66
4.1.2 Variabel Likuiditas X
1
Likuiditas koperasi merupakan rasio yang mengukur kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Perhitungan likuiditas KPRI di
Kabupaten Demak tahun 2008 secara rinci tercantum dalam lampiran 5, sedangkan hasil deskripsi tingkat likuiditas pada KPRI di Kabupaten Demak
tahun 2008 dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3 Deskripsi Tingkat Likuiditas Tahun 2008 No. Kelas
Kriteria n
Persentase
1. 250
Over Likuid 30
85,70 2.
200 - 250 Likuid
1 2,57
3. 175 - 200
Cukup Likuid 4.
150 - 175 Kurang Likuid
1 2,57
5. 150
Ilikuid 3
2,86
Jumlah 35 100
Sumber : Data Sekunder yang Telah Di olah, 2010 Pada tabel 4.3 dapat dilihat tingkat likuiditas pada KPRI di Kabupaten
Demak tahun 2008 menunjukkan bahwa sebesar 88,27 KPRI yang menjadi sampel penelitian sudah memenuhi criteria likuid, akan tetapi banyak yang
memenuhi kriteria overlikuid yaitu sebesar 85,70. Maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata tingkat likuiditas KPRI di Kabupaten Demak tahun 2008
overlikuid. Tingkat likuiditas pada KPRI di Kabupaten Demak tahun 2009
menunjukkan bahwa sebesar 88,56 KPRI yang menjadi sampel penelitian banyak yang memenuhi kriteria overlikuid. Maka dapat disimpulkan bahwa rata-
rata tingkat likuiditas KPRI di Kabupaten Demak tahun 2009 overlikuid. Lebih jelasnya tentang perhitungan likuiditas KPRI di Kabupaten Demak tahun 2009
secara rinci tercantum dalam lampiran 5, sedangkan hasil deskripsi tingkat
67
likuiditas pada KPRI di Kabupaten Demak tahun 2009 dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4 Deskripsi Tingkat Likuiditas Tahun 2009 No. Kelas
Kriteria n
Persentase
1. 250
Over Likuid 30
88,56 2.
200 - 250 Likuid
1 2,86
3. 175 - 200
Cukup Likuid 1
2,86 4.
150 - 175 Kurang Likuid
1 2,86
5. 150
Ilikuid 2
5,71
Jumlah 35 100
Sumber : Data Sekunder yang Telah Di olah, 2010
4.1.3 Variabel Solvabilitas X
2
Solvabilitas koperasi merupakan rasio yang mengukur kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang.
Perhitungan solvabilitas KPRI di Kabupaten Demak tahun 2008 secara rinci tercantum dalam lampiran 6, sedangkan hasil deskripsi tingkat solvabilitas pada
KPRI di Kabupaten Demak tahun 2008 dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:
Tabel 4.5 Deskripsi Tingkat Solvabilitas Tahun 2008 No. Kelas
Kriteria n
Persentase
1. 50
Over Solvabel 10
28,57 2.
42 - 50 Solvabel
2 5,71
3. 33 - 41
Cukup Solvabel 2
5,71 4.
24 - 32 Kurang Solvabel
9 25,71
5. 24
Insolvabel 12
34,30
Jumlah 35 100
Sumber : Data Sekunder yang Telah Di olah, 2010
Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa sebesar 65,72 berada di bawah kriteria solvabel. Jumlah KPRI yang di bawah kriteria solvabel lebih banyak jika
dibandingkan dengan yang sudah memenuhi kriteria solvabel. Maka dapat disimpulkan insolvabel.
68
Perhitungan solvabilitas KPRI di Kabupaten Demak tahun 2009 secara rinci tercantum dalam lampiran 6, sedangkan hasil deskripsi tingkat solvabilitas
pada KPRI di Kabupaten Demak tahun 2009 dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6 Deskripsi Tingkat Solvabilitas Tahun 2009 No. Kelas
Kriteria n
Persentase
1. 50
Over Solvabel 9
25,71 2.
42 - 50 Solvabel
4 11,43
3. 33 - 41
Cukup Solvabel 7
20 4.
24 - 32 Kurang Solvabel
2 5,71
5. 24
Insolvabel 13
37,15
Jumlah 35 100
Sumber : Data Sekunder yang Telah Di olah, 2010 Pada tabel 4.6 dapat diketahui bahwa sebesar 85.71 berada di bawah
kriteria solvabel. Jumlah KPRI yang di bawah kriteria solvabel lebih banyak jika dibandingkan dengan yang sudah memenuhi kriteria solvabel sebesar 14.29.
Maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata tingkat solvabilitas pada KPRI di Kabupaten Demak tahun 2009 adalah insolvabel.
4.1.4 Variabel Perputaran Modal Kerja X