20
diperhatikan agar cepat kembali sehingga kegiatan operasional perusahaan tetap berlangsung sehingga pencapaian rentabilitas ekonomi dapat rendabel.
2.2 Likuiditas
2.2.1 Pengertian Likuiditas
Menurut Riyanto 2008:25 masalah likuiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansiilnya
yang harus segera dipenuhi. Sedangkan menurut Hanafi dan Halim 2007:77 likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan
melihat aktiva lancar perusahaan terhadap hutang lancarnya hutang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan.
Menurut Horne dan Wachowicz 2005:205-206 likuiditas yaitu mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini
membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber daya jangka pendek lancar yang tersedia untuk memenuhi kewajiban tersebut. Menurut Munawir
2007:31 likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Perusahaan dikatakan likuid apabila posisi dana lancar yang tersedia cukup
untuk memenuhi kewajiban jangka pendek kewajiban lancar, jadi perusahaan mempunyai kekuatan membayar sehingga mampu memenuhi kewajiban
finansialnya yang jatuh tempo. Sebaliknya perusahaan dikatakan ilikuid apabila posisi dana lancar yang tersedia tidak cukup untuk memenuhi kewajiban jangka
21
pendek, sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut tidak mempunyai kekuatan membayar maka tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya yang
sudah jatuh tempo. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa likuiditas adalah kemampuan
perusahaan dalam memenuhi atau melunasi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo.
2.2.2 Pengukuran Likuiditas
Brigham dan Houston 2001:76 menyatakan bahwa dalam mengukur likuiditas terdapat dua rasio yang umum digunakan yaitu:
a Rasio Lancar
Current Ratio
Current ratio adalah kemampuan perusahaan membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar. Rasio lancar dihitung dengan
membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Aktiva lancar biasanya terdiri dari: kas, surat berharga, piutng, persediaan. Hutang lancar terdiri dari:
hutang dagang, wesel bayar jangka pendek, hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, pajak yang belum dibayar accued dan biaya-biaya yang
belum dibayar accrued lainnya terutama upah. Rasio lancar dapat dinyatakan dalam rumus berikut:
Menurut Hanafi dan Halim 2007:77, rasio lancar untuk perusahaan yang normal berkisar pada angka 2, meskipun tidak ada standar yang pasti
untuk penentuan rasio lancar seharusnya.
22
b Rasio Cepat
Quick RatioAcid Test Ratio
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva yang paling likuid cepat dicairkan.
Rasio cepat dapat dihitung dengan mengurangkan persediaan dari aktiva lancar kemudian membagi hasilnya dengan kewajiban lancar atau dapat
dinyatakan dengan rumus:
Horne dan Wachowicz 2005:207 mengatakan bahwa rasio cepat merupakan ukuran yang lebih konservatif atas likuiditas karena menyediakan
aktiva yang benar-benar likuid dalam membayar hutang jangka pendeknya. Persediaan dalam rasio ini diasumsikan sebagai bagian dari aktiva lancar
yang paling tidak likuid atau tingkat likuiditasnya rendah dan harta yang sering merosot nilainya bila terjadi likuidasi.
2.2.3 Standar Pengukuran Likuiditas