Kelayakan fungsional Kelayakan proyek

Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009 Bulutangkis akan tetapi mereka tidak memberi sumbangsih yang cukup berarti bagi perkembangan bulutangkis itu sendiri. Mereka hanya teringat pada masa jaya Bulutangkis kita pada era tahun 1980an dimana olahraga bulutangkis begitu mendominasi di Indonesia dan banyak lapangan- lapangan Bulutangkis terdapat di setiap daerah. Masih teringat beberapa bulan yang lalu Ketua PBSI Sutiyoso mengeluhkan adanya kekurangan dana untuk mengirimkan pemain pelatnas mengikuti turnamen di luar negeri sehingga hanya nama-nama itu saja yang dikirim dan tidak salah apabila pada pergelaran Piala Thomas tahun 2008 di Istora senayan kita kalah melawan Korea dengan skor telak 3-0 karena kita tidak mempunyai stok pemain yang mencukupi akibat kekurangan dana dan ketidak pedulian pemerintah Pada saat-saat sekarang ini sangat susah menemukan para remaja dan anak- anak untuk bermain bulutangkis. Hal ini diakibatkan berkurangnya lahan untuk bermain bulutangkis dan pengelolaan klub-klub bulutangkis kebanyakan diserahkan kepada pihak swasta sehingga pemerintah daerah tidak terlalu peduli dengan hal itu. Mereka lebih memperhatikan olahraga Sepakbola yang notabene cabang Olahraga tersebut prestasinya kurang menggembirakan akhir-akhir ini dan tidak membawa nama harum bangsa Indonesia. MENPORA Adhiaksa Dault sempat mengatakan bahwa generasi muda di Indonesia sangat bobrok karena mereka hanya mengenal Mall dan permainan Play Station serta nongkrong di tempat makanan junk food. Generasi Muda tidak mau banyak bergerak terutama berolahraga sehingga perkembangan olahraga di Indonesia jauh menurun terutama pada cabang bulutangkis dimana kita sudah tertinggal jauh dari CHINA dimana pada tahun 1990an CHINA tidak ada apa-apanya apabila melawan Indonesia

2.3. TINJAUAN KELAYAKAN PROYEK

2.3.1. Kelayakan fungsional

Perkembangan bulutangkis di kota Medan pada saat sekarang ini sudah kembali marak terjadi. Hal ini terbukti dengan turnamen-turnamen maupun kegiatan bulutangkis yang dilakukan sangat banyak muncul diberbagai pelosok kota Medan, Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009 membuat peminat-peminat bulutangkis menjadi bertambah walaupun butuh usaha berat untuk mengajak mereka mengikuti olahraga tersebut. Adapun turnamen yang sering dilakukan ialah: Kejuaraan nasional PBSI, Kejuaraan Bulutangkis antar pelajar SMP dan SMU se Sumatera Utara, Kejuaraan Bulutangkis perseorangan Daerah sumatera Utara dan Liga Bulutangkis Indonesia. Untuk mengakomodasi peminat bulutangkis tersebut, sangat menjanjikan untuk membuat suatu bidang komersil di bidang olahraga ini. Belum adanya suatu bangunan yang dapat mengakomodasi kegiatan-kegiatan diatas maka perlu dirancangdirencanakan suatu bangunan yang nantinya dapat menampung bakat-bakat masyarakat Sumatera Utara khususnya di bidang olahraga bulutangkis yang nantinya dapat menciptakan atlet-atlet SUMUT khususnya Medan agar dapat menuai prestasi di kancah nasional maupun internasional. Kegiatan ataupun fasilitas yang terdapat pada Badminton Training Centre tersebut yaitu berupa : • Sebagai wadah atau tempat untuk melaksanakan turnamen-turnamen bulutangkis di kota Medan, nasional, maupun internasional. • Dapat menjadi tempat yang lebih baikkondusif bagi klub-klub bulutangkis di Medan, • Penyediaan fasilitas pendukung dan retail yang berkaitan dengan penjualan alat olahraga,. • Sebagai tempat pusat pelatihan olahraga bulutangkis bagi atlet-atlet bulutangkis Sumatera Utara. Pengelolaan Badminton Training Centre yang akan dirancang melibatkan kerjasama dengan pihak swasta terutama dalam hal pembinaan atlit, termasuk pencarian bibit-bibit atlit berbakat untuk dibina menjadi atlit bulutangkis nasional.

2.3.2. Kelayakan proyek

Berdasarkan undang-undang Republik Indonesia No.03 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional disebutkan bahwa pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat bertanggung jawab atas perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009 prasarana olahraga. Hal tersebut merupakan dasar dalam perencanaan Badminton Training Centre yang akan menampung kegiatan olahraga Bulutangkis. Dengan memanfaatkan momentum tersebut maka perlu pembangunan sarana dan prasarana di bidang olahraga Bulutangkis yang sangat berarti bagi masyarakat Kota Medan. Ada beberapa hal yang memperkuat alasan untuk segera dibangun sebuah Badminton Training centre di kota Medan adalah: • Olahraga Bulutangkis merupakan olahraga prestasi bagi negara Indonesia sehingga setiap daerah yang menghasilkan atlet bulutangkis untuk pelatnas ke cipayung harus melalui proses pembinaan dan pengembangan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan • Sudah dimulainnya Liga Bulutangkis Nasional yang dilakukan oleh PBSI secara rutin.. • Memajukan serta memasyarakatkan olahraga bulutangkis di Sumatera Utara dalam rangka menciptakan atlit-atlit profesional yang berprestasi di kancah nasional maupun internasional. • Semakin sempitnya lahan dan minimnya sarana olahraga di bidang bulutangkis di perkotaan termasuk kota Medan.

2.3.3. Kelayakan lokasi