ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENTABILITAS EKONOMI PADA KPRI DI KABUPATEN DEMAK TAHUN 2008-2009.

(1)

i

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI RENTABILITAS EKONOMI

PADA KPRI DI KABUPATEN DEMAK TAHUN

2008-2009

SKRIPSI

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Dwi Novita Elvandari 7250406556

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada :

Hari : Rabu

Tanggal : 25 Agustus 2010

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Drs. Sukardi Ikhsan, M. Si Trisni Suryarini, SE., M.Si, Akt NIP. 195004161975011001 NIP. 197804132001122001

Mengetahui, Ketua Jurusan Akuntansi

Amir Mahmud, S.Pd., M.Si. NIP. 197212151998021001


(3)

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Senin

Tanggal : 20 September 2010

Penguji Skripsi

Maylia Pramono Sari, SE., M.Si, Akt NIP. 198005032005012001

Anggota I Anggota II

Drs. Sukardi Ikhsan, M. Si Trisni Suryarini, SE., M.Si, Akt NIP. 195004161975011001 NIP. 197804132001122001

Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi

Drs. Agus Wahyudin, M.Si. NIP. 196208121987021001


(4)

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar – benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila dikemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, 25 Agustus 2010

Dwi Novita Elvandari 7250406556


(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

➔ “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

(QS. An-Nashr : 6)

➔ “Sesungguhnya ALLAH tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya”

(Q.S. AL Baqarah : 286)

➔ “Sesungguhnya keberanian terbesar adalah kesabaran, guru terbaik adalah pengalaman, kehormatan tertinggi adalah kesetiaan, dan modal terbesar adalah kemandirian “

(Ali Bin Abi Thalib)

Persembahan :

Karya ini saya persembahkan kepada :

™ Orang tua dan keluarga tercinta yang senantiasa selalu memberikan do’a, kasih sayang dan dukungan.

™ Almamater Universitas Negeri Semarang ™ Teman-teman seperjuangan “Akuntansi S1

2006” dan sahabat-sahabatku, Ida, Nophi, Siska.

™ Maz Danang Agustian, atas semangat dan do’anya.


(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Segenap usaha dan kerja penulis tidak mungkin membuahkan hasil tanpa kehendak-Nya. Segala halangan dan rintangan tidak akan mampu di lalui tanpa jalan terang yang ditunjukkan dan digariskan-Nya.

Adapun tujuan penyusunan skripsi ini adalah dalam rangka menyelesaikan Studi Strata 1 (S1) untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang sangat berarti bagi penulis. Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu dan menyelesaikan studi di Universitas Negeri Semarang. 2. Drs. Agus Wahyudin, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Semarang yang telah memberikan izin melaksanakan penelitian.

3. Amir Mahmud, S.Pd., M.Si., Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin melaksanakan penelitian.

4. Drs. Sukardi Ikhsan, M.Si, Dosen Pembimbing I yang tulus dan penuh kesabaran telah membimbing, mengarahkan dan memotivasi sehingga penulis dapat menyusun skripsi dengan baik.

5. Trisni Suryarini, SE M.Si Akt., Dosen Pembimbing II yang tulus dan penuh kesabaran telah membimbing, mengarahkan dan memotivasi sehingga penulis dapat menyusun skripsi dengan baik.

6. Maylia Pramono Sari, SE., M.Si, Akt, Dosen Penguji yang telah meluangkan waktu untuk menguji hasil skripsi peneliti agar menjadi lebih baik.

7. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ilmu, pengetahuan dan pengalaman yang tak terlupakan selama perkuliahan.


(7)

vii

8. Pengurus Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Demak yang telah memberikan izin penelitian.

9. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan baik moril maupun materiil sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

10.Keluarga besar H. Kasmuri yang selalu mendoakan, memberikan dukungan serta semangat dalam penyelesaian skripsi.

11.Maz Danang Agustian yang telah memberikan dukungan dan semangat dalam penyelesaian skripsi.

12.Teman-teman seperjuanganku Akuntansi S1 angkatan 2006 serta teman-teman kos yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

13.Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Semoga segala bantuan, dorongan, bimbingan dan fasilitas yang telah diberikan kepada penulis akan mendapatkan balasan yang berlipat dari Allah SWT. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik masa kini maupun masa yang akan datang.

Semarang, 25 Agustus 2010


(8)

viii

SARI

Elvandari, Dwi Novita. 2010. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rentabilitas Ekonomi pada KPRI di Kabupaten Demak Tahun 2008-2009”. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Drs. Sukardi Ikhsan, M.Si. II. Trisni Suryarini, SE. M.Si, Akt. Kata Kunci : Rentabilitas Ekonomi, Likuiditas, Solvabilitas, Perputaran Modal

Kerja, Efisiensi Pengendalian Biaya, Size

Rentabilitas mempunyai arti yang penting bagi badan usaha yaitu rentabilitas dapat mencerminkan kemampuan badan usaha dalam menghasilkan keuntungan maka dengan demikian tingkat rentabilitas yang tinggi dapat merupakan pencerminan efisiensi penggunaan modal yang tinggi. Kondisi yang sebenarnya di lapangan menujukkan tingkat rentabilitas ekonomi KPRI di Kabupaten Demak belum sepenuhnya rendabel. Hal ini terlihat dari tingkat rentabilitas ekonomi yang masih di bawah tingkat suku bunga tahun 2008-2009. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah likuiditas, solvabilitas, perputaran modal kerja, efisiensi pengendalian biaya dan size mempengaruhi rentabilitas ekonomi baik secara simultan dan parsial.

Populasi dalam penelitian ini yaitu semua KPRI di Kabupaten Demak yang berjumlah 52 KPRI. Sampel diambil secara random sampling yaitu 35 dengan periode 2 tahun. Variabel penelitian terdiri dari likuiditas, solvabilitas, perputaran modal kerja, efisiensi pengendalian biaya, size dan rentabilitas ekonomi. Data yang digunakan berupa data sekunder yang diambil dengan teknik dokumentasi. Metode analisis data menggunakan regresi linier berganda dengan program SPSS 16.0.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial likuiditas dan size

tidak berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi, sedangkan secara simultan likuiditas, solvabilitas, perputaran modal kerja, efisiensi pengendalian biaya dan

size mempengaruhi rentabilitas ekonomi. Kontribusi pengaruh masing-masing variabel independen (likuiditas, solvabilitas, efisiensi pengendalian biaya dan size

perusahaan) terhadap variabel dependen (rentabilitas ekonomi) adalah sebesar 3,61%; 7,73%; 18,58%; 64,32% dan 4,62%. Besarnya Adjusted R2 adalah 0,728. Hal ini berarti bahwa 72,8% variasi rentabilitas ekonomi dapat dijelaskan oleh variasi lima variabel independen.

Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu secara parsial likuiditas dan size

tidak berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi, sedangkan secara simultan likuiditas, solvabilitas, perputaran modal kerja, efisiensi pengendalian biaya dan

size mempengaruhi rentabilitas ekonomi. Saran bagi KPRI, hendaknya memperhatikan jumlah aktiva lancarnya terutama piutang. Sebaiknya pihak KPRI memberikan pinjaman dengan waktu yang tidak terlalu lama dan melakukan penagihan secara aktif sehingga efisiensi penggunaan piutang koperasi dapat tercapai dan pencapaian rentabilitas ekonomi akan rendabel.


(9)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN... iii

PERNYATAAN ... …. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

SARI ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Manfaat Penelitian ... 11

BAB II LANDASAN TEORI ... 12

2.1 Rentabilitas ... 12

2.1.1 Pengertian Rentabilitas ... 12

2.1.2 Macam-macam Rentabilitas... 13

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rentabilitas ... 17

2.2 Likuiditas ... 20

2.2.1 Pengertian Likuiditas ... 20

2.2.2 Pengukuran Likuiditas ... 21

2.2.3 Standar Pengukuran Likuiditas ... 22

2.2.4 Pengaruh Likuiditas Terhadap Rentabilitas Ekonomi .... 23

2.3 Solvabilitas ... 24

2.3.1 Pengertian Solvabilitas ... 24


(10)

x

2.3.3 Standar Pengukuran Solvabilitas ... 26

2.3.4 Pengaruh Solvabilitas Terhadap Rentabilitas Ekonomi ... 27

2.4 Perputaran Modal Kerja ... 28

2.4.1 Pengertian Modal Kerja... 28

2.4.2 Pengertian Perputaran Modal Kerja ... 30

2.4.3 Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi ... 31

2.5 Efisiensi Pengendalian Biaya ... 32

2.5.1 Pengertian Efisiensi Pengendalian Biaya ... 32

2.5.2 Pengukuran Efisiensi Pengendalian Biaya ... 32

2.5.3 Pengaruh Efisiensi Pengendalian Biaya ... 33

2.6 Size ... 34

2.6.1 Pengertian Size ... 34

2.6.2 Pengukuran Size ... 34

2.6.3 Pengaruh Size Terhadap Rentabilitas Ekonomi ... 36

2.7 Penelitian Terdahulu ... 37

2.8 Kerangka Berpikir ... 40

2.9 Hipotesis ... 44

BAB III METODE PENELITIAN ... 46

3.1 Jenis Penelitian ... 46

3.2 Populasi Penelitian ... 46

3.3 Sampel Penelitian ... 47

3.4 Variabel Penelitian ... 48

3.4.1 Variabel Dependen... 49

3.4.2 Variabel Independen ... 50

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 54

3.6 Metode Pengumpulan Data ... 54

3.7 Metode Analisis Data ... 55

3.7.1 Analisis Deskriptif ... 55

3.7.2 Uji Normalitas ... 57


(11)

xi

3.7.4 Uji Asumsi Klasik ... 61

3.7.3.1 Uji Multikolinearitas ... 61

3.7.3.2 Uji Heterokedastisitas ... 61

3.7.3.3 Uji Autokorelasi ... 62

3.7.5 Uji Hipotesis ... 62

3.7.5.1 Uji Statistik t (Uji Parsial) ... 63

3.7.5.2 Uji Statistik F (Uji Simultan) ... 63

3.7.5.3 Koefisien Determinan ... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 65

4.1 Analisis Deskriptif Variabel ... 65

4.1.1 Variabel Rentabilitas Ekonomi ... 65

4.1.2 Variabel Likuiditas... 67

4.1.3 Variabel Solvabilitas ... 68

4.1.4 Variabel Perputaran Modal Kerja ... 69

4.1.5 Variabel Efisiensi Pengendalian Biaya ... 71

4.1 6 Variabel Size ... 72

4.2 Hasil Analisis Data ... 73

4.2.1 Analisis Regresi Linier Berganda ... 73

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 75

4.2.2.1 Uji Multikolinearitas ... 75

4.2.2.2 Uji Heteroskedastisitas ... 76

4.2.2.3 Uji Autokorelasi ... 77

4.2.3 Uji Hipotesis ... 78

4.2.3.1 Uji t (Parsial) ... 78

4.2.3.2 Uji F (Simultan) ... 80

4.2.3.3 Koefisiensi Determinasi ... 81

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 84

4.3.1 Analisis Deskripsi Data ... 84

4.3.1.1 Rentabilitas Ekonomi pada KPRI di Kabupaten Demak Tahun 2008-2009 ... 84 4.3.1.2 Likuiditas pada KPRI di Kabupaten Demak


(12)

xii

Tahun 2008-2009 ... 85

4.3.1.3 Solvabilitas pada KPRI di Kabupaten Demak Tahun 2008-2009 ... 85

4.3.1.4 Perputaran Modal Kerja pada KPRI di Kabupaten Demak Tahun 2008-2009 ... 86

4.3.1.5 Efisiensi Pengendalian Biaya pada KPRI di Kabupaten Demak Tahun 2008-2009 ... 86

4.3.1.6 Size pada KPRI di Kabupaten Demak Tahun 2008-2009 ... 87

4.3.2 Uji Hipotesis ... 87

4.3.2.1 Pengaruh Likuiditas terhadap Rentabilitas Ekonomi ... 87

4.3.2.2 Pengaruh Solvabilitas terhadap Rentabilitas Ekonomi ... 88

4.3.2.3 Pengaruh Perputaran Modal Kerja terhadap Rentabilitas Ekonomi ... 89

4.3.2.4 Pengaruh Efisiensi Pengendalian Biaya terhadap Rentabilitas Ekonomi ... 90

4.3.2.5 Pengaruh Size terhadap Rentabilitas Ekonomi.... 91

4.3.2.6 Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas, Perputaran Modal Kerja, Efisiensi Pengendalian Biaya dan Size terhadap Rentabilitas Ekonomi ... 92

BAB V PENUTUP ... 95

5.1 Simpulan ... 95

5.2 Saran ... 96

DAFTAR PUSTAKA ... 98 LAMPIRAN


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perhitungan Data Survey Awal KPRI Kabupaten Demak

Tahun 2008-2009 ... ... 3

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... .... 37

Tabel 3.1 Kriteria Rentabilitas Ekonomi ... .... 49

Tabel 3.2 Kriteria Likuiditas... .... 50

Tabel 3.3 Kriteria Solvabilitas ... .... 51

Tabel 3.4 Kriteria Perputaran Modal Kerja ... .... 52

Tabel 3.5 Kriteria Efisiensi Pengendalian Biaya ... .... 53

Tabel 3.6 Kriteria Size... .... 54

Tabel 3.7 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ... .... 59

Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat Rentabilitas Ekonomi Tahun 2008 ... .... 65

Tabel 4.2 Deskripsi Tingkat Rentabilitas Ekonomi Tahun 2009 ... .... 66

Tabel 4.3 Deskripsi Tingkat Likuiditas Tahun 2008 ... .... 67

Tabel 4.4 Deskripsi Tingkat Likuiditas Tahun 2009 ... .... 68

Tabel 4.5 Deskripsi Tingkat Solvabilitas Tahun 2008 ... .... 68

Tabel 4.6 Deskripsi Tingkat Solvabilitas Tahun 2009 ... .... 69

Tabel 4.7 Deskripsi Tingkat Perputaran Modal Kerja Tahun 2008 ... .... 70

Tabel 4.8 Deskripsi Tingkat Perputaran Modal Kerja Tahun 2009 ... .... 70

Tabel 4.9 Deskripsi Tingkat Efisiensi Pengendalian Biaya Tahun 2008 ... .... 71

Tabel 4.10 Deskripsi Tingkat Efisiensi Pengendalian Biaya Tahun 2009 ... .... 72

Tabel 4.11 Hasil Analisis Regresi Berganda ... .... 73

Tabel 4.12 Uji Multikolinearitas ... .... 75

Tabel 4.13 Uji Glejser ... .... 77

Tabel 4.14 Uji Autokorelasi-Durbin Watson ... .... 78

Tabel 4.15 Uji statistik t (Uji Parsial) ... .... 79

Tabel 4.16 Uji Statistik F (Uji Simultan)-Anova ... .... 81

Tabel 4.17 Koefisien Determinasi (Secara Parsial) ... .... 82

Tabel 4.18 Koefisien Determinasi (Secara Simultan) ... .... 83


(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 44 Gambar 3.1 Grafik Normal P-Plot Of Regresion Standardized Residual ... 58 Gambar 4.1 Grafik Scatterplot ... 76


(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Populasi Penelitian ... Lampiran 2 Daftar Sampel Penelitian ... Lampiran 3 Daftar Perhitungan Rentabilitas Ekonomi KPRI Kabupaten

Demak Tahun 2008-2009 ... Lampiran 4 Daftar Perhitungan Likuiditas KPRI Kabupaten Demak

Tahun 2008-2009 ... Lampiran 5 Daftar Perhitungan Solvabilitas KPRI Kabupaten Demak

Tahun 2008-2009 ... Lampiran 6 Daftar Perhitungan Perputaran Modal Kerja KPRI

Kabupaten Demak Tahun 2008-2009 ... Lampiran 7 Daftar Perhitungan Efisiensi Pengendalian Biaya KPRI

Kabupaten Demak Tahun 2008-2009 ... Lampiran 8 Daftar Perhitungan Size KPRI Kabupaten Demak Tahun

2008-2009 ... Lampiran 9 Deskripsi Size pada KPRI Kabupaten Demak Tahun 2008 ... Lampiran 10 Deskripsi Size pada KPRI Kabupaten Demak Tahun 2009 ... Lampiran 11 Daftar Perhitungan Piutang KPRI Kabupaten Demak Tahun

2008-2009 ... Lampiran 12 Hasil Olahan Data SPSS ... Lampiran 13 Surat Survey Pendahuluan ... Lampiran 14 Surat Ijin Penelitian ... Lampiran 15 Surat Keterangan Penelitian ... Lampiran 16 Laporan Keuangan KPRI Serba Guna Kabupaten Demak

Tahun 2008 ... Lampiran 17 Laporan Keuangan KPRI Serba Guna Kabupaten Demak

Tahun 2009 ... Lampiran 18 Laporan Keuangan KPRI Makmur Kabupaten Demak


(16)

xvi

Lampiran 19 Laporan Keuangan KPRI Makmur Kabupaten Demak

Tahun 2009 ... Lampiran 20 Laporan Keuangan KPRI Amanat Kabupaten Demak Tahun

2008 ... Lampiran 21 Laporan Keuangan KPRI Amanat Kabupaten Demak Tahun

2009 ... Lampiran 22 Laporan Keuangan KPRI Mustika Kabupaten Demak

Tahun 2008 ... Lampiran 23 Laporan Keuangan KPRI Mustika Kabupaten Demak Tahun

2009 ... Lampiran 24 Laporan Keuangan KPRI Bina Raharja Kabupaten Demak

Tahun 2008 ... Lampiran 25 Laporan Keuangan KPRI Bina Raharja Kabupaten Demak


(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah

Masalah rentabilitas sangat penting dalam kelangsungan hidup dan perkembangan setiap badan usaha termasuk koperasi. Keberadaan laba yang besar belum cukup mencerminkan tingkat keberhasilan suatu badan usaha tanpa disertai tingkat rentabilitas yang rendabel (modal yang digunakan untuk menghasilkan laba sangat efisien). Dengan demikian yang harus diperhatikan oleh koperasi ialah tidak hanya bagaimana usaha untuk memperbesar laba, tetapi yang lebih penting adalah usaha untuk mempertinggi rentabilitasnya. Rentabilitas merupakan salah satu alat untuk menilai keberhasilan koperasi dalam memperoleh laba serta tolok ukur penilaian koperasi telah bekerja efektif dan efisien. Adanya rentabilitas mencerminkan kemampuan modal suatu koperasi untuk menghasilkan laba. Semakin rendabel tingkat rentabilitas suatu koperasi berarti semakin tinggi atau baik tingkat efisiensi penggunaan modalnya.

Pada setiap koperasi tingkat rentabilitas tidak selamanya sesuai dengan harapan, kadangkala mengalami peningkatan dan kadang mengalami penurunan. Tingkat rentabilitas ekonomi berdasarkan kenyataan yang ada pada KPRI di Kabupaten Demak juga berbeda-beda. Melihat kenyataan tersebut tidak semua KPRI tingkat rentabilitasnya sesuai dengan standart rentabilitas yang di ukur dengan tingkat suku bunga pinjaman yang berlaku pada tahun tersebut.


(18)

2

Ada dua cara dalam penilaian rentabilitas yaitu rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri (Riyanto, 2008:36). Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam prosentase. Modal yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah modal yang bekerja di dalam perusahaan (operating capital). Demikian pula laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah laba yang berasal dari operasinya perusahaan yaitu laba usaha (net operating income). Sedangkan rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto, 2008:44). Jadi, perbedaan antara rentabilitas ekonomi dengan rentabilitas modal sendiri terdapat pada modal yang digunakan untuk menghitung rentabilitasnya. Rentabilitas dalam penelitian ini adalah rentabilitas ekonomi, karena pada KPRI Kabupaten Demak menggunakan modal sendiri dan modal pinjaman. Rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri lebih luas rentabilitas ekonomi karena perusahaan dapat mengetahui kemampuan menghasilkan laba secara keseluruhan.

Menurut survey pendahuluan, jumlah KPRI yang terdaftar di Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM (DINPERINDAGKOP & UMKM) Kabupaten Demak adalah 52 koperasi. Sebagian besar KPRI yang ada di Demak memiliki kegiatan atau bidang usaha yang hampir sama yaitu unit pertokoan dan unit simpan pinjam. Hasil survey awal menunjukkan bahwa KPRI di Kabupaten Demak belum sepenuhnya memperhatikan tingkat rentabilitas ekonominya (rata-rata rentabilitas ekonomi masih di bawah suku bunga pinjaman


(19)

tahun 2008-2009). Berikut ini merupakan data keadaan tingkat rentabilitas ekonomi pada 5 KPRI di Kabupaten Demak pada tahun 2008-2009:

Tabel 1.1 Survey Awal Keadaan Tingkat Rentabilitas Ekonomi pada KPRI di Kabupaten Demak Tahun 2008-2009

No Nama

KPRI Tahun SHU Total aktiva ROA

1 Serba Guna 2008 Rp 24.500.000,00 Rp 2.863.653.976,00 0,86 % 2009 Rp 28.400.000,00 Rp 2.936.701.833,00 0,97 % 2 Makmur 2008 Rp 31.800.584,00 Rp 1.970.928.461,00 1,61 % 2009 Rp 34.293.403,00 Rp 2.089.613.283,00 1,64 % 3 Amanat 2008 Rp 4.424.517,00 Rp 68.226.992,00 6,48 % 2009 Rp 5.627.000,00 Rp 96.841.725,00 5,81 % 4 Mustika 2008 Rp 9.427.000,00 Rp 482.475.848,72 1,95 % 2009 Rp 9.429.000,00 Rp 586.340.821,12 1,61 % 5 Bina

Raharja

2008 Rp 51.174.267,00 Rp 1.709.429.020,00 2,99 % 2009 Rp 25.267.595,00 Rp 1.912.111.515,00 1,32 % Rata – rata

2008 Rp 24.265.273,60 Rp 1.418.942.859,54 2,78% 2009 Rp 20.603.399,60 Rp 1.524.321.835,42 2,27% Sumber : Data Sekunder yang Telah Di olah, 2010

Berdasarkan data survey awal pada 5 KPRI di Kabupaten Demak tahun 2008-2009 diperoleh informasi bahwa KPRI di Kabupaten Demak belum efisien dalam pengelolaan hartanya. Hal ini dapat dilihat dari data survey awal diatas yang menunjukkan adanya penurunan rentabilitas ekonomi (ROA) pada tahun 2008-2009 yaitu sebesar 0,51%. Total aktiva yang dimiliki KPRI di Kabupaten Demak mengalami peningkatan akan tetapi tidak diikuti dengan peningkatan SHU sehingga pencapaian rentabilitas ekonomi mengalami penurunan. Selain itu, dari data survey awal dapat diketahui bahwa rata-rata tingkat rentabilitas ekonomi


(20)

4

KPRI di Kabupaten Demak tahun 2008 rata-rata tingkat rentabilitas ekonominya hanya sebesar 2,78% dan pada tahun 2009 rata-rata tingkat rentabilitas ekonomi sebesar 2,27%. Sedangkan nilai bunga pinjaman tahun 2008 sebesar 8,67% dan tahun 2009 sebesar 7,15%.

Berdasarkan fenomena tersebut terdapat suatu permasalahan atau gap

yaitu adanya tingkat rentabilitas ekonomi yang berada di bawah standar suku bunga bank yang berlaku. Hal ini berarti terjadi gap sebesar 5,89% pada tahun 2008 dan sebesar 4,88% pada tahun 2009. Menurut Riyanto (2008:44) suatu badan usaha dikatakan efisien apabila rate of returnnya lebih tinggi daripada tingkat bunga pinjaman. Dengan demikian faktor tingkat bunga pinjaman yang berlaku dapat digunakan sebagai alat ukur efisiensi yang dicapai oleh KPRI di Kabupaten Demak tahun 2008 dan tahun 2009. Mengingat pentingnya rentabilitas ekonomi yang rendabel bagi suatu badan usaha, maka dengan adanya gap sebesar 5,89% dan 4,88% bisa dikatakan bermasalah karena dikhawatirkan dapat menurunkan tingkat kepercayaan anggota KPRI di Kabupaten Demak yang pada akhirnya berpengaruh pada kelangsungan hidup usahanya. Maka, koperasi harus meningkatkan rentabilitas ekonominya agar kelangsungan usaha tidak terancam. Dengan semakin meningkatnya rentabilitas ekonomi, maka kelangsungan dan perkembangan koperasi menjadi baik serta kesejahteraan anggota akan semakin meningkat.

Rentabilitas ekonomi yang rendabel ataupun tidak rendabel dapat dipengaruhi beberapa faktor. Menurut Riyanto (2008:37) yang mempengaruhi rentabilitas adalah profit margin dan turn over of operating asset. Sedangkan


(21)

menurut Wasis (1993:71) faktor-faktor yang mempengaruhi rentabilitas ekonomi adalah volume penjualan, efisiensi penggunaan biaya, profit margin, dan struktur modal. Selain itu, menurut Hanafi dan Halim (2007:77-81), likuiditas dan solvabilitas dapat mempengaruhi tingkat rentabilitas yang berkaitan dengan penggunaan modal kerja. Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2006) size badan usaha dapat mempengaruhi rentabilitas ekonomi.

Pengelolaan modal kerja berkaitan dengan kebijakan penentuan berapa besarnya jumlah aktiva lancar yang dibutuhkan dan bagaimana cara pendanaannya sehingga akan berhubungan dengan likuiditas. Selain itu, tingkat hutang yang merupakan unsur pasiva bagi koperasi juga hal penting yang harus diperhatikan dalam pembiayaan modal kerjanya. Penggunaan hutang akan menentukan tingkat solvabilitas koperasi. Dalam usaha pencapaian tujuan koperasi, faktor-faktor rentabilitas ekonomi mempunyai arti sangat penting agar koperasi dapat beroperasi secara terus menerus. Jika size koperasi besar otomatis total aktiva yang dimiliki oleh koperasi juga besar dan jumlah tersebut harus dikelola dengan efisien agar laba yang diperoleh maksimal. Semakin lambat tingkat perputaran modal kerja maka semakin illikuid dan memungkinkan koperasi untuk mendapatkan tingkat rentabilitas yang tidak rendabel. Sebaliknya, semakin cepat perputaran modal kerja maka semakin likuid tingkat likuiditasnya dan pencapaian tingkat rentabilitas ekonominya akan rendabel.

Menurut Munawir (2007:72), likuiditas merupakan faktor yang mempengaruhi rentabilitas ekonomi. Likuiditas yang likuid menunjukkan bahwa perusahaan dapat membayar atau menjamin semua kewajiban lancarnya dengan


(22)

6

aktiva lancar yang ada sehingga laba yang diperoleh besar dan berakibat pada rentabilitas yang rendabel. Tingkat likuiditas yang illikuid akan berakibat buruk pada rentabilitas ekonomi karena perusahaan tidak dapat menjamin kewajiban lancarnya dengan aktiva lancar yang ada. Sehingga, dari uraian di atas dapat dipahami bahwa tingkat likuiditas suatu badan usaha dapat mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonominya.

Menurut Weston dan Copeland (1996:4) dalam bukunya yang berjudul Manajemen Keuangan, menunjukkan bahwa solvabilitas mempengaruhi rentabilitas ekonomi. Suatu perusahaan dikatakan solvabel apabila perusahaan tersebut dapat membayar semua hutang-hutangnya dengan jumlah aktiva atau kekayaan yang dimiliki sehingga dengan kondisi solvabel tersebut, perusahaan dapat memaksimalkan laba dan akan mempengaruhi rentabilitas ekonomi yang rendabel. Sedangkan solvabilitas yang insolvabel dapat dikatakan bahwa perusahaan tidak dapat membayar hutang-hutangnya, sehingga akan menurunkan laba dan berakibat buruk pada pencapaian rentabilitas ekonomi.

Menurut Gitosudarmo (2002:38), modal kerja yang berlebihan dapat mengurangi risiko, akan tetapi juga akan mengurangi laba karena akan memerlukan biaya untuk menyimpan atau perawatan. Hal ini nantinya akan berpengaruh terhadap perolehan rentabilitas ekonomi. Modal kerja yang lebih dari cukup akan mengurangi risiko dan menaikkan laba karena dengan cukup tersedianya modal kerja maka kegiatan dapat diarahkan pada pencarian hasil yang lebih tinggi dengan perluasan usaha. Akan tetapi modal kerja yang kurang akan berpengaruh ke tingkat solvabilitas maupun likuiditas dan pada akhirnya


(23)

berpengaruh ke rentabilitas. Selain itu, modal kerja yang mengalami perputaran dengan cepat maka akan cepat pula modal kerja tersebut kembali menjadi kas sehingga dapat digunakan untuk beroperasional. Semakin cepat perputaran modal kerja maka akan meningkatkan rentabilitas ekonomi.

Faktor pengendalian biaya juga menjadi faktor yang penting dalam suatu usaha, karena dengan pengendalian biaya dapat diketahui apakah antara rencana dan realisasi dalam suatu usaha sudah efektif atau belum. Menurut Taswan (2006:403) menyebutkan semakin rendah rasio BOPO maka semakin efisiensi biayanya. Jika biaya operasional yang dikeluarkan tinggi, maka laba yang diperoleh lebih kecil sehingga menyebabkan rentabilitas ekonominya menurun. Sebaliknya, jika biaya operasional yang dikeluarkan rendah, maka laba yang diperoleh lebih besar sehingga menyebabkan rentabilitas ekonominya meningkat. Jadi, pengendalian biaya diperlukan agar laba yang diperoleh tetap stabil.

Menurut Daniati dan Suhairi (2006), jika dilihat dari besar kecilnya modal kerja yang digunakan sebagai salah satu tolak ukur besar kecilnya suatu badan usaha maka dapat berpengaruh terhadap rentabilitas. Jika modal yang digunakan perusahaan tersebut besar, maka kemungkinan laba yang dicapai besar sehingga nantinya akan berpengaruh terhadap perolehan laba yang meningkat.

Size dapat mempengaruhi rentabilitas ekonomi. Perusahaan yang berukuran besar cenderung mempunyai total aktiva yang lebih banyak yaitu sebesar Rp 10 milyar daripada perusahaan mikro yang hanya mempunyai total aktiva paling banyak Rp 50 juta. Size perusahaan yang besar diasumsikan mempunyai aktiva yang besar. Perusahaan dengan size yang lebih besar mempunyai akses untuk mengoperasikan


(24)

8

perusahaannya. Tingkat penjualan lebih besar karena pangsa pasar yang luas sehingga tingkat keuntungan semakin tinggi dan dapat dikatakan perolehan rentabilitas ekonominya menjadi rendabel. Jadi, semakin besar size maka akan meningkatkan laba dan berakibat pada rentabilitas ekonomi yang rendabel.

Faktor-faktor yang mempengaruhi rentabilitas ekonomi tersebut jika diperbaiki dan tetap diperhatikan maka akan menghasilkan laba yang baik sehingga dapat berpengaruh terhadap tingkat rentabilitas ekonomi yang rendabel. Penelitian-penelitian tentang pengaruh likuiditas terhadap rentabilitas telah banyak dilakukan, diantaranya penelitian dari Christopher dan Kamalavalli (2007) yang hasilnya menyebutkan bahwa secara parsial likuiditas yang diukur dengan

Quick ratio dan Current ratio berpengaruh terhadap profitabilitas. Namun pada penelitian Ananingsih (2007) menunjukkan hasil bahwa secara parsial likuiditas tidak berpengaruh terhadap rentabilitas. Hal ini menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara penelitian-penelitian terdahulu.

Penelitan dari Nissim dan Penman (2001), disebutkan tingkat hutang dalam suatu perusahaan berpengaruh negatif terhadap rentabilitas suatu perusahaan. Perusahaan dengan rasio hutang yang rendah memiliki risiko rugi yang lebih kecil jika kondisi perekonomian sedang menurun, tetapi juga memiliki hasil pengembalian yang lebih rendah jika kondisi ekonomi membaik. Sebaliknya perusahaan dengan rasio hutang yang tinggi akan mempunyai risiko rugi yang besar, akan tetapi memiliki kesempatan untuk memperoleh laba yang tinggi. Sedangkan penelitian Ayu (2008) mendapat hasil bahwa solvabilitas berpengaruh


(25)

positif terhadap rentabilitas. Hal ini juga menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara penelitian-penelitian terdahulu.

Penelitian dari Teruel dan Solano (2006) yang hasilnya menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang cukup signifikan antara tingkat perputaran modal kerja diantaranya kas dan piutang terhadap profitabilitas. Hal yang sama dikemukakan dalam penelitian Lazaridis dan Tryfonidis (2006) dengan hasil bahwa tingkat perputaran kas berpengaruh negatif terhadap profitabilitas perusahaan-perusahaan tersebut. Selain itu, penelitian yang dilakukan Wartini (2006) mendapat hasil bahwa secara simultan efisiensi modal kerja mempengaruhi rentabilitas. Penelitian yang dilakukan oleh Nisa’ (2008) menunjukkan hasil bahwa efisiensi pengendalian biaya berpengaruh terhadap rentabilitas.

Berdasarkan fakta-fakta tersebut dan mengingat pentingnya rentabilitas ekonomi yang tinggi bagi suatu badan usaha yang tidak hanya dicapai dengan perolehan laba yang tinggi saja tetapi harus disertai dengan upaya memperbaiki atau tetap memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi rentabilitas ekonomi maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rentabilitas Ekonomi pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) di Kabupaten Demak Tahun 2008 – 2009”.

1.2

Perumusan Masalah

Berdasarkan alasan yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang dapat diuraikan adalah sebagai berikut:


(26)

10

1. Apakah terdapat pengaruh positif antara likuiditas terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI di Kabupaten Demak tahun 2008-2009?

2. Apakah terdapat pengaruh positif antara solvabilitas terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI di Kabupaten Demak tahun 2008-2009?

3. Apakah terdapat pengaruh positif antara perputaran modal kerja terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI di Kabupaten Demak tahun 2008-2009?

4. Apakah terdapat pengaruh negatif antara efisiensi pengendalian biaya terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI di Kabupaten Demak tahun 2008-2009?

5. Apakah terdapat pengaruh positif antara size terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI di Kabupaten Demak tahun 2008-2009?

6. Apakah terdapat pengaruh positif antara likuiditas, solvabilitas, perputaran modal kerja, efisiensi pengendalian biaya, dan size terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI di Kabupaten Demak tahun 2008-2009?

1.3

Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh positif antara likuiditas terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI di Kabupaten Demak tahun 2008-2009.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh positif antara solvabilitas terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI di Kabupaten Demak tahun 2008-2009.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh positif antara perputaran modal kerja terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI di Kabupaten Demak tahun 2008-2009.


(27)

4. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh negatif antara efisiensi pengendalian biaya terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI di Kabupaten Demak tahun 2008-2009.

5. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh positif antara size terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI di Kabupaten Demak tahun 2008-2009.

6. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh positif antara likuiditas, solvabilitas, perputaran modal kerja, efisiensi pengendalian biaya, dan size terhadap rentabilitas pada KPRI Kabupaten Demak tahun 2008-2009.

1.4

Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain: 1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi atau memperkuat penelitian sebelumnya serta menjadi sumber informasi dan bahan kajian bagi penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi koperasi diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran khususnya yang berkaitan dengan peningkatan rentabilitas ekonomi.

b. Bagi anggota koperasi, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan dan menilai kinerja koperasi khususnya aspek keuangan koperasi.


(28)

12

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1

Rentabilitas

2.1.1 Pengertian Rentabilitas

Rentabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas perusahaan di ukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif. Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dalam suatu perusahaan dengan memperbandingkan antara laba dengan modal yang digunakan dalam operasi, oleh karena itu keuntungan yang besar tidak menjamin atau bukan merupakan ukuran bahwa badan usaha tersebut rendabel (Munawir, 2007:33).

Sedangkan menurut Riyanto (2008:35) rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain, rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

Menurut Hanafi dan Halim (2007:159) rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan total asset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai asset tersebut. Rentabilitas pada umumnya dirumuskan sebagai berikut:


(29)

Berdasarkan konsep di atas, dapat disimpulkan bahwa rentabilitas adalah pencerminan kemampuan modal badan usaha untuk mendapatkan keuntungan pada periode tertentu.

2.1.2 Macam-macam Rentabilitas

Menurut Riyanto (2008:36-44), rentabilitas dapat dibedakan menjadi dua yaitu rentabilitas ekonomi dan rentabilitas modal sendiri.

1. Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal sendiri dan modal pinjaman yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam prosentase. Dalam hal ini rentabilitas digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan seluruh modalnya yang ada dalam perusahaan untuk menghasilkan laba dan dinyatakan dalam prosentase (%).

Rentabilitas ekonomi dapat dirumuskan:

Dalam menghitung rentabilitas ekonomi ini, antara modal sendiri dengan modal pinjaman tidak diadakan perbedaan dan dianggap sebagai suatu kesatuan. Dengan menghitung rentabilitas ekonomi ini kita dapat memperoleh gambaran efisiensi badan usaha secara keseluruhan. Modal yang diperlukan dalam menghitung rentabilitas ekonomi adalah modal yang bekerja dari dalam perusahaan (operating capital assets). Laba yang digunakan sebagai dasar untuk menghitung rentabilitas ekonomi adalah laba sebelum dikurangi pajak dan bunga pinjaman, karena besarnya pajak tidak dipengaruhi banyak sedikitnya laba yang diperoleh.


(30)

14

Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti penting dalam perusahaan, maka perlu diusahakan agar rentabilitas meningkat. Menurut Riyanto (2008:37-41) rentabilitas dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:

a. Profit Margin

Profit margin adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang dinyatakan dalam prosentase (%).

Untuk menaikkan nilai profit margin ada dua cara yaitu:

1. Dengan menambah biaya usaha (operating expenses) sampai tingkat tertentu diusahakan tercapainya tambahan pendapatan yang sebesar-besarnya.

2. Dengan mengurangi biaya usaha daripada berkurangnya pendapatan.

b. Turnover of Operating Assets

Turnover of operating assets adalah kecepatan berputarnya aktiva usaha dalam suatu periode tertentu. Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi penjualan bersih dengan modal usaha.

Ada 2 cara menaikkan turnover of operating assets:

1. Dengan menambah modal usaha (operating assets) sampai pada tingkat tertentu diusahakan tercapainya tambahan sales yang sebesar-besarnya. 2. Dengan mengurangi sales sampai tingkat tertentu diusahakan penurunan


(31)

Profit margin dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan, sedangkan turnover of operating assets dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran aktiva usaha dalam suatu periode tertentu. Besarnya rentabilitas ekonomi dapat diketahui dengan mengalikan profit margin dengan turnover of operating assets. Makin tinggi tingkat profit margin atau turnover of operating assets akan menaikkan

earning powernya, sehingga rendabel atau tidak rendabelnya rentabilitas ekonomi dapat diketahui oleh profit margin dan turnover of operating assets.

Hubungan antara profit margin dan turnover of operating assets dapat digambarkan sebagai berikut:

Rentabilitas = Profit Margin x Turnover of Operating Assets

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa rentabilitas ekonomi adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba selama periode tertentu atau kemampuan modal perusahaan, baik modal sendiri ataupun modal pinjaman dalam menghasilkan keuntungan.

2. Rentabilitas Modal Sendiri

Rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto, 2008:44). Modal yang digunakan untuk menghitung rentabilitas


(32)

16

modal sendiri adalah modal sendiri yang bekerja dalam perusahaan, sedangkan laba yang diperhitungkan adalah laba usaha setelah dikurangi dengan bunga modal dan pajak perseroan atau income tax. Rentabilitas modal sendiri dapat dihitung dengan rumus:

Ditinjau dari kepentingan modal sendiri, penambahan modal asing hanya dibenarkan kalau penambahan tersebut mempunyai efek finansiil yang menguntungkan terhadap modal sendiri. Penambahan modal asing, hanya akan memberikan efek yang menguntungkan terhadap modal sendiri apabila rate of return dari tambahan modal pinjaman tersebut lebih besar daripada biaya bunganya. Sebaliknya, penambahan modal pinjaman akan memberikan efek finansiil yang merugikan terhadap modal sendiri apabila rate of return dari tambahan modal pinjaman tersebut lebih kecil dari bunganya (Riyanto, 2008:44-45).

Berdasarkan uraian di atas, rentabilitas modal sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan menggunakan modal yang dimiliki perusahaan sendiri tanpa pinjaman pihak ketiga.

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rentabilitas

Menurut Weston dan Copeland (1996:4), yang dapat mempengaruhi rentabilitas adalah solvabilitas. Jika suatu perusahaan menggunakan hutang lebih banyak dibandingkan dengan total aktiva akan mempengaruhi pencapaian


(33)

rentabilitas. Menurut Hanafi dan Halim (2007:77-81) faktor-faktor yang mempengaruhi rentabilitas adalah:

a. Likuiditas

Rasio lancar yang rendah yang dapat dikatakan bahwa perusahaan dalam keadaan yang illikuid, menunjukkan risiko likuiditas yang tinggi (perusahaan tidak dapat membayar hutang lancarnya), sehingga perusahaan tidak dapat menghasilkan laba dan berrakibat pada tingkat rentabilita ekonomi yang tidak rendabel.

b. Solvabilitas

Solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua hutang baik jangka pendek maupun jangka panjang. Jika perusahaan tidak dapat membayar semua hutang-hutangnya maka akan menimbulkan beban tetap bagi perusahaan sehingga menyebabkan tingkat rentabilitas ekonomi yang tidak rendabel.

Menurut Wasis (1993:71) faktor-faktor yang mempengaruhi rate of return

(rentabilitas ekonomi) adalah: a. Volume Penjualan

Salah satu indikator untuk mengetahui kemajuan suatu perusahaan adalah penjualan. Dengan semakin bertambahnya penjualan maka akan menaikan volume pendapatan yang diperoleh perusahaan sehingga biaya-biaya akan tertutup juga. Hal ini mendorong perusahaan untuk mengefektifkan modal untuk mengembangkan usahanya.


(34)

18

b. Efisiensi penggunaan biaya

Modal yang diperoleh perusahaan untuk mengembangkan usahanya harus dipelihara dan dipertanggungjawabkan secara terbuka. Dengan kata lain penggunaan modal harus digunakan untuk usaha yang tepat dengan pengeluaran yang hemat sehingga keberhasilan usaha akan tercapai, secara tidak langsung pula akan mempengaruhi tingkat rentabilitas.

c. Profit margin

Profit margin adalah laba yang diperbandingkan dengan penjualan. Profit margin digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan berkaitan dengan penjualan perusahaan.

d. Struktur modal perusahaan

Struktur modal adalah pembiayaan pembelanjaan permanen perusahaan yang terutama pada hutang jangka panjang, saham preferen atau prioritas dan modal saham biasa, tetapi tidak termasuk hutang jangka pendek.

Menurut Riyanto (2008:37), rentabilitas ekonomi dipengaruhi oleh: 1. Profit Margin

Perbandingan antara net operating income dengan net sales.

Dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan.

2. Turn Over of Operating Assets

Kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode tertentu. Turn Over of Operating assets dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan


(35)

dengan melihat kepada kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode tertentu.

Komposisi keduanya menentukan rendabel atau tidak rendabelnya rentabilitas ekonomi. Oleh karena itu, makin tinggi tingkat profit margin atau

operating asset turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya rentabilitas ekonomi.

Menurut Hartono (2000:254), size dapat mempengaruhi rentabilitas ekonomi. Perusahaan dengan size yang lebih besar mempunyai akses untuk mengoperasikan perusahaannya karena perusahaan yang berukuran besar cenderung mempunyai total aktiva yang lebih banyak daripada perusahaan yang berukuran kecil. Perusahaan besar juga memiliki manajemen yang baik sehingga memudahkan untuk mendapatkan tambahan dana yang nantinya akan meningkatkan tingkat rentabilitas ekonomi.

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi rentabilitas ekonomi adalah tingkat likuiditas, tingkat solvabilitas, tingkat perputaran modal kerja, tingkat efisiensi pengendalian biaya serta size. Perusahaan dengan size yang besar diasumsikan mempunyai modal yang banyak, dengan adanya modal tersebut perusahaan harus memperhatikan pengendalian biayanya agar efisien serta dapat memenuhi kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang perusahaan. Selain itu, pengendalian biaya juga perlu diperhatikan agar biaya yang dikeluarkan untuk operasional tidak terlalu tinggi akan tetapi mendapatkan hasil yang maksimal. Perputaran modal kerja


(36)

20

diperhatikan agar cepat kembali sehingga kegiatan operasional perusahaan tetap berlangsung sehingga pencapaian rentabilitas ekonomi dapat rendabel.

2.2 Likuiditas

2.2.1 Pengertian Likuiditas

Menurut Riyanto (2008:25) masalah likuiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi. Sedangkan menurut Hanafi dan Halim (2007:77) likuiditas mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan terhadap hutang lancarnya (hutang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan).

Menurut Horne dan Wachowicz (2005:205-206) likuiditas yaitu mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber daya jangka pendek (lancar) yang tersedia untuk memenuhi kewajiban tersebut. Menurut Munawir (2007:31) likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih.

Perusahaan dikatakan likuid apabila posisi dana lancar yang tersedia cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (kewajiban lancar), jadi perusahaan mempunyai kekuatan membayar sehingga mampu memenuhi kewajiban finansialnya yang jatuh tempo. Sebaliknya perusahaan dikatakan ilikuid apabila posisi dana lancar yang tersedia tidak cukup untuk memenuhi kewajiban jangka


(37)

pendek, sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut tidak mempunyai kekuatan membayar maka tidak dapat memenuhi kewajiban finansialnya yang sudah jatuh tempo.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau melunasi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo.

2.2.2 Pengukuran Likuiditas

Brigham dan Houston (2001:76) menyatakan bahwa dalam mengukur likuiditas terdapat dua rasio yang umum digunakan yaitu:

a) Rasio Lancar (Current Ratio)

Current ratio adalah kemampuan perusahaan membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar. Rasio lancar dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Aktiva lancar biasanya terdiri dari: kas, surat berharga, piutng, persediaan. Hutang lancar terdiri dari: hutang dagang, wesel bayar jangka pendek, hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, pajak yang belum dibayar (accued) dan biaya-biaya yang belum dibayar (accrued) lainnya terutama upah. Rasio lancar dapat dinyatakan dalam rumus berikut:

Menurut Hanafi dan Halim (2007:77), rasio lancar untuk perusahaan yang normal berkisar pada angka 2, meskipun tidak ada standar yang pasti untuk penentuan rasio lancar seharusnya.


(38)

22

b) Rasio Cepat (Quick Ratio/Acid Test Ratio)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva yang paling likuid (cepat dicairkan). Rasio cepat dapat dihitung dengan mengurangkan persediaan dari aktiva lancar kemudian membagi hasilnya dengan kewajiban lancar atau dapat dinyatakan dengan rumus:

Horne dan Wachowicz (2005:207) mengatakan bahwa rasio cepat merupakan ukuran yang lebih konservatif atas likuiditas karena menyediakan aktiva yang benar-benar likuid dalam membayar hutang jangka pendeknya. Persediaan dalam rasio ini diasumsikan sebagai bagian dari aktiva lancar yang paling tidak likuid atau tingkat likuiditasnya rendah dan harta yang sering merosot nilainya bila terjadi likuidasi.

2.2.3 Standar Pengukuran Likuiditas

Ukuran rasio lancar pada perusahaan normalnya berkisar pada angka 200%, meskipun tidak ada standar yang pasti untuk menentukan rasio lancar yang seharusnya (Hanafi dan Halim, 2007:77). Menurut Munawir (2007:72) mengatakan bahwa pengukuran likuiditas yang pada umumnya dihitung dengan

Current Ratio, 200% sudah memuaskan bagi perusahaan. Sedangkan menurut Riyanto (2008:26), current ratio kurang dari 2:1 dianggap kurang baik sebab apabila aktiva lancar turun misalnya sampai lebih dari 50%, maka jumlah aktiva lancarnya tidak akan cukup lagi untuk menutup utang lancarnya.


(39)

2.2.4 Pengaruh Likuiditas terhadap Rentabilitas Ekonomi

Menurut Munawir (2007:72), likuiditas merupakan faktor yang mempengaruhi rentabilitas. Likuiditas yang likuid menunjukkan bahwa perusahaan dapat membayar atau menjamin semua kewajiban lancarnya dengan aktiva lancar yang ada sehingga laba yang diperoleh besar dan berakibat pada rentabilitas yang rendabel. Tingkat likuiditas yang illikuid akan berakibat buruk pada rentabilitas ekonomi karena perusahaan tidak dapat menjamin kewajiban lancarnya dengan aktiva lancar yang ada.

Menurut Hanafi dan Halim (2007:77) Rasio lancar yang rendah yang dapat dikatakan bahwa perusahaan dalam keadaan yang illikuid, menunjukkan risiko likuiditas yang tinggi (perusahaan tidak dapat membayar hutang lancarnya), sehingga perusahaan tidak dapat menghasilkan laba dan berakibat pada tingkat rentabilitas ekonomi yang tidak rendabel.

Menurut Riyanto (2008:26), perusahaan yang mempunyai kekuatan membayar sehingga mampu memenuhi segala kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi, dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut likuid sehingga laba yang diperoleh maksimal dan tingkat rentabilitas ekonomi juga akan rendabel. Sebaliknya perusahaan yang tidak mempunyai kemampuan membayar adalah

illikuid. Perusahaan yang illikuid suatu waktu akan menghadapi kesukaran keuangan pada waktu jatuh tempo memenuhi kewajibannya sehingga akan berakibat pada rentabilitas ekonomi yang tidak rendabel.

Berdasarkan konsep di atas, maka dapat disimpulkan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap rentabilitas ekonomi. Semakin likuid tingkat


(40)

24

likuiditas (sampai batas tertentu) maka perusahaan dapat memaksimalkan labanya sehingga akan berakibat pada pencapaian tingkat rentabilitas ekonomi yang rendabel sedangkan tingkat likuiditas yang illikuid akan berdampak buruk terhadap rentabilitas ekonomi.

2.3 Solvabilitas

2.3.1 Pengertian Solvabilitas

Solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansiilnya apabila sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasikan. Dengan kata lain solvabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang (Riyanto, 2008:25).

Sedangkan menurut Weston dan Copeland (1996:4) menyatakan bahwa solvabilitaskeuangan merupakan rasio antara nilai buku seluruh hutang terhadap total aktiva atau nilai total perusahaan. Dalam hal ini total hutang adalah hutang jangka pendek dan jangka panjang sehingga harus dijamin oleh seluruh kekayaan atau aktiva perusahaan apabila jatuh tempo.

Menurut Hanafi dan Halim (2007:81) rasio solvabilitas mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvabel adalah perusahaan yang total hutangnya lebih besar dibandingkan total asetnya.

Tingkat solvabilitas dapat dipertinggi dengan cara sebagai berikut (Riyanto, 2008:35) :


(41)

a. Menambah aktiva tanpa menambah utang atau menambah aktiva relatif lebih besar daripada tambahan utang

b. Mengurangi utang tanpa mengurangi aktiva atau mengurangi utang relatif lebih besar daripada berkurangnya aktiva.

Berdasarkan konsep di atas, dapat simpulkan bahwa solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar semua hutang (jangka pendek maupun jangka panjang) perusahaan.

2.3.2. Pengukuran Solvabilitas

Tingkat solvabilitas dapat diukur dengan beberapa rasio antara lain : a. Rasio hutang terhadap total aktiva (Debt to total asset / DTA)

Menurut Brigham dan Houston (2001:86) rasio hutang terhadap aktiva mengukur presentase dana yang disediakan oleh kreditur, umumnya disebut rasio hutang (debt ratio). Debt ratio dihitung dengan membagi total hutang dengan total aktivanya.

Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang bagi perusahaan dengan jalan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh pendanaan hutang. Semakin tinggi rasio ini, semakin besar risiko keuangan. Semakin rendah rasio ini semakin rendah risiko keuangan perusahaan (Horne dan Wachowicz 1997:138). Oleh karena itu kreditur lebih menyukai rasio hutang yang rendah. Berlawanan dengan kreditur, pemilik mungkin menginginkan rasio ini tinggi untuk memperbesar laba atau jika menaikkan


(42)

26

jumlah modal berarti melepaskan sebagian pengawasan, karena bertambahnya jumlah pemegang saham (Weston dan Brigham 1993:118).

b. Rasio hutang terhadap equitas (Debt to Equity Ratio / DER)

Rasio hutang terhadap ekuitas dihitung dengan jalan membagi total hutang perusahaan (termasuk kewajiban lancar) dengan ekuitas (Horne dan Wachowicz 1997:137).

Rasio hutang terhadap ekuitas berbeda-beda tergantung dari karakteristik bisnis dan keberagaman arus kas. Perusahaan dengan arus kas yang stabil biasanya memiliki rasio hutang terhadap ekuitas yang lebih tinggi daripada perusahaan dengan arus kas yang kurang stabil. Semakin rendah rasio ini, semakin tinggi tingkat pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham dan semakin besar batas pengaman pemberi pinjaman jika terjadi penyusutan nilai aktiva atau kerugian.

2.3.3 Standar Pengukuran Solvabilitas

Standar mengenai total hutang terhadap aset dilakukan menurut Gitosudarmo (2002:210) yang menyatakan rasio hutang terhadap aktiva maksimal 50%.

2.3.4 Pengaruh Solvabilitas Terhadap Rentabilitas Ekonomi

Menurut Riyanto (2008:32-33), menyebutkan bahwa suatu perusahaan yang solvabel berarti perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang


(43)

cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya sehingga perusahaan dapat menghasilkan laba dengan baik yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi yang rendabel. Sebaliknya, perusahaan yang

insolvabel pada suatu waktu akan mengalami kesulitan dalam hal keuangan karena tidak dapat melunasi kewajibannya pada saat jatuh tempo yang pada akhirnya akan mengakibatkan tingkat rentabilitas ekonomi yang tidak rendabel.

Menurut Hanafi dan Halim (2007:81) solvabilitas berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi. Jika perusahaan tidak dapat membayar semua hutang baik jangka pendek maupun jangka panjang maka akan menimbulkan beban tetap bagi perusahaan sehingga menyebabkan tingkat rentabilitas ekonomu menjadi tidak rendabel.

Menurut Weston dan Copeland (1996:4), solvabilitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi rentabilitas ekonomi. Apabila perusahaan mampu membayar hutang-hutangnya pada saat dilikuidasi maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut dalam keadaan solvabel. Dimana perusahaan akan memperoleh laba yang akan meningkatkan pencapaian rentabilitas ekonomi. Sebaliknya, jika perusahaan tidak mampu membayar seluruh hutang-hutangnya pada saat dilikuidasi maka perusahaan tersebut dalam keadaan insolvabel

sehingga dapat mengakibatkan rentabilitas ekonomi yang tidak rendabel.

Berdasarkan konsep di atas, dapat dikatakan bahwa solvabilitas berpengaruh positif terhadap rentabilitas ekonomi. Perusahaan yang memiliki hutang yang tinggi dan tidak dapat membayarnya pada saat jatuh tempo (perusahaan insolvabel) maka akan menanggung beban tetap akibat hutang


(44)

28

tersebut sehingga dapat berpengaruh buruk terhadap perolehan laba yang pada akhirnya akan menurunkan tingkat rentabilitas ekonomi.

2.4

Perputaran Modal Kerja

2.4.1 Pengertian Modal Kerja

Menurut Riyanto (2008:62) modal kerja adalah modal yang selalu dalam keadaan berputar atau beroperasi dalam perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari perusahaan. Sedangkan modal kerja menurut Munawir (2007:114) mempunyai hubungan yang erat dengan operasi perusahaan sehari-hari dan menunjukkan tingkat keamanan atau margin of safety para kreditur terutama kreditur jangka pendek.

Menurut Gitosudarmo (2002:35), modal kerja adalah kekayaan atau aktiva yang diperlukan oleh perusahaan untuk menyelenggarakan kegiatan sehari–hari yang selalu berputar dalam periode tertentu. Modal yang dimaksud adalah modal kerja netto (aktiva lancar) perusahaan.

Dari berbagai konsep di atas maka dapat disimpulkan bahwa modal kerja merupakan sejumlah dana yang tertanam untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan sehari-hari.

Dalam pembahasan modal kerja dikenal 3 konsep modal kerja yaitu: 1. Konsep Kuantitatif

Konsep ini berdasarkan pada kuantitas dana yang tertanam dalam unsur– unsur aktiva lancar dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar


(45)

kembali dalam bentuk semula, atau aktiva dimana dana yang tertanam didalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu singkat. Dengan demikian modal kerja dalam konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar, sering disebut dengan modal kerja bruto (gross working capital).

2. Konsep Kualitatif

Dalam konsep ini modal dikaitkan dengan besarnya jumlah utang lancar atau utang yang harus segera dibayar. Modal kerja menurut konsep kualitatif adalah kelebihan hutang lancar diatas aktiva lancar, dimana modal kerja benar-benar menujukan tingkat keamanan bagi kreditur jangka pendek, dapat menjamin kesinambungan usaha dimasa depan serta menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman jangka pendek dengan jaminan aktiva lancar. Modal kerja ini sering pula disebut dengan modal kerja netto (net working capital).

3. Konsep fungsional

Dalam konsep ini modal kerja berfungsi menghasilkan pendapatan yang berasal dari kegiatan normal perusahaan untuk periode yang bersangkutan. Dalam konsep ini modal kerja meliputi: kas, piutang, persediaan, dan depresiasi aktiva tetap periode yang bersangkutan sedangkan surat berharga (investasi sementara) dan keuntungan piutang merupakan modal kerja potensial.

2.4.2 Pengertian Perputaran Modal Kerja

Menurut Munawir (2007:80) perputaran modal kerja menunjukkan hubungan banyaknya penjualan dengan modal kerja yang ada. Perputaran modal


(46)

30

kerja yang lambat menunjukkan kelebihan modal kerja yang disebabkan oleh lambatnya perputaran masing-masing komponen modal kerja. Menilai perputaran modal kerja dapat digunakan ratio antara total penjualan dengan jumlah modal kerja rata-rata tersebut (working capital turnorver).

Menurut Riyanto (2008:62) perputaran modal kerja (working capital turnorver period) adalah perputaran yang dimulai saat kas diinvestasikan dalam komponen modal kerja sampai saat dimana kas kembali lagi menjadi kas. Makin pendek periode perputaran modal kerja tersebut berarti makin cepat perputarannya

(turnorver rate-nya). Lama periode perputaran modal kerja tergantung berapa lama periode perputaran dari masing-masing komponen modal kerja tersebut. Lama atau cepatnya perputaran ini akan menentukan pula besar kecilnya kebutuhan modal kerja.

Menurut Gitosudarmo (2002:34) perputaran modal kerja yaitu kas, piutang dan persediaan jika semakin cepat berputar maka akan cepat pula komponen modal kerja tersebut kembali menjadi kas sehingga perusahaan dapat beroperasi dengan baik.

Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa perputaran modal kerja adalah terikatnya modal kerja dalam melakukan perputaran. Semakin cepat modal kerja itu kembali, maka akan semakin cepat pula modal kerja digunakan lagi untuk operasional perusahaan.


(47)

Modal Kerja = Total Aktiva Lancar-Hutang Lancar

2.4.3 Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Ekonomi Gitosudarmo (2002:34) mengungkapkan bahwa modal kerja selalu berputar dalam periode tertentu. Semakin cepat perputaran modal kerja berarti semakin cepat modal kerja kembali, berarti laba yang akan diperoleh semakin besar, laba yang tinggi akan mempengaruhi tingkat rentabilitas dari badan usaha tersebut.

Menurut Riyanto (2008:62) menjelaskan makin cepat periode perputaran modal kerja berarti makin cepat perputarannya (turnorver rate-nya), sehingga dana yang digunakan dapat kembali dengan cepat. Hal ini menandakan bahwa penggunaan dan pengelolaan modal kerja semakin baik yang nantinya akan meningkatkan rentabilitas ekonomi.

Menurut Munawir (2007:80) faktor yang mempengaruhi rentabilitas ekonomi yaitu penggunaan aktiva (turnover of operating assets) yaitu kecepatan berputarnya aktiva dalam suatu periode tertentu. Hal ini berhubungan dengan seberapa efektif perusahaan menggunakan modal kerjanya. Jika semua komponen–komponen dalam modal kerja dapat berputar dalam waktu yang cepat mempunyai efek perolehan laba juga tinggi, sehingga rentabilitas ekonomi yang dapat dicapai rendabel.

Berdasarkan konsep di atas, dapat dikatakan bahwa perputaran modal kerja berpengaruh positif terhadap rentabilitas ekonomi. Bahwa semakin cepat modal kerja berputar akan menghasilkan laba yang tinggi dan pada akhirnya perolehan rentabilitas ekonominya juga akan rendabel. Sebaliknya, modal kerja yang


(48)

32

perputarannya lambat akan berakibat pada pencapaian laba yang sedikit dan dapat berpengaruh terhadap perolehan rentabilitas ekonomi kurang rendabel.

2.5

Efisiensi Pengendalian Biaya

2.5.1 Pengertian Efisiensi Pengendalian Biaya

Efisiensi pengendalian biaya menurut Sutrisno dan Kusriyanto (1994:2) adalah jika manajemen suatu perusahaan diselenggarakan dengan efektif, biasanya terjadi efisiensi yang tinggi sebagai gejala nyata dari pengendalian biaya. Tanggungjawab atas pengendalian biaya terletak pada pihak yang bertanggung jawab atas penyusunan anggaran untuk biaya yang dikendalikannya, tetapi tanggung jawabnya hanya terbatas pada biaya yang dikendalikan.

Menurut Apandi (1999:214), pengendalian biaya adalah serangkaian langkah-langkah mulai dari penyusunan satu rencana biaya sampai kepada tindakan yang perlu dilakukan jika terdapat perbedaan yang sudah ditetapkan dengan yang sesungguhnya (realisasi). Menurut Wasis (1993:71), pegendalian biaya adalah meminimalisir biaya yang dikeluarkan perusahaan agar tidak terjadi pembengkakan yang nantinya akan mengurangi laba yang dihasilkan.

Dari konsep diatas dapat disimpulkan bahwa efisiensi pengendalian biaya adalah kemampuan badan usaha dalam melakukan pengendalian terhadap biaya yang dikeluarkan agar laba yang diperoleh tinggi.

2.5.2 Pengukuran Efisiensi Pengendalian Biaya

Efisiensi pengendalian biaya dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan BOPO yaitu dengan membandingkan antara biaya operasional


(49)

dengan pendapatan operasional. Rasio tersebut digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan dalam melakukan kegiatan operasinya. Rumus efisiensi pengendalian biaya adalah:

2.5.3 Pengaruh Efisiensi Pengendalian Biaya terhadap Rentabilitas Ekonomi

Menurut Wasis (1993:71), efisiensi pengendalian biaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi rentabilitas ekonomi. Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan harus dikendalikan semaksimal mungkin, sehingga tidak terjadi pembengkakan biaya. Jika biaya operasional yang dikeluarkan rendah maka laba yang diperoleh lebih besar sehingga menyebabkan meningkatnya rentabilitas ekonomi. Menurut Simorangkir (2000:155) menyebutkan bahwa ada hubungan yang negatif antara rasio BOPO dengan rentabilitas. Semakin tinggi rasio BOPO (rasio yang digunakan untuk tolak ukur efisiensi pengendalian biaya) maka akan semakin rendah tingkat efisiensi perusahaan dalam menekan biaya operasional, sehingga akan mempengaruhi laba yang pada akhirnya rentabilitas tidak rendabel.

Sedangkan menurut Taswan (2006:403), semakin rendah rasio BOPO maka semakin efisien perusahaan, dengan kata lain jika biaya operasionalnya yang dikeluarkan tinggi, maka laba yang diperoleh lebih kecil sehingga rentabilitas yang diperoleh menurun. Jika biaya operasional yang dikeluarkan rendah, maka laba yang diperoleh lebih besar sehingga perolehan rentabilitas meningkat.


(50)

34

Berdasarkan konsep diatas, maka dapat disimpulkan bahwa efisiensi pengendalian biaya berpengaruh negatif. Semakin kecil nilai efisiensi pengendalian biaya berarti perusahaan dapat menekan biaya operasionalnya yang menunjukkan semakin rendah biaya yang dikeluarkan, maka perusahaan dapat memaksimalkan laba dan berpengaruh pada rentabilitas ekonomi yang rendabel.

2.6

Size

2.6.1 Pengertian Size

Brigham dan Houston (2006) mendefinisikan size sebagai rata-rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun. Size

suatu perusahaan dapat ditentukan oleh besar kecilnya modal, total aktiva, volume penjualan, jumlah tenaga kerja, kapitalisasi pasar. Daniati dan Suhairi (2006) size

merupakan besar kecilnya perusahaan yang dapat dilihat dari besar kecilnya modal yang digunakan, total aktiva yang dimiliki, atau total penjualan yang diperolehnya. Menurut Hartono (2000:254), besar kecilnya perusahaan dapat diukur dengan total aktiva atau merupakan besarnya harta perusahaan.

Dari konsep diatas, bahwa size dapat diartikan sebagai besarnya aktiva yang dimiliki perusahaan. Size adalah suatu skala dimana dapat dikategorikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara, antara lain total aktiva, penjualan dan laba.

2.6.2 Pengukuran Size

Daniati dan Suhairi (2006) menyatakan bahwa size dapat diukur dengan menggunakan total aktiva, penjualan, atau modal dari perusahaan tersebut. Salah


(51)

satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah ukuran perusahaan, yaitu dengan ukuran aktiva dari perusahaan tersebut. Dengan demikian dapat dipahami bahwa size menunjukkan besar kecilnya perusahaan yang dapat dilihat dari besar kecilnya modal yang digunakan, total aktiva yang dimiliki, atau total penjualan yang diperolehnya. Dalam penelitian ini, size dilihat dari total aktiva yang dimiliki oleh KPRI.

Pengukuran size berdasarkan UU No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, kategori size jika dilihat dari total kekayaan digolongkan menjadi 4 yakni:

a. Usaha Mikro

Apabila memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

b. Usaha Kecil

Apabila memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

c. Usaha Menengah

Apabila memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak


(52)

36

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

d. Usaha Besar

Apabila memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

2.6.3 Pengaruh Size terhadap Rentabilitas Ekonomi

Menurut Daniati dan Suhairi (2006), jika dilihat dari besar kecilnya modal yang digunakan sebagai salah satu tolak ukur besar kecilnya suatu perusahaan maka dapat berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi. Jika modal yang digunakan perusahaan tersebut besar, maka kemungkinan laba yang dicapai besar sehingga nantinya akan berpengaruh terhadap perolehan laba yang meningkat.

Menurut Hartono (2000:254), size dapat mempengaruhi rentabilitas ekonomi. Perusahaan dengan size yang lebih besar mempunyai akses untuk mengoperasikan perusahaannya karena perusahaan yang berukuran besar cenderung mempunyai total aktiva yang lebih banyak daripada perusahaan yang berukuran kecil. Perusahaan besar juga memiliki manajemen yang baik sehingga memudahkan untuk mendapatkan tambahan dana yang nantinya akan meningkatkan tingkat rentabilitas ekonomi.

Menurut Brigham dan Houston (2006) size dapat berpengaruh positif terhadap rentabilitas ekonomi. Jika rata-rata total penjualan bersih yang dicapai


(53)

oleh perusahaan tinggi, maka perolehan rentabilitas ekonomi juga akan rendabel. Sebaliknya, jika rata-rata total penjualan bersih yang dicapai oleh perusahaan rendah, maka perolehan rentabilitas ekonomi tidak rendabel.

Berdasarkan konsep diatas, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif antara size dan rentabilitas ekonomi. Size yang besar diasumsikan mempunyai modal yang besar sehingga secara otomatis, total aktivanya juga besar. Perusahaan dengan size yang lebih besar mempunyai akses untuk mengoperasikan perusahaannya. Tingkat penjualan lebih besar karena pangsa pasar yang luas sehingga tingkat keuntungan semakin tinggi dan dapat dikatakan perolehan rentabilitas ekonominya rendabel.

2.7

Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang telah dilakukan merupakan penelitian yang menggunakan data-data yang merupakan permasalahan nyata dalam penelitian tersebut (fenomena gap), dan menggunakan variabel terikatnya adalah rentabilitas. Penelitian terdahulu berpengaruh terhadap penilitian ini terutama likuiditas, solvabilitas, perputaran modal kerja, efisiensi pengendalian biaya dan size

terhadap rentabilitas untuk mengetahui sejauh mana perbedaannya dan sebagai pendukung serta pembanding konsistensi penelitian ini. Penelitian-penelitian mengenai rentabilitas yang telah dilakukan sebelumnya, diantaranya yaitu :


(54)

38

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

Nissim dan Penman (2001)

Financial Statement Analysis of Leverage and How It Informs About Profitability and Price-to-Book Ratios

1. Financing leverage 2. Operating liability

leverage

3. Rate of return on equity

4. Price-to-book ratio

Tingkat hutang dalam suatu perusahaan berpengaruh negatif terhadap rentabilitas perusahaan. Christoper & Kamalavalli (2007) Sensivity of Profitability to Working Capital Management in Indian Corporate Hospitals

Current Ratio Quick ratio Debtors Turnover ratio

Cash Turnover ratio Current Assets to Operating Income

Current Assets to Total Assets Ratio

Comprehensive Liquidity Index Inventory Turnover Ratio Working Capital Turnover Ratio

Net Liquid Balance Leverage

Size Growth rate Profitability

Secara parsial likuiditas yang diukur dengan Current ratio dan Quick ratio berpengaruh terhadap profitabilitas. Secara simultan efisiensi pengendalian biaya, perputaran modal kerja, likuiditas, leverage dan size berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan di India.

Teruel dan Solano (2006)

Effects Of Working Capital Management On SME Profitability

Working Capital Profitability

Terdapat hubungan yang cukup signifikan antara tingkat

perputaran modal kerja terhadap profitabilitas Lazzaridis dan Tryfonidis (2006) The Relationship Between Working Capital Management Cash Conversion Cycle

Financial Debt Ratio

Tingkat perputaran kas berpengaruh negatif terhadap profitabilitas


(55)

and Profitability of Listed Companies In The Athens Stock Exchange

Gross Operating Profit Sales Inventory Account Receivebles Account Payable perusahaan-perusahaan tersebut. Puji Ananingsih (2007) Analisis rasio Likuiditas dan Rasio Aktivitas Terhadap Rentabilitas Ekonomi pada KPRI USP di Kab. Temanggung tahun 2003-2005 Rasio Likuiditas Rasio Aktivitas Rentabilitas Ekonomi Secara simultan maupun parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas. Chofia Nisa’ (2008) Pengaruh Tingkat Likuiditas dan Efisiensi Pengendalian Biaya Terhadap Rentabilitas Ekonomi (Studi Kasus pada KPRI se Kab. Kudus)

1. Likuiditas 2. Efisiensi

pengendalian biaya 3. Rentabilitas Ekonomi

Secara parsial tingkat likuiditas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas ekonomi dan efisiensi pengendalian biaya berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi. Sri Wartini (2006) Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas

Perusahaan Publik PMA dan PMDN

1. Efisiensi kas 2. Efisiensi piutang

3. Efisiensi persediaan 4. Tingkat hutang 5. Efisiensi modal kerja 6. Likuiditas

7. Profitabilitas

Secara simultan semua variabel independent mempengaruhi profitabilitas, tetapi secara parsial hanya variabel leverage yang berpengaruh terhadap profitabilitas. Sumber : Jurnal dan Skripsi

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Penelitian Nisim dan Penman (2001) mendapatkan hasil leverage berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Selain itu penelitian yang dilakukan Christopher & Kamalavalli


(56)

40

(2007) menunjukkan bahwa secara parsial likuiditas berpengaruh terhadap profitabilitas. Penelitian Teruel dan Solano (2006) dengan judul Effects Of Working Capital management On SME Profitability mendapat hasil bahwa terdapat hubungan yang cukup signifikan antara tingkat perputaran modal kerja diantaranya kas dan piutang terhadap profitabilitas. Selanjutnya penelitian dari Lazzaridis dan Tryfonidis (2006) menunjukkan tingkat perputaran kas berpengaruh negatif terhadap profitabilitas perusahaan-perusahaan tersebut.

Penelitian dari Ananingsih (2007) mendapat hasil bahwa secara simultan maupun parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas. Penelitian lainnya yaitu dari Nisa’ (2008) pada KPRI Kabupaten Kudus memperoleh hasil bahwa secara parsial tingkat likuiditas tidak berpengaruh terhadap rentabilits ekonomi, sedangkan untuk efisiensi pengendalian biaya berpengaruh secara signifikan. Penelitian dari Wartini (2006) mendapatkan hasil secara simultan semua variabel independent mempengaruhi profitabilitas, tetapi secara parsial hanya variabel leverage yang berpengaruh terhadap profitabilitas.

Penelitian-penelitian tersebut mengemukakan bahwa terdapat pengaruh baik positif atau negatif antara likuiditas, solvabilitas, perputaran modal kerja, efisiensi pengendalian biaya dan ukuaran koperasi terhadap rentabilitas ekonomi. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang tidak konsisten untuk tempat dan waktu yang berbeda. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengujian lebih lanjut temuan-temuan empiris mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi rentabilitas ekonomi.


(57)

2.8

Kerangka Berpikir

Alasan yang benar sangat diperlukan untuk mendukung suatu karya ilmiah agar masalah yang dibahas dapat dipecahkan dengan jelas dan terarah. Dengan demikian dalam suatu penelitian, diperlukan adanya kerangka pemikiran yang benar-benar mengarah pada penyelesaian masalah yang ada. Dalam penelitian ini kerangka berpikir akan menjadi landasan atau menjelaskan bagaimana tingkat likuiditas, tingkat solvabilitas, tingkat perputaran modal kerja, tingkat efisiensi pengendalian biaya serta size akan mempengaruhi rentabilitas ekonomi.

Dari survey awal yang telah dilakukan oleh peneliti di 5 KPRI di Kabupaten Demak terdapat suatu permasalahan atau gap yaitu adanya tingkat rentabilitas yang tidak rendabel, dari data tersebut diketahui bahwa dari 5 KPRI di Kabupaten Demak mempunyai rata-rata rentabilitas ekonomi tahun 2008 sebesar 2.78% dan tahun 2009 sebesar 2,27%. Sedangkan tingkat bunga pinjaman atau utang pada tahun 2008 sebesar 8,67% dan tahun 2009 sebesar 7,15%. Hal ini berarti bahwa terjadi gap sebesar 5,89% pada tahun 2008 dan sebesar 4,88% pada tahun 2009. Ini dapat dikatakan bermasalah karena dikhawatirkan akan dapat menurunkan kepercayaan anggota KPRI dengan pelayanan koperasi karena hal ini berpengaruh juga terhadap penurunan laba.

Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini, adalah dengan melihat faktor-faktor yang mempengaruhi rentabilitas ekonomi itu sendiri. Faktor-faktor-faktor yang mempengaruhi rentabilitas ekonomi juga sudah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Tingkat rentabilitas ekonomi yang tidak rendabel pada KPRI di Kabupaten Demak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya likuiditas,


(58)

42

solvabilitas, perputaran modal kerja, efisiensi pengendalian biaya, dan size. Agar tingkat rentabilitas ekonomi dapat ditingkatkan, maka perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya tersebut.

Likuiditas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi rentabilitas ekonomi. Menurut Riyanto (2008:25), kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek yang harus segera dipenuhi. Suatu perusahaan yang terlalu memperhatikan likuiditasnya akan mengakibatkan sebagian modal kerjanya beku karena perusahaan tersebut akan menyediakan uang kas/cek serta alat-alat likuid yang lain dengan jumlah yang sangat besar sehingga akan mengurangi tingkat rentabilitas ekonominya. Selain likuiditas, solvabilitas juga dinilai dapat mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi. Jika perusahaan tidak dapat membayar hutang-hutangnya maka akan menyebabkan beban tetap akibat hutang tersebut, sehingga akan berakibat pada rentabilitas ekonomi yang tidak rendabel. Sebaliknya, perusahaan yang dalam keadaan solvabel dapat memaksimalkan laba serta meningkatkan tingkat rentabilitas ekonomi menjadi rendabel.

Selain solusi untuk memperhatikan tingkat likuiditas dan solvabilitas, untuk mengatasi masalah tidak rendabelnya rentabilitas ekonomi, solusi lainnya adalah dapat dilihat dari perputaran modal kerjanya. Menurut Riyanto (2008:62) menjelaskan makin cepat periode perputaran modal kerja berarti makin cepat perputarannya, sehingga dana yang digunakan dapat kembali dengan cepat. Hal ini menandakan bahwa penggunaan dan pengelolaan modal kerja semakin efisien yang nantinya akan meningkatkan rentabilitas ekonomi.


(1)

93

BAB V

PENUTUP

5.1

Simpulan

Berdasarkan uraian secara keseluruhan mengenai hasil penelitian dan pembahasan tentang analiasis faktor-faktor yang mempengaruhi rentabilitas ekonomi pada KPRI di Kabupaten Demak tahun 2008-2009, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Tingkat likuiditas tidak berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI di Kabupaten Demak selama tahun 2008-2009. Hal ini dikarenakan tingkat likuiditas yang overlikuid.

2. Tingkat solvabilitas tidak berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI di Kabupaten Demak selama tahun 2008-2009. Hal ini dikarenakan bagaimanapun keadaan solvabilitas tidak terlalu mempengaruhi perolehan rentabilitas ekonomi.

3. Tingkat perputaran modal kerja berpengaruh positif terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI di Kabupaten Demak selama tahun 2008-2009. Hal ini dikarenakan perputaran modal yang lambat sehingga mempengaruhi rentabilitas ekonomi yang tidak rendabel.

4. Tingkat efisiensi pengendalian biaya berpengaruh negatif terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI di Kabupaten Demak selama tahun 2008-2009. Biaya operasional yang dikeluarkan lebih sedikit daripada pendapatan yang diterima sehingga rentabilitas ekonomi akan meningkat.


(2)

5. Tingkat size tidak berpengaruh terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI di Kabupaten Demak selama tahun 2008-2009. Hal ini dikarenakan seberapapun total aktiva yang dimiliki tidak akan mempengaruhi pencapaian rentabilitas ekonomi.

6. Tingkat likuiditas, solvabilitas, perputaran modal kerja, efisiensi pengendalian biaya dan size berpengaruh signifikan terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI di Kabupaten Demak tahun 2008-2009. Hal ini dikarenakan likuiditas, solvabilitas, perputaran modal kerja, efisiensi pengendalian biaya dan size memiliki peran yang cukup besar dalam meningkatkan rentabilitas ekonomi karena variabel-variabel tersebut berkaitan satu sama lain.

5.2

Saran

Adapun saran-saran yang diajukan dari penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Tingkat rentabilitas ekonomi pada KPRI di Kabupaten Demak tidak rendabel, disarankan untuk lebih efisien dalam menggunakan biaya usaha sehingga SHU yang akan diterima lebih besar dan rentabilitas ekonomi juga akan rendabel.

b. Tingkat likuiditas pada KPRI di Kabupaten Demak termasuk overlikuid, disarankan untuk mengurangi penumpukan aktiva lancar khususnya pada piutang sehingga tidak akan terjadi kelebihan kewajiban lancarnya.


(3)

95

c. Tingkat solvabilitas pada KPRI di Kabupaten Demak insolvabel, hendaknya menyeimbangkan antara seluruh hutang dengan seluruh aktiva yang dimiliki agar tidak terjadi penumpukan aktiva, karena jika tidak digunakan dengan baik dapat menyebabkan aktiva yang dimiliki menjadi tidak produktif.

d. Tingkat perputaran modal kerja pada KPRI di Kabupaten Demak lambat, disarankan melakukan penagihan piutang secara aktif agar piutang bisa cepat kembali menjadi kas sehingga dapat melakukan kegiatan operasional. Selain itu, pada unit toko dapat menyediakan barang-barang kebutuhan anggota dengan harga bersaing dan jenis yang beragam.

e. Tingkat size pada KPRI merupakan usaha menengah yang cenderung memiliki total aktiva yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan usaha besar. Dengan total aktiva yang cukup itu, disarankan pihak KPRI memperhatikan pengelolaanya agar tidak terjadi aktiva yang tidak produktif yang nantinya akan menurunkan perolehan tingkat rentabilitas ekonomi.


(4)

96

DAFTAR PUSTAKA

Ajeng, Hayuning. 2007. Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas dan Efisiensi Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Pada KPRI di Kabupaten Kudus. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang Ananingsih, Puji. 2007. Analisis Rasio Likuiditas dan Rasio Aktivitas Terhadap

Rentabilitas Ekonomi pada KPRI USP di Kabupaten Temanggung Tahun 2003-2005. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Brigham, Eugene F. dan Houston, Joel F. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat

______ . 2001. Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga.

Christopher, S. Benjamin dan A. L. Kamalavalli. 2007. “Sensivity of Profitability to Working Capital Management in Indian Corporate Hospitals”. www.ssrn.com/papers (22 Februari 2010)

Daniati, A., dan Suhairi. 2006. “Pengaruh Kandungan Informasi Komponen Laporan Arus Kas, Laba Kotor, dan Size Perusahaan Terhadap Expected Return Saham (Survey Pada Industri Textile dan Automotive yang terdaftar di BEJ)”. Simposium Nasional Akuntansi XI : Hal 1-17 Doron Nissim dan Stephen H. Penman. 2001. “Financial Statement Analysis of

Leverage and How It Informs About Profitability and Price-to-Book Ratios”. www.ssrn.com/papers (22 Februari 2010)

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro

Gitosudarmo, Indriyo. 2002. Manajemen Keuangan. Edisi 4. Yogyakrta: BPFE Gunarto. 2007. Pengauh Tingkat Perputaran Piutang dan Tingkat Perputaran

Persediaan Terhadap Rentabilitas Ekonomi Pada KPRI Di Kabupaten Kudus Tahun 2004-2006. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang


(5)

97

Hanafi, M. Mamduh dan Abdul Halim. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : UPP AMP YKPN

Hartono M, Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Husein, Umar. 1996. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Thesis Bisnis. Jakarta : Raja Persada

Keown, Arthur J, Scott Jr. John D. Martin dan J. William Petty. 2001. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat

Lazaridis, Ioannis dan Dimitrios Tryfonidis. 2006. The Relationship Between Working Capital Management and Profitability of Listed Companies

In The Athens Stock Exchange. www.ssrn.com/papers (25 Februari

2010)

Munawir, S. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty Nasehatung, Apandi. 1999. Budget & Control. Jakarta : Grasindo Nitisemito, Alex. 1994. Pembelanjaan Perusahaan. Salatiga : UKSW

Nisa’, Chofia. 2008. Pengaruh Tingkat Likuiditas dan Efisiensi Pengendalian Biaya Terhadap Rentabilitas Ekonomi (Studi Kasus pada KPRI se Kab. Kudus). Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang

Pedro Juan Garcia-Teruel dan Pedro Martinez-Solano. 2005. Effects Of Working Capital Management On SME Profitability. www.ssrn.com/papers (25 Februari 2010)

Riyanto, Bambang. 2008. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Jakarta: Ghalia Indonesia

Ayu, Rizki. 2008. Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas dan Efisiensi Biaya Operasional Terhadap Tingkat Rentabilitas pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) di Kabupaten Tegal. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang

Simorangkir. 2000. Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank. Jakarta : Ghalia Indonesia


(6)

Sutrisno dan Kusriyanto. 1994. Teknik Mengendalikan Biaya. Jakarta : PT. Pustaka Binawan Pressindo

Taswan, 2006. Manajemen Perbankan: Konsep, Teknik dan Aplikasi. Yogyakarta : UPP STIM YKPN

UU. Republik Indonesia No. 20 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. 2008. Jakarta : Dep. Koperasi dan UMKM.

Van Horne, James C. dan John M. Wachowicsz Jr. 2005. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat

Wartini, Sri. 2006. Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan Publik PMA dan PMDN. Jurnal Ekonomi dan Manajemen Dinamika Vol. 15 No. 2, Hal 236-247

Wasis, 1993. Pembelanjaan Perusahaan. Salatiga : UKSW

Weston, J. Fred dan Thomas E. Copeland. 1996. Manajemen Keuangan. Edisi 8. Jakarta: Erlangga


Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENTABILITAS (ROA) PADA PT BPR DI KABUPATEN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rentabilitas (ROA) Pada Pt BPR Di Kabupaten Semarang.

1 4 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENTABILITAS (ROA) PADA PT BPR DI KABUPATEN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rentabilitas (ROA) Pada Pt BPR Di Kabupaten Semarang.

0 3 15

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KPRI DI KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2009

0 3 111

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENTABILITAS EKONOMI BANK PERSERO YANG Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rentabilitas Ekonomi Bank Persero Yang Terdaftar Pada Bank Indonesia Tahun 2007- 2011.

0 1 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN GROBOGAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Grobogan Tahun 1984 – 2009.

0 0 13

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN GROBOGAN Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Grobogan Tahun 1984 – 2009.

0 0 11

(ABSTRAK) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENTABILITAS EKONOMI PADA KPRI DI KABUPATEN DEMAK TAHUN 2008-2009.

0 0 2

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di kabupaten Ngawi hari

0 8 76

TAP.COM - ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING PADA ... 67 71 3 PB

0 0 16

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan koperasi pegawai negeri di wilayah kabupaten demak tahun 2008

0 0 13