerja pada perusahaan tertentu. 5 Perusahaan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat 4 diatur dengan Keputusan Menteri. 14. Pengusaha wajib memberikan kesempatan yang secukupnya kepada pekerjaburuh untuk melaksanakan ibadah yang diwajibkan oleh agamanya. 73 73 Pasal 80 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan Universitas Sumatera Utara 64 15. 1 Pekerjaburuh perempuan yang dalam masa haid merasakan sakit dan memberitahukan kepada pengusaha, tidak wajib bekerja pada hari pertama dan kedua pada waktu haid. 2 Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama. 16. 1 Pekerjaburuh perempuan berhak memperoleh istirahat selama 1,5 satu setengah bulan sebelum saatnya melahirkan anak dan 1,5 satu setengah bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau bidan. 2 Pekerjaburuh perempuan yang mengalami keguguran kandungan berhak memperoleh istirahat 1,5 satu setengah bulan atau sesuai dengan surat keterangan dokter kandungan atau bidan. 17. Pekerjaburuh perempuan yang anaknya masih menyusu harus diberi kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya jika hal itu harus dilakukan 74 74 Pasal 83 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan 18. Setiap pekerjaburuh yang menggunakan hak waktu istirahat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79 ayat 2 huruf b, c, dan d, Pasal 80, dan Pasal 82 berhak mendapat upah penuh. 19. 1 Pekerjaburuh tidak wajib bekerja pada hari-hari libur resmi. 2 Pengusaha dapat mempekerjakan pekerjaburuh untuk bekerja pada hari- hari libur resmi apabila jenis dan sifat pekerjaan tersebut harus dilaksanakan atau dijalankan secara terus-menerus atau pada keadaan lain berdasarkan kesepakatan antara pekerjaburuh dengan pengusaha. Universitas Sumatera Utara 65 3 Pengusaha yang mempekerjakan pekerjaburuh yang melakukan pekerjaan pada hari libur resmi sebagaimana dimaksud pada ayat 2 wajib membayar upah kerja lembur. 4 Ketentuan mengenai jenis dan sifat pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 diatur dengan keputusan menteri. 20. Keselamatan dan Kesehatan Kerja; 75 75 Pasal 86 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan 1 Setiap pekerjaburuh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas : a. keselamatan dan kesehatan kerja; b. moral dan kesusilaan; dan c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama. 2 Untuk melindungi keselamatan pekerjaburuh guna mewujudkan produktivitas kerja yangoptimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja. 3 Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan ayat 2 dilaksanakan sesuaidengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 21. 1 Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerjayang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan. 2 Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 diatur dengan Peraturan Pemerintah. Universitas Sumatera Utara 66

2. Perlindungan TKI diluar negeri

Di dalam Pasal 1 angka 1 UUPTKLN dinyatakan bahwa:“TKI yang selanjutnya disebut dengan TKI adalah setiap warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah “. 76 Pasal 1 angka 4 UUPTKLN menjelaskan bahwa Perlindungan TKI adalah segala upaya melindungi kepentingan tenaga kerja dalam mewujudkan terjadinya pemenuhan hak-hak sesuai dengan peraturan perundang-undangan, baik sebelum, selama maupun sesudah bekerja. Berdasarkan uraian pasal tersebut, dapat di ketahui bahwa TKI ditempatkan di luar negeri untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu. Namun, siapa yang dapat melakukan penempatan tenaga kerja di luar negeri? Hanya Pemerintah dan pelaksana penempatan TKI swasta saja yang dapatmelakukannya. Menurut Pasal 4 UUPTKLN, perseorangan tidak diperkenankan untuk melakukan penempatan TKI di luar negeri. Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat diketahui bahwa TKI merupakan TKI yang berada di luar negeri atau ditempatkan di luar negeri untuk suatu pekerjaan. Selanjutnya Pasal 1 angka3 UU No. 392004 menyebutkan: “Penempatan TKI adalah kegiatan pelayanan untuk mempertemukan TKI sesuai bakat, minat, dan kemampuannya dengan pemberi kerja di luar negeri yang meliputi keseluruhan proses perekrutan, pengurus dokumen, pendidikan dan pelatihan, penampungan, persiapan pemberangkatan, pemberangkatan sampai ke negara tujuan, dan pemulangan dari negara tujuan “ 76 Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004, tentang Penempatan dan Perlindungan TKI diluar Negeri Universitas Sumatera Utara 67 Pasal 6 dan Pasal 7 UUPTKLN dinyatakan bahwa Pemerintah bertanggung jawab dan memberikan perlindungan terhadap TKI di luar negeri. Hal ini berarti bahwa Pemerintah harus menjamin kepastian keamanan dan perlindungan hukum bagi TKI yang ditempatkan di luar negeriSetiap calon TKI Mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan sesuai dengan peraturan Per Undang-undangan. Perlindungan sebagaimana dimaksud di dalam UUPTKLN Pasal 77 angka 1 di laksanakan mulai dari pra penempatan, masa penempatan, sampai purna penempatan. 77 a. Pemberian bantuan hukum sesuai dengan ketentuan peraturn perundang- undangan dinegara tujuan serta hukum dan kebiasan Internasional Pasal 80 angka 1 UUPTKLN. Perwakilan republik Indonesia memberikan perlindungan terhadap TKIdiluar negeri sesuai dengan peraturan per undang- undangan serta hukum kebiasaan internasional. Dalam rangka perlindungan TKI di luar negeri, pemerintah dapat menetapkan jabatan atau Atase ketenagakerjaan pada perwakilan Republik Indonesia tertentu sehingga penugasan atase ketenagakerjaan dilakukan sesuai dengan peraturan per undang-undangan.Di dalam rangka pemberian perlindungan selama masa penempatan TKI di luar negeri perwakilan Republik Indonesia melakukan pembinaan dan pengawasan . Adapun pertimbangan selama dalam penempatan TKI di luar negeri di laksanakan antara lain : b. Pembelaan atas pemenuhan hak hak sesuai dengan perjanjian kerja atau peraturan per undang-undangan di Negara TKI di tempatkan. Ketentuan 77 Pasal 77 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004, tentang Penempatan dan Perlindungan TKI diluar Negeri Universitas Sumatera Utara 68 mengenai pemberian perlindungan selama masapenempatan TKI di luar negri di atur lebih lanjut denganperaturan pemerintah Pasal 80 angka 2 UUPTKLN. Untuk menjamin dan mempercepat terwujudnya tujuan penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri, di perlukan pelayanandan tanggung jawab yang terpadu. Untuk mencapai tujuan Badan NasionalPenempatan dan perlindungan TKI merupakan lembaga pemerintah non-departemen yang bertanggung jawab kepada presiden yang berkedudukan di ibukota Negara Pasal 94 UUPTKLN.

F. Maksud dan Tujuan Perlindungan Tenaga Kerja

Menurut Satjipto Rahardjo yang dimaksud dengan perlindungan hukum adalah adanya upaya melindungi kepentingan seseorang dengan cara mengalokasikan suatu kekuasaan kepadanya untuk bertindak dalam rangka kepentingannya tersebut. 78 Muchsin menyebut Perlindungan hukum sebagai kegiatan untuk melindungi individu dengan menyerasikan hubungan nilai-nilai atau kaidah-kaidah yang menjelma dalam sikap dan tindakan dalam menciptakan adanya ketertiban dalam pergaulan hidup antar sesama manusia. 79 Perlindungan terhadap tenaga kerja dimaksudkan untuk menjamin hak-hak dasar pekerja dan menjamin kesamaan serta perlakuan tanpa diskriminasi atasdasar apapun untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya dengan tetap memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha dan kepentinganpengusaha. Peraturan perundang-undangan yang terkait dengan perlindungan bagipekerja UUKT danPeraturan Pelaksana dari perundang- undangan di bidang Ketenagakerjaan. 78 Satjipto Rahardjo, 2003, Sisi Lain dari Hukum di Indonesia, Kompas, Jakarta, hlm. 121 79 Muchsin, Perlindungan dan Kepastian Hukum bagi Investor di Indonesia, 2003, Magister Ilmu Hukum Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta, hlm. 14 Universitas Sumatera Utara 69 Adapun tujuan dari perlindungan TKI sebagaimana disebutkandalam Pasal 3 UUPTKLN adalah sebagai berikut: 80 1. Memberdayakan dan mendayagunakan tenaga kerja secara optimal dan manusiawai; 2. Menjamin dan melindungi calon TKI sejak di dalam negari, di negara tujuan, sampai kembali ke tempat asal di Indonesia; 3. Meningkatkan kesejahteraan TKI dan keluarganya Permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia terkait mengenai hubungan kerja tidak seimbang antara pengusaha dengan buruh dalam pembuatan perjanjian kerja. Bukan hanya tidak seimbang dalam membuat perjanjian, akan tetapi iklim persaingan usaha yang makin ketat yang menyebabkan perusahaan melakukan efisiensi biaya produksi cost of production. Tidak kalah pentingnya adalah perlindungan tenaga kerja yang bertujuan agar bisa menjamin hak-hak dasar pekerjaburuh dan menjamin kesempatan serta perlakuan tanpa diskriminasi. Hal ini merupakan esensi dari disusunya undang- undang ketenagakerjaan yaitu mewujudkan kesejahteraan para pekerjaburuh yang akan berimbas terhadap kemajuan dunia usaha di Indonesia.

G. Hak dan Kewajiban tenaga kerja