Organisasi KAMMI KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
dalam organisasi KAMMI Komisariat UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Anggun Kusuma Wardani 2010.
Dengan judul Peran Aktivis Mahasiswa Perempuan dalam Organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa FISE UNY 2009. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana peran aktivis mahasiswa perempuan dan peran perempuan dalam organisasi. Pendekatan metode dalam
penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif, dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan keterlibatan
penelitian ini menunjukkan keterlibatan perempuan dalam BEM FIS cukup optimal yang terbukti pada program kerja, struktur organisasi
BEM. Adanya bias gender sehingga menempatkan perempuan pada jabatan tertentu yaitu sekretaris, bendahara, dan seksi konsumsi.
Kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu sama-sama meneliti tentang peran aktivis perempuan dalam organisasi
mahasiswa, serta melihat sejauh mana subordinasi perempuan dalam aktivitas keorganisasian. Adapun perbedaannya terletak pada
organisasi yang berbeda, yaitu BEM dan KAMMI. Perbedaan lainnya yaitu penelitian Anggun Kusuma Wardani melihat bagaimana peran
aktivis perempuan dalam organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi UNY, sedangkan penelitian yang
akan dilakukan oleh peneliti lebih melihat bagaimana bias gender dalam struktur organisasi dan dampaknya bagi para anggotanya.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Yogi Aprianto 2013. Dengan
judul Peran Kesetaraan Gender dalam Organisasi Islam: Studi Pada Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Yoyakarta. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana peran kesetaraan gender Aisyiyah Kota Yogyakarta dalam organsiasi Muhamadiyah, faktor pendukung dan
penghambat peran kesetaraan gender Aisyiyah dalam organisasi Muhamadiyah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran kesetaraan gender Aisyiyah Yogyakarta dalam organisasi Muhamadiyah yaitu
sebagai mitra dalam setiap kegiatan dan pada rapat pleno pengambilan keputusan.
Kesetaraan gender dalam pandangan Aisyiyah Kota Yogyakarta adalah bagaimana memberikan porsi yang sama antara laki-laki dan
perempuan dalam kepengurusan di Muhammadiyah. Peran kesetaraan gender Aisyiyah kota Yoyakarta dapat dilihat dengan adanya kader
Aisyiyah yang duduk sebagai staf pada Majelis di Muhammadiyah dan rapat pleno pengambilan keputusan. Faktor pendukung peran
kesetaraan gender yaitu kemampuan manajerial organisasi yang baik dan wawasan yang luas. Faktor penghambat peran kesetaraan gender
yaitu kurang percaya diri akan kemampuan yang dimiliki, serta adanya rasa penghormatan berlebihan terhadap kepemimpinan laki-laki.
Penelitian relevan di atas mempunyai kesamaan dalam beberapa hal dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Adapun
kesamaannya yaitu sama-sama meneliti mengenai kesetaraan gender dalam organisasi Islam. Persamaan lainnya yaitu penelitian ini sama-
sama mengunakan metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik purposive sampling. Adapun perbedaannya terletak pada
organisasi yang berbeda yaitu Aisyiyah dan KAMMI, serta objek penelitian yang berbeda, dimana penelitian Wahyu Yogi Apriyanto
meneliti mengenai peran kesetaraan gender, sementara penelitian ini meneliti mengenai bias kesetaraan gender.