pelanggan diberikan setelah pembelian sebelumnya yang secara kredit telah dilunasi.
Prosedur pengeluaran barang sama seperti pada penjualan tunai untuk masing-masing sistem. Penjualan secara kredit menggunakan faktur penjualan
rangkap tiga,dimana untuk pembeli diberikan copy dari faktur penjualan dan pada saat pembayaran nantinya diberikan faktur asli.Untuk bagian pembukuan,dalam
hal ini yang menangani piutang menyimpan faktur asli dan copy faktur yang lainnya. Pada saat penagihan,bagian pembukuan memberikan faktur asli kepada
penagih yaitu Deliveryman untuk diberikan kepada debitur pada saat ia melunasi hutangnya.Penagihan dilakukan pada saat Deliveryman mendatangi outlet-outlet
pelanggan pada penjualan berikutnya. Sekembali dari rutenya,deliveryman mengisi dokumen Daily Credit
Summary DCS dan diisi pada kolom Credit Issuancekredit yang diberikan,sedangkan pada kolom Credit Collectionkredit yang terbayar diisi di
perusahaan pada saat selesai penagihan.Dokumen DCS diisi berdasarkan faktur penjualan kredit yang ada dan semua faktur penjualan kredit yang ada pada
deliveryman diberikan kepada bagian pembukuan seksi piutang. Prosedur penjualan kredit yang diterapkan perusahaan telah cukup
memadai dan cukup ketat, dimana pemberian kredit atas produk dilakukan atas beberapa tahapan dan yang paling penting kredit dapat diberikan kembali setelah
pembelian kredit sebelumnya
4.2.2. Analisis Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
Sistem dan prosedur penerimaan kas pada PT. Sharp Electronics Indonesia Cabang Binjai dinilai sudah cukup baik,dimana penerimaan kas telah
Universitas Sumatera Utara
menggunakan dokumen yang cukup memadai.Dokumen yang dipakai dalam hal ini antara lain dokumen Daily Credit Summary,
yakni untuk mendokumentasikan beberapa jumlah piutang yang tertagih dan ditujukan pada
bagian pembukuan piutang untuk selanjutnya dicatat dan disesuaikan ke buku piutang.
Dokumen lain yang dipergunakan yaitu dokumen Route Header Form yakni dokumen yang digunakan untuk mendokumentasikan jumlah dari uang kas
yang didapat dari penagihan piutang dan sebagai alat bukti setoran kas oleh salesman kepada kasir serta sebagai dasar bagi pihak pembukuan untuk mencatat
penerimaan kas pada buku kas. Untuk pembeli diberikan faktur penjualan lembar asli yang telah dibubuhi tanda “lunas” oleh salesman sebagai bukti
bahwa ia telah melunasi hutangnya. Catatan yang dipakai adalah catatanbuku penjualan dan buku kas dan
bank dengan metode yang telah terkomputerisasi. Alat-alat yang dipakai untuk mendukung kelancaran aktivitas ini berupa alat-alat elektronik yang telah
memadai seperti komputer,mesin faksimili dan alat hitung elektronik. Prosedur penerimaan kas pada PT. Sharp Electronics Indonesia Cabang
Binjai telah cukup baik,hal ini dapat dilihat dari pemisahan fungsi penyimpanan dan pencatatan yang terpisah antara kasir dan bagian pembukuan,sehingga dapat
dilakukan cross check.Dokumen RHF sebagai bukti penyerahan uang kas kepada perusahaan dibuat rangkap tiga,yakni untuk kasir,bagian pembukuan,dan
untuk salesman,sehingga masing-masing bagian mempunyai data tentang penerimaan kas dan data-data tersebut dapat diperbandingkan
Universitas Sumatera Utara
Dokumen DCS digunakan untuk mengisi jumlah piutang yang tertagih dan jadikan dasar oleh bagian pembukuan seksi piutang untuk menyesuaikan
jumlah piutang perusahaan.Dokumen DCS dapat juga dibandingkan dengan dokumen RHF sebagai dokumen untuk penyerahan kas.Jumlah yang tertera pada
dokumen RHF untuk kolom penerimaan kas dari penagihan piutang harus sama dengan kolom jumlah piutang tertagihcredit collection pada dokumen DCS.
Jadi, sebenarnya dokumen yang satu dengan dokumen yang lain saling berkaitan dan merupakan alat bagi manajemen untuk keperluan pengawasan.
Pihak manajemen perusahaan telah melakukan pemisahan fungsi-fungsi yang ada, misalnya fungsi pencatatan terpisah dengan fungsi penerimaan
kas.Pengawasan dalam penerimaan kas sangat diperhatikan,karena manajemen sangat menyadari rawannya aktiva tersebut akan penyelewengan,pencurian,dan
penyalahgunaan. Manajemen dapat melakukan cross check penerimaan kas dengan membandingkan dokumen RHF sebagai bukti penyerahan kas dari
salesman dengan dokumen LOSLIS dari bagian gudang yang merupakan bukti barang keluar dan merupakan jumlah barang yang terjual, sehingga dapat dihitung
berapa hasil penjualan,dan dengan demikian dapat dibandingkan.Untuk penerimaan kas dari penagihan piutang,dokumen RHF dibandingkan dengan
dokumen DCS yang memuat data piutang yang tertagih,sehingga dengan demikian aktiva,dalam hal ini kas dapat lebih terkontrol.
4.2.3. Analisis Aktivitas Pengendalian atas Penjualan dan Penerimaan Kas a. Otorisasi memadai