68
Perhitungan solvabilitas KPRI di Kabupaten Demak tahun 2009 secara rinci tercantum dalam lampiran 6, sedangkan hasil deskripsi tingkat solvabilitas
pada KPRI di Kabupaten Demak tahun 2009 dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6 Deskripsi Tingkat Solvabilitas Tahun 2009 No. Kelas
Kriteria n
Persentase
1. 50
Over Solvabel 9
25,71 2.
42 - 50 Solvabel
4 11,43
3. 33 - 41
Cukup Solvabel 7
20 4.
24 - 32 Kurang Solvabel
2 5,71
5. 24
Insolvabel 13
37,15
Jumlah 35 100
Sumber : Data Sekunder yang Telah Di olah, 2010 Pada tabel 4.6 dapat diketahui bahwa sebesar 85.71 berada di bawah
kriteria solvabel. Jumlah KPRI yang di bawah kriteria solvabel lebih banyak jika dibandingkan dengan yang sudah memenuhi kriteria solvabel sebesar 14.29.
Maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata tingkat solvabilitas pada KPRI di Kabupaten Demak tahun 2009 adalah insolvabel.
4.1.4 Variabel Perputaran Modal Kerja X
3
Perputaran modal kerja merupakan hubungan penjualan dalam satu periode dengan modal kerja yang ada. Semakin pendek periode perputaran, berarti
semakin cepat perputarannya atau makin tinggi tingkat perputarannya turnover rate-nya. Perhitungan perputaran modal kerja KPRI di Kabupaten Demak tahun
2008 secara rinci tercantum dalam lampiran 7, sedangkan hasil deskripsi tingkat perputaran modal kerja pada KPRI di Kabupaten Demak tahun 2008 dapat dilihat
pada tabel 4.7 berikut ini:
69
Tabel 4.7 Deskripsi Tingkat Perputaran Modal Kerja Tahun 2008 No. Kelas
Kriteria n
Persentase
1. 6 kali
Sangat Cepat 2.
5 kali – 6 kali Cepat
3. 3 kali – 4 kali
Cukup Cepat 4.
1 kali – 2 kali Kurang Cepat
5. 1 kali
Lambat 35
100
Jumlah 35 100
Sumber : Data Sekunder yang Telah Di olah Pada tabel 4.7 dapat dilihat bahwa perputaran modal kerja pada 35 KPRI
di Kabupaten Demak tahun 2008 adalah 100 lambat, sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata perputaran modal kerja pada tahun 2008 lambat.
Perhitungan perputaran modal kerja pada KPRI di Kabupaten Demak tahun 2009 secara rinci tercantum dalam lampiran 7, sedangkan hasil deskripsi
tingkat perputaran modal kerja pada KPRI di Kabupaten Demak tahun 2009 dapat dilihat pada tabel 4.8 yang menjelaskan bahwa perputaran modal kerja pada 35
KPRI di Kabupaten Demak tahun 2009 adalah 100 lambat, sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata perputaran modal kerja pada tahun 2009 lambat.
Tabel 4.8 Deskripsi Tingkat Perputaran Modal Kerja Tahun 2009 No. Kelas
Kriteria n
Persentase
1. 6 kali
Sangat Cepat 2.
5 kali – 6 kali Cepat
3. 3 kali – 4 kali
Cukup Cepat 4.
1 kali – 2 kali Kurang Cepat
5. 1 kali
Lambat 35
100
Jumlah 35 100
Sumber : Data Sekunder yang Telah Di olah, 2010
4.1.5 Variabel Efisiensi Pengendalian Biaya X
4
Efisiensi pengendalian biaya menunjukkan kemampuan KPRI dalam melakukan pengendalian terhadap biaya yang dikeluarkan KPRI agar laba atau
70
SHU yang diperoleh tinggi. Perhitungan efisiensi pengendalian biaya KPRI di Kabupaten Demak tahun 2008 secara rinci tercantum dalam lampiran 8,
sedangkan hasil deskripsi efisiensi pengendalian biaya pada KPRI di Kabupaten Demak tahun 2008 dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini:
Tabel 4.9 Deskripsi Tingkat Efisiensi Pengendalian Biaya Tahun 2008 No. Kelas
Kriteria n
Persentase
1. 94
Sangat Efisien 32
91,43 2.
94 - 95 Efisien
1 2,86
3. 95 - 96
Cukup Efisien 1
2,86 4.
96 - 97 Kurang Efisien
1 2,86
5. 98
Tidak Efisien
Jumlah 35 100
Sumber : Data Sekunder yang Telah Di olah, 2010
Pada tabel 4.9 dapat dilihat tingkat efisiensi pengendalian biaya pada KPRI di Kabupaten Demak tahun 2008 menunjukkan bahwa sebesar 94,29
memenuhi kriteria efisien 91,43 sangat efisien dan 2,86 efisien. Maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata efisiensi pengendalian biaya pada KPRI di
Kabupaten Demak tahun 2008 sangat efisien. Sangat efisien dalam hal ini adalah semakin kecil nilai efisiensi pengendalian biaya 94 .
Perhitungan efisiensi pengedalian biaya KPRI di Kabupaten Demak tahun 2009 secara rinci tercantum dalam lampiran 8, sedangkan hasil deskripsi tingkat
efisiensi pengendalian biaya pada KPRI di Kabupaten Demak tahun 2009 dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:
71
Tabel 4.10 Deskripsi Tingkat Efisiensi Pengendalian Biaya Tahun 2009 No. Kelas
Kriteria n
Persentase
1. 94
Sangat Efisien 32
91,43 2.
94 - 95 Efisien
3 8,57
3. 95 - 96
Cukup Efisien 4.
96 - 97 Kurang Efisien
5. 98
Tidak Efisien
Jumlah 35 100
Sumber : Data Sekunder yang Telah Di olah, 2010
Pada tabel 4.10 dapat dilihat tingkat efisiensi pengendalian biaya pada KPRI di Kabupaten Demak tahun 2009 menunjukkan bahwa sebesar 100
memenuhi kriteria efisien 91,43 sangat efisien dan 8,57 efisien. Maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata efisiensi pengendalian biaya pada KPRI di
Kabupaten Demak tahun 2009 sangat efisien. Sangat efisien dalam hal ini adalah semakin kecil nilai efisiensi pengendalian biaya 94 .
4.1.6 Variabel Size X