Struktural Fungsional Talcott Parsons

besar kaum perempuan untuk dapat keluar dari bidang domestik dan berperan serta dalam bidang politik, seperti halnya menjadi pemimpin, dan menyebabkan ketidakadilan serta ketidaksetaraan gender. Ketidaksetaraan gender seringkali terjadi dalam organisasi mahasiswa. Ketidaksetaraan ini menimbulkan kesenjangan antara laki-laki dan perempuan. Kurangnya akses dan kesempatan bagi kaum perempuan untuk mengaktualisasikan diri dalam pengambilan keputusan bahkan menjadi pemimpin, membuat perempuan lebih memilih untuk bersikap pasif. Permasalahan ini akan dikaji melalui teori struktural fungsional dimana dalam setiap organisasi diperlukan adanya kerjasama antar masing-masing bagian atau struktur yang saling berkaitan untuk menjalankan sebuah fungsi, termasuk didalamnya untuk menjalankan sebuah fungsi organisasi. Maka dari itu, teori struktural fungsional digunakan untuk menjelaskan mengenai akses dan kesempatan bagi perempuan untuk menduduki jabatan sebagai pemimpin, faktor pendukung dan penghambat bagi perempuan dalam mengaktualisasikan diri dalam setiap kegiatan organisasi, serta dampak dari implementasi kesetaraan gender bagi para anggota organisasi.

D. Organisasi KAMMI

Organisasi KAMMI Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia merupakan sebuah organisasi mahasiswa muslim yang lahir pada era reformasi yaitu pada tanggal 29 Maret 1998 di Malang. Anggotanya sendiri tersebar di hampir seluruh PTN Perguruan Tinggi NegeriPTS Perguruan Tinggi Sipil di Indonesia. Organisasi ini bersifat terbuka dan independen dengan status sebagai Organisasi Kemasyarakatan Ormas kemahasiswaan ekstra kampus. Struktur organisasi terdiri atas KAMMI Pusat, KAMMI daerah, dan KAMMI Komisariat. KAMMI muncul sebagai salah satu kekuatan alternatif Mahasiswa yang berbasis mahasiswa Muslim dengan mengambil momentum pada pelaksanaan Forum Silahturahmi Lembaga Dakwah Kampus FS-LDK X se-Indonesia yang diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Malang UMM. Acara ini dihadiri oleh 59 LDK yang berasal dari 63 kampus PTN-PTS diseluruh Indonesia. Jumlah peserta keseluruhan kurang lebih 200 orang yang notabenenya para aktifis dakwah kampus. Organisasi ini dibentuk karena terdapat keprihatinan di kalangan mahasiswa yang tergabung dalam LDK Lembaga Dakwah Kampus terhadap kondisi negara Indonesia saat itu serta mahasiswa yang merasa diperlukannya sebuah wadah yang mengkonsentrasikan aksi pada agenda politik. Organisasi KAMMI juga mempunyai visi dan misi layaknya organisasi lain. Visi organisasi KAMMI Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia yaitu, “Wadah permanen yang akan melahirkan kader- kader kepemimpinan nasional yang tangguh dalam upaya mewujudkan masyarakat madani di Indonesia” Rahmat, 2001: 171. Sementara misi organisasi KAMMI Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia adalah sebagai berikut Saifulloh, http:www.kammi-uinsuka.compfilosofi- kammi_31.html . 1. Membina keislaman, keimanan, dan ketaqwaan mahasiswa muslim Indonesia. 2. Menggali, mengembangkan, dan memantapkan potensi dakwah, intelektual, sosial, dan politik mahasiswa. 3. Mencerahkan dan meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang rabbani, madani civil society. 4. Memelopori dan memelihara komunikasi, solidaritas, dan kerjasama mahasiswa Indonesia dalam menyelesaikan permasalahan kerakyatan dan kebangsaan. 5. Mengembangkan kerjasama antar elemen masyarakat dengan semangat membawa kebaikan, menyebar manfaat, dan mencegah kemungkaran amar ma’ruf nahi munkar

E. Penelitian Relevan

Penelitian yang serupa dengan topik yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai berikut: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Miftahudin, Nur Hidayah, dan Supardi 2008. Dengan judul Sensitivitas dan Aplikasi Kesetaraan Gender di Organisasi Kemahasiswaan Universitas Negeri Yogyakarta. Dalam penelitian tersebut, lebih mengkaji tentang komposisi keterlibatan pengurus berdasarkan jenis kelamin, program maupun kegiatan yang terkait dengan wacana gender, akses dan kontrol perempuan dalam pengambilan keputusan di organisasi, kesempatan perempuan dan laki- laki dalam memperoleh kedudukan di organisasi, dan kepemimpinan dalam organisasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang ditujukan untuk mengetahui lingkup dari subyek penelitian sebagai sumber, tempat penentuan suatu kajian. Satuan kajian dalam penelitian ini merupakan subyek penelitian yaitu 27 organisasi mahasiswa yang terdiri atas 4 BEM fakultas, 15 HIMA, dan 8 UKM. Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling atau menggunakan sampel bertujuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wacana gender sebagian besar sudah diakses oleh organisasi mahasiswa yang menjadi subyek penelitian. Hanya 9 organisasi yang benar-benar melakukan kegiatan terkait dengan wacana gender, sedangkan 18 organisasi lainnya belum pernah melakukannya. Kenyataan menunjukkan bahwa dalam kegiatan praktis kepanitiaan perempuan masih sering ditempatkan untuk mengurusi hal-hal yang masih bersifat domestik, sedangkan laki-laki sebaliknya. Dalam kepemimpinan organisasi, masih diutamakan laki- laki yang memegang jabatan penting. Penelitian relevan di atas mempunyai kesamaan dalam beberapa hal dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Adapun kesamaannya yaitu dalam memilih fokus penelitian yaitu sama-sama meneliti mengenai gender dalam organisasi mahasiswa dan kesempatan para anggotanya untuk menduduki jabatan dalam struktur organisasi. Sedangkan untuk perbedaannya yaitu penelitian yang dilakukan Miftahudin terdiri atas beberapa organisasi yang terdapat di UNY, sedangkan yang akan dilakukan oleh peneliti hanya spesifik di