Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang kajian latar belakang, maksud dan tujuan, permasalahan, pendekatan, lingkup dan batasan, dan sistematika laporan.
BAB II DESKRIPSI PROYEK
Berisi tentang tinjauan tentang Terminologi Judul, Tinjauan kasus proyek, Tinjauan Kelayakan Proyek, Lokasi, Tinjauan Fungsi
BAB III ELABORASI TEMA
Berisi tentang kajian mengenai pengertian, interprestasi tema, keterkaitan Tema dengan Judul, studi Banding arsitektur yang
mempunyai tema sejenis
BAB IV ANALISA PERANCANGAN
Berisi tentang kajian analisis terhadap kondisi tapak dan lingkungan, analisis fungsional, Analisis Teknologi, Analisis dan penerapan Tema,
dan kesimpulan.
BAB V KONSEP PERANCANGAN
Berisi tentang konsep-konsep perancangan yang sesuai dengan tema lingkungan kajian
BAB VI HASIL RANCANGAN
Berisi gambar site plan, ground plan, denah, tampak, potongan, rencana-rencana, detail, perspektif dan foto maket.
DAFTAR PUSTAKA Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai literatur selama proses
perencanaan dan perancangan kasus proyek
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
BAB II DESKRIPSI PROYEK
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
BAB II DESKRIPSI PROYEK
2.1. TERMINOLOGI JUDUL
Judul proyek yang direncanakan adalah “Badminton Training Centre”. Pengertian kata demi kata dari judul proyek :
Badminton : Permainan yang dimainkan dengan menggunakan raket dan
kok yang dipukul melampaui jaring di tengah lapangan ”Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1990
Training : Pelatihan.
Centre : Pusat
Badminton Trainning Centre di Medan ini merupakan sebuah sarana untuk bermain bulutangkis dan untuk membentuk atlet-atlet handal yang nantinya akan
berguna yang dimana pada dekade ini perkembangannya sangat cepat. Menanggapi hal ini maka sangat dibutuhkan sebuah pelatihan bulutangkis dengan standard
international yang dilengkapi dengan fasilitas lainnya yang telah ada yang bergerak di bidang pelayanan atau jasa. Gedung ini juga menggunakan standart yang telah diakui
oleh BWF Batminton World federation
TINJAUAN KASUS PROYEK 2.2.1
Gedung Bulutangkis
Pada umumnya merupakan sebuah bangunan dengan sekelilingnya terdapat bangku penonton. Gedung bulutangkis sering juga disebut sebagai gelanggang
olahraga atau arena. Gedung yang telah ada pada saat ini berupa gedung tertutup. Desain gedung bulutangkis pada masa sekarang tidak hanya dirancang khusus untuk
tempat olahraga saja tetapi sudah memiliki banyak fungsi seperti penambahan fasilitas lain seperti pusat perbelanjaan, restoran bahkan tempat penginapan seperti beberapa
gedung bulutangkis di China dan Amerika .
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
2.2.2 Sejarah Bulutangkis
Nenek moyang terdininya oalhraga Bulutangkis ini diperkirakan ialah sebuah permainan Tionghoa, Jianzi yang melibatkan penggunaan kok tetapi tanpa raket. Alih-
alih, objeknya dimanipulasi dengan kaki. Objekmisi permainan ini adalah untuk menjaga kok agar tidak menyentuh tanah selama mungkin tanpa menggunakan
tangan. Di Inggris sejak zaman pertengahan permainan anak-anak yang disebut Battledores dan Shuttlecocks sangat populer. Anak-anak pada waktu itu biasanya akan
memakai dayungtongkat Battledores dan bersiasat bersama untuk menjaga kok tetap di udara dan mencegahnya dari menyentuh tanah. Ini cukup populer untuk
menjadi nuansa harian di jalan-jalan London pada tahun 1854 ketika majalah Pinch mempublikasikan kartun untuk ini.
Penduduk Inggris membawa permainan ini ke Jepang, Republik Rakyat Cina, dan Siam sekarang Thailand selagi mereka mengolonisasi Asia. Ini kemudian dengan
segera menjadi permainan anak-anak di wilayah setempat mereka. Olah raga kompetitif bulutangkis diciptakan oleh petugas Tentara Britania di Pune, India pada
abad ke-19 saat mereka menambahkan jaringnet dan memainkannya secara bersaingan. Oleh sebab kota Pune dikenal sebelumnya sebagai Poona, permainan
tersebut juga dikenali sebagai Poona pada masa itu. Para tentara membawa permainan itu kembali ke Inggris pada 1850-an. Olah raga ini
mendapatkan namanya yang sekarang pada 1860 dalam sebuah pamflet oleh Isaac Spratt, seorang penyalur mainan Inggris, berjudul Badminton Battledore - a new
game Battledore Bulutangkis - sebuah permainan baru. Ini melukiskan permainan tersebut dimainkan di Gedung Badminton Badminton House, estate di
Gloucestershire, Inggris. Rencengan peraturan yang pertama ditulis oleh Klub Badminton Bath pada 1877. Asosiasi Bulutangkis Inggris dibentuk pada 1893 dan
kejuaraan internasional pertamanya berunjuk-gigi pertama kali pada 1899 dengan kejuaraan All England Bulutangkis menjadi sebuah olah raga populer di dunia,
terutama di wilayah Asia Timur dan Tenggara, yang saat ini mendominasi olah raga ini, dan di negara-negara Skandinavia
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
Badminton pun dengan cepat menyebar ke berbagai penjuru negara itu. Tahun 1930- an permainan itu makin terkenal dengan kepulangan pelajar-pelajar yang menuntut
ilmu di Inggris. Tahun 1937 mereka sudah mengadakan Kejuaraan Terbuka Malaya dan tahun itu juga mereka bergabung dengan IBF. Ketika kejuaraan beregu Piala
Thomas pertama kali diselenggarakan tahun 1948 Malayalah yang pertama merebutnya. Pemain Malaya yang pertama menjadi juara di All England adalah Wong
Peng Soon pada tahun 1950. Piala Thomas sendiri adalah sumbangan Sir George Thomas pada tahun 1939 setelah
IBF menyepakati adanya sebuah kompetisi beregu putra. Sayangnya Perang Dunia II menghalangi pelaksanaan kejuaraan itu dan baru bisa berlangsung tahun 1948. Pada
final di Queens Hall di Preston tiga peserta bertarung: Denmark yang juara zona Eropa menundukkan Inggris 8-1, Amerika Serikat yang juara zona Amerika
mengalahkan Kanada 8-1. Dan Malaya yang langsung ke final mewakili zona Pasifik mengalahkan AS 6-3 dan bertemu Denmark di final. Malaya menang 8-1.
Mulailah dominasi Asia di cabang olahraga ini. Dalam sejarahnya yang sudah 22 kali dilangsungkan, tak sekali pun negara di luar Asia yang merebut Piala Thomas.
Indonesia menjadi perebut terbanyak yaitu 13 kali diikuti MalayaMalaysia lima kali dan Cina enam kali.
Ini berbeda dengan yang terjadi di kejuaraan beregu putri Piala Uber. Pada kompetisi untuk berebut piala dari Betty Uber yang mulai dilaksanakan tahun 1956 ini, Amerika
Serikat menjadi juara tiga kali-tiga kali pertama kejuaraan itu. Selebihnya, 16 kali, negara-negara Asialah yang meraihnya. Cina paling banyak dengan tujuh kali, Jepang
lima kali, dan Indonesia tiga kali. Dalam percaturan di luar arena perlandingan, badan dunia bulutangkis sempat
terpecah menjadi dua, IBF dan World Badminton Federation WBF. Ini terjadi pada saat memuncaknya perang dingin antara Blok Barat dan Blok Timur. Dalam
pertarungan organisasi bulutangkis dunia, Blok Timur yang dipelopori Republik Rakyat Cina RRC, membentuk WBF sebagai saingan IBF. Indonesia, meski berada
di kawasan Timur lebih condong ke Blok Barat meski tidak memutuskan hubungan
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
dengan Blok Timur. Indonesia bahkan aktif dalam usaha mempersatukan kembali kedua organisasi itu. Tahun 1981 disepakati WBF melebur menjadi satu dengan IBF.
Persatuan inilah yang memungkinkan bulutangkis maju ketingkat yang lebih tinggi : Olimpiade. Meski sempat menjadi olahraga eksibisi di olimpiade Muenchen tahun
1972 Indonesia antara lain diwakili Rudy Hartono, tetapi baru tahun 1992 dijadikan cabang resmi Olimpiade. Hasilnya: Di Olimpiade Barcelona itu Indonesia
mengantongi dua medali olimpiade. Inilah emas pertama Indonesia di arena akbar olahraga sejak keikutsertaan di Olimpiade Helsinki tahun 1948.
Arena pertandingan tingkat dunia lain perlu mendapat catatan tersendiri. Kejuaraan beregu campuran putra-putri yang mulai diselenggarakan tahun 1989 memakai nama
Bapak Bulutangkis Indonesia, Sudirman. Ketika pertama kali dipertandingkan di Jakarta tahun 1989 itu, Indonesialah yang merebutnya. Sesudah itu Cina empat kali
membawanya pulang dan Korea tiga kali. Untuk kejuaraan perseorangan, kejuaraan dunia IBF menyelenggarakan pertama kali
tahun 1977 dengan tuan rumah Swedia. Pada kejuaraan di Malmoe ini Indonesia hanya merebut satu gelar yaitu ganda putra. Baru pada tahun 1980 ketika kejuaraan
berlangsung di Jakarta, Indonesia membuat catatan tersendiri: merebut seluruh lima nomor yang dipertandingkan. Pada kejuaraan dunia tidak resmi All England,
Indonesia juga mencatatkan salah seorang pemainnya sebagai pemegang rekor, Rudy Hartono merebut gelar delapan kali, dengan tujuh kali berturut-turut pada tahun 1968
sampai 1976. Ia gagal mencetak delapan kali berturut-turut tahun 1975 karena di final kalah dari SvenPri dari Denmark.
2.2.3 Bulutangkis di Indonesia
Olahraga bulutangkis merupakan satu-satunya olahraga yang dapat mengharumkan nama bangsa kita di berbagai event terutama di event terbesar
olahraga yakni Olimpiade. Dimulai oleh Susi Susanti dan Alan Budi Kusuma dengan medali emas pada olimpiade 1992 di Barcelona dan terakhir pada tahun 2008 di China
oleh ganda putra nomor 1 dunia markis kido dan hendra setiawan. Pada saat-saat sekarang ini, pemerintah terlalu menuntut banyak terhadap cabang olahraga
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
Bulutangkis akan tetapi mereka tidak memberi sumbangsih yang cukup berarti bagi perkembangan bulutangkis itu sendiri.
Mereka hanya teringat pada masa jaya Bulutangkis kita pada era tahun 1980an dimana olahraga bulutangkis begitu mendominasi di Indonesia dan banyak lapangan-
lapangan Bulutangkis terdapat di setiap daerah. Masih teringat beberapa bulan yang lalu Ketua PBSI Sutiyoso mengeluhkan adanya kekurangan dana untuk mengirimkan
pemain pelatnas mengikuti turnamen di luar negeri sehingga hanya nama-nama itu saja yang dikirim dan tidak salah apabila pada pergelaran Piala Thomas tahun 2008 di
Istora senayan kita kalah melawan Korea dengan skor telak 3-0 karena kita tidak mempunyai stok pemain yang mencukupi akibat kekurangan dana dan ketidak
pedulian pemerintah
Pada saat-saat sekarang ini sangat susah menemukan para remaja dan anak- anak untuk bermain bulutangkis. Hal ini diakibatkan berkurangnya lahan untuk
bermain bulutangkis dan pengelolaan klub-klub bulutangkis kebanyakan diserahkan kepada pihak swasta sehingga pemerintah daerah tidak terlalu peduli dengan hal itu.
Mereka lebih memperhatikan olahraga Sepakbola yang notabene cabang Olahraga tersebut prestasinya kurang menggembirakan akhir-akhir ini dan tidak membawa
nama harum bangsa Indonesia. MENPORA Adhiaksa Dault sempat mengatakan bahwa generasi muda di Indonesia sangat bobrok karena mereka hanya mengenal
Mall dan permainan Play Station serta nongkrong di tempat makanan junk food. Generasi Muda tidak mau banyak bergerak terutama berolahraga sehingga
perkembangan olahraga di Indonesia jauh menurun terutama pada cabang bulutangkis dimana kita sudah tertinggal jauh dari CHINA dimana pada tahun 1990an CHINA
tidak ada apa-apanya apabila melawan Indonesia
2.3. TINJAUAN KELAYAKAN PROYEK
2.3.1. Kelayakan fungsional
Perkembangan bulutangkis di kota Medan pada saat sekarang ini sudah kembali marak terjadi. Hal ini terbukti dengan turnamen-turnamen maupun kegiatan
bulutangkis yang dilakukan sangat banyak muncul diberbagai pelosok kota Medan,
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
membuat peminat-peminat bulutangkis menjadi bertambah walaupun butuh usaha berat untuk mengajak mereka mengikuti olahraga tersebut. Adapun turnamen yang
sering dilakukan ialah: Kejuaraan nasional PBSI, Kejuaraan Bulutangkis antar pelajar SMP dan SMU se Sumatera Utara, Kejuaraan Bulutangkis perseorangan Daerah
sumatera Utara dan Liga Bulutangkis Indonesia. Untuk mengakomodasi peminat bulutangkis tersebut, sangat menjanjikan untuk
membuat suatu bidang komersil di bidang olahraga ini. Belum adanya suatu bangunan yang dapat mengakomodasi kegiatan-kegiatan diatas maka perlu
dirancangdirencanakan suatu bangunan yang nantinya dapat menampung bakat-bakat masyarakat Sumatera Utara khususnya di bidang olahraga bulutangkis yang nantinya
dapat menciptakan atlet-atlet SUMUT khususnya Medan agar dapat menuai prestasi di kancah nasional maupun internasional.
Kegiatan ataupun fasilitas yang terdapat pada Badminton Training Centre tersebut yaitu berupa :
• Sebagai wadah atau tempat untuk melaksanakan turnamen-turnamen
bulutangkis di kota Medan, nasional, maupun internasional. •
Dapat menjadi tempat yang lebih baikkondusif bagi klub-klub bulutangkis di Medan,
• Penyediaan fasilitas pendukung dan retail yang berkaitan dengan penjualan
alat olahraga,. •
Sebagai tempat pusat pelatihan olahraga bulutangkis bagi atlet-atlet bulutangkis Sumatera Utara.
Pengelolaan Badminton Training Centre yang akan dirancang melibatkan kerjasama dengan pihak swasta terutama dalam hal pembinaan atlit, termasuk
pencarian bibit-bibit atlit berbakat untuk dibina menjadi atlit bulutangkis nasional.
2.3.2. Kelayakan proyek
Berdasarkan undang-undang Republik Indonesia No.03 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional disebutkan bahwa pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat bertanggung jawab atas perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
prasarana olahraga. Hal tersebut merupakan dasar dalam perencanaan Badminton Training Centre yang akan menampung kegiatan olahraga Bulutangkis. Dengan
memanfaatkan momentum tersebut maka perlu pembangunan sarana dan prasarana di bidang olahraga Bulutangkis yang sangat berarti bagi masyarakat Kota Medan.
Ada beberapa hal yang memperkuat alasan untuk segera dibangun sebuah Badminton Training centre di kota Medan adalah:
• Olahraga Bulutangkis merupakan olahraga prestasi bagi negara Indonesia
sehingga setiap daerah yang menghasilkan atlet bulutangkis untuk pelatnas ke cipayung harus melalui proses pembinaan dan pengembangan secara
terencana, berjenjang, dan berkelanjutan dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan
• Sudah dimulainnya Liga Bulutangkis Nasional yang dilakukan oleh PBSI
secara rutin.. •
Memajukan serta memasyarakatkan olahraga bulutangkis di Sumatera Utara dalam rangka menciptakan atlit-atlit profesional yang berprestasi di kancah
nasional maupun internasional. •
Semakin sempitnya lahan dan minimnya sarana olahraga di bidang bulutangkis di perkotaan termasuk kota Medan.
2.3.3. Kelayakan lokasi
Pemilihan lokasi merupakan hal yang sangat penting dalam menempatkan sebuah Badminton training Centre di Kota Medan. Dikarenakan Bangunan ini harus
dapat memberikan peran yang sangat penting bagi masyarakat Sumatera Utara. Hal yang dijadikan pemilihan lokasi antara lain :
• Berada di daerah yang sesuai dengan peruntukan site dan strategis baik dalam
pencapaian dan prasarana. •
Berada di kawasan perumahan, pusat pendidikan, rekreasi ataupun perkantoran yang dapat menarik konsumen sebanyak mungkin.
• Dapat mengakomodasi kegiatan olahraga bulutangkis baik indoor maupun
outdoor,
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
• Memiliki luas tapak yang dapat dikembangkan kearah vertikal maupun
horizontal. Dengan adanya fasilitas Badminton Training Centre dikawasan tersebut,
diharapkan dapat mengembangkan aktifitas positif dan mendorong pertumbuhan kawasan menjadi lebih baik.
2.4. Lokasi
2.4.1. Kriteria pemilihan lokasi
Kota Medan sebagai pusat administrasi pemerintahan, pusat industri, pusat distribusi, pusat jasa pelayanan keuangan, pusat komunikasi, pusat akomodasi jasa
kepariwisataan, dan pusat perdagangan regional dan internasional, maka dalam pelaksanaannya studi Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kotamadya Medan
menetapkan adanya satuan-satuan Wilayah Pengembangan Pembangunan WPP, dimana tujuan dari WPP ini adalah mengoptimalkan pembangunan di setiap sektor
atau wilayah. WPP Kotamadya Medan dibagi menjadi lima wilayah, yaitu :
Tabel 2.2. Pembagian Wilayah Pengembangan Pembangunan Kota Medan
Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kotamadya Medan Wilayah
Pembangunan Cakupan Wilayah
Adm Kecamatan Pusat
Pengembangan Kegiatan
Utama
WPP A Kec. Medan
Belawan, Medan Marelan, Medan
Labuhan Pusat
Pengembangan : Belawan
Pelabuhan, Industri, Terminal,
Pergudangan, Orientasi Pelabuhan, Perumahan,
Konservasi
WPP B Kec. Medan Deli
Pusat Pengembangan :
Tanjung Mulia Perumahan,
Perdagangan, Perkebunan, Rekreasi
Indoor
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
WPP C Kec. Medan timur,
Medan Perjuangan, Medan Area, Medan
Denai, Medan Amplas
Pusat Pengembangan :
Aksara Perumahan, Industri,
Terminal barangpergudangan,
Berorientasi ke konsumen
WPP D Kec. Medan Baru,
Medan Maimoon, Medan Polonia,
Medan Kota, Medan Johor
Pusat Pengembangan :
di Inti Kota Pusat bisnis CBD,
Pusat Pemerintahan, Perumahan, Hutan
Kota, Pusat Pendidikan
WPP E Kec. Medan Barat,
Medan Petisah, Medan Sunggal,
Medan Helvetia, Medan Tuntungan,
Medan Selayang Pusat
Pengembangan : Sei Sikambing
Perumahan, Perkantoran,
Konservasi, Rekreasi, Lapangan Golf dan
Hutan Kota
Berikut merupakan kriteria pemilihan lokasi menurut RUTRK Kota Medan a.
Tinjauan terhadap Struktur Kota b.
Berdasarkan pembagian wilayah pembangunan kotamadya Medan menurut RUTRK tahun 2005, kriteria untuk site adalah berada di WPP D dan E, yaitu
lokasi site berada di kawasan perumahan penduduk,pusat pendidikan dan rekreasi. c.
Pencapaian Site harus dapat dicapai dengan mudah, baik bagi kendaraan maupun bagi pejalan
kaki. Site juga harus sudah memiliki jaringan jalan dengan kondisi yang baik, cukup lebar, nyaman, dan dilalui oleh angkutan umum.
d. Area Pelayanan
Berdasarkan RUTRK tentang Konsep Pola Hierarki Fasilitas Pelayanan Kota adalah antara 2-3 km. Adapun kriteria untuk area pelayanannya yaitu merupakan
lingkungan permukiman dan banyak terdapat kompleks perumahan.
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
e. Keadaan Lahan Ukuran lahan harus mencukupi untuk program fungsional dan ruang
pengembangan masa mendatang. Biasanya dilakukan untuk mengantisipasi perluasan klub latihan 2 ha. Kondisi sebaiknya lahan kosong dan tidak
berkontur. f. Jarak ke pusat kota
Fungsi bangunan adalah sebagai tempat pelatihan Bulutangkis maupun tempat pertandingan Bulutangkis. Dengan keberadaaan bangunan ini maka akan
meningkatkan tingkat kepadatan kenderaan maupun pejalan kaki. Maka dari itu lokasi di pinggiran kota yang memiliki tingkat kepadatan jalan yang tidak tinggi
cocok sebagai starat pemilihan lokasi. g. Lingkungan
Berada pada lokasi yang strategis, representatif dan cocok untuk fungsi pendukung skala kota. Lingkungan yang kondusif seperti keamanan dan
kenyamanan sangat mendukung kegiatan Badminton training Centre yang akan dirancang. Manfaat yang didapat di lingkungan sekitar apabila Badminton
Training Centre dilokasi ini adalah meningkatkan kualitas lingkungan dan meningkatkan daya jual tanah di lingkungan sekitar bangunan. Sedangkan efek
yang didapat pada masyarakat yang tinggal di lingkungan tersebut adalah menghadirkan sarana latihan dan hiburan bagi masyarakat untuk dapat turut
menyaksikan jalannya pertandingan olahraga Bulutangkis dan meningkatkan minat dan kecintaan masyarakat akan olahraga Bulutangkis
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
2.4.2 Analisa pemilihan lokasi a. Alternatif lokasi
•
Lokasi A Jln Karya Jasa, Kec. Medan Johor
•
Lokasi B Jln Gatot Subroto, Kec. Medan Helvetia
Gambar. Alternative lokasi 1 Sumber : data pribadi
. Alternative lokasi 2 Sumber: data pribadi
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
•
Lokasi C Jln Jamin Ginting simp. Selayang, Kec. Medan Tuntungan
Lokasi D
Jln Ngumban Surbakti, Kec. Medan Selayang
b. Penilaian terhadap alternative lokasi
. Alternative lokasi 4 Sumber: data Pribadi
. Alternative lokasi 3 Sumber: data pribadi
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
Table 2.3. Kriteria pemilihan lokasi
No Parameter
Perincian unsur nilai Keterangan
Keterangan Keterangan
1 Peruntukan
site Sesuai dengan struktur
kota Pendidikan
dan pusat olahraga
Perdagangan dan komersil
Perumahan
2 Keadaan
Lahan Lokasi
Dipingg iran kota Medan
Diperbatasan kota Medan
Di pusat Kota
Kondisi lahan saat ini Lahan kosong Ada beberapa
bangunan pada lahan
Ada kantor pemerintah
pada lahan
Luasan lahan Sangat luas
diatas 2 Ha Cukup Luas
±2 Ha Sempit
kurang dari 2 Ha
Harga lahan m2 Murah
dibawah 1 juta
Cukup mahal ± 1juta
Sangat mahal
diatas 1 juta
Jarak antar bangunan Jarang
Sedang Rapat
Status kepemilikan lahan
Hak milik Hak guna
bangunan Milik
Negara
Bangunan tinggi Jauh
Sedang Dekat
3 Pencapaian
Kemudahan sarana angkutan umum ke
Jumlah trayek angkot yang
Jumlah trayek angkot yang
Tidak dilewati
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
lokasi lewat cukup
banyak lewat tidak
banyak angkot
4 Sirkulasi
Waktu tempuh dari pusat kota
30 menit 45 menit
1 jam
Kendaraan Lebar, ada
pulau jalan Lebar, tidak
ada pulau jalan
Sempit
Pedestrian Tersedia,
kondisi baik Tersedia,
kondisi buruk Tidak
tersedia
Masalah kemacetan Tidak pernah Waktu
tertentu Sering
5 Lingkungan
prasarana Keamanan
Sangat aman Cukup aman
Rawan kejahatan
Kedekatan dengan fasilitas umum
Dekat dengan banyak
fasilitas umum
Dekat dengan sedikit
fasilitas umum
Jauh dari fasilitas
umum
Utilitas Tersedia,
kondisi baik Tersedia,
kondisi buruk Belum
tersedia
Jarak dengan fungsi sejenis
Jauh Sedang
Dekat
Penilaian terhadap lokasi
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
No Parameter
Perincian unsure nilai Lokasi A Lokasi B Lokasi C
Lokasi D
1 Peruntukan
site Sesuai dengan struktur
kota Pendidik
an dan pusat
olahrag Pendidika
n dan pusat
olahraga Pendidika
n dan pusat
olahraga Pendidika
n dan pusat
olahraga
2 Keadaan
Lahan Lokasi
Dipingg ir an
kota Medan
Dipingg ira n
kota Medan
Dipingg ira kota
Medan Dipingg ira
n kota Medan
Kondisi lahan saat ini Lahan
kosong Ada
beberapa bangunan
pada lahan Ada
beberapa bangunan
pada lahan Lahan
kosong
Luasan lahan Sangat
luas diatas 2
Ha Cukup
Luas ±2 Ha
Sangat luas
diatas 2 Ha
Sangat luas
diatas 2 Ha
Harga lahan m2 Cukup
mahal ± 1juta
Cukup mahal
± 1juta Murah
dibawah 1 juta
Murah dibawah
1 juta Jarak antar bangunan
Sedang Sedang
Sedang Jarang
Status kepemilikan lahan
Hak milik
Hak milik Hak milik
Hak milik
Bangunan tinggi Jauh
Sedang Jauh
Jauh
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
3 Pencapaian
Kemudahan sarana angkutan umum ke
lokasi Jumlah
trayek angkot
yang lewat
cukup banyak
Jumlah trayek
angkot yang
lewat cukup
banyak Jumlah
trayek angkot
yang lewat
cukup banyak
Jumlah trayek
angkot yang
lewat tidak
banyak 4
Sirkulasi Waktu tempuh dari
pusat kota 45 mnt
30 menit 45 menit 45 menit
Kendaraan Lebar,
ada pulau jalan
Lebar, ada pulau
jalan Lebar,
ada pulau jalan
Lebar, ada pulau
jalan
Pedestrian Tersedia,
kondisi buruk
Tersedia, kondisi
baik Tersedia,
kondisi buruk
Tersedia, kondisi
buruk Masalah kemacetan
Waktu tertentu
Waktu tertentu
Tidak pernah
Tidak pernah
5 Lingkungan
prasarana Keamanan
Sangat aman
Sangat aman
Sangat aman
Sangat aman
Kedekatan dengan fasilitas umum
Dekat dengan
banyak fasilitas
umum Dekat
dengan banyak
fasilitas umum
Dekat dengan
banyak fasilitas
umum Dekat
dengan banyak
fasilitas umum
Utilitas Tersedia,
kondisi baik
Tersedia, kondisi
baik Tersedia,
kondisi baik
Tersedia, kondisi
baik
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
Jarak dengan fungsi sejenis
Jauh Jauh
Jauh Jauh
2.4.3. Analisis penetapan lokasi
Dari hasil penilaian terhadap alternative lokasi diperoleh lokasi D atau Kec. Medan Selayang memenuhi persyaratan yang baik sebagai lokasi peroyek ini. Hal ini
disebabkan karena di Jalan Ngumban Surbakti merupakan lokasi Pendidikan dan pusat olahraga. Lokasi ini terletak dipinggiran kota Medan, Lokasi ini juga berupa
Lahan kosong yang Sangat luas diatas 2 Ha. Harga tanah yang terdapat di kawasan tersebut juga Murah yakni dibawah 1 juta. Kemudian juga jarak antar bangunannya
juga jarang. Status kepemilikan lahan juga merupakan Hak milik. Pencapaian yang dilalui angkot juga tidak banyak. Waktu tempuh yang dicapai dari pusat kota 45
menit. Jalur sirkulasi kendaraan juga lebar, dan terdapat pulau jalan. Masalah kemacetan yang terjadi di kawasan tersebut juga tidak pernah. Keamanan yang
terdapat di lokasi tersebut juga sangat aman. Kemudian juga dekat dengan banyak fasilitas umum. Jaringan Utilitas yang tersedia juga dalam kondisi baik
2.4.4. Deskripsi kondisi lokasi
• Kasus proyek
: Badminton Training Centre
• Status proyek
: fiktif
• Pemilik proyek
: Pemerintah kota Medan dan pihak swasta
• Batas Administrasi Lahan
: Kecamatan Medan Selayang, Medan.
• Kawasan
:Permukiman, perkantoran, perdagangan,
konservasi, rekreasi, lapangan golf dan hutan kota.
• Ketinggian Bangunan
:1-4 lantai
• Luas lahan
: 25.000 m²
• KDB
: 80 •
Batas-batas Lahan
• Utara
: Jl Ngumban Surbakti •
Selatan : Jl Flamboyan
• Timur
: Rumah Penduduk
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
• Barat
: Jl Ngumban Surbakti •
Eksisting : Tanah Kosong
• Topografi
: Relatif datar •
Vegetasi : Asri
• Utilitas
: PLN, PDAM, Saluran Kota.
Pemilihan lahan tersebut memiliki beberapa keuntungan potensi lahan antara lain
Keuntungan potensi lokasi : •
Aksesebilitas yang mudah karena site berada di jalan utama pusat kota. •
Kelengkapan sarana dan prasarana, daerah jalan Ngumban Surbakti memiliki sarana dan prasarana berupa lajur jalan yang cukup lebar, sarana air bersih,
listrik, sanitasi, saluran telepon. •
Lahan di sekitar site masih kosong dan luas •
Tidak jauh dari pusat pendidikan dan perumahan
2.5. Tinjauan fungsi
2.5.1 Deskripsi pelaku dan kegiatan
a. Pelaku kegiatan
Pelaku kegiatan dalam badminton training centre ini terdiri dari: •
Pengunjung
Dari kelompok pemgunjung terbagi lagi atas: -
Anak-anak Baik yang bermain, berlatih maupun menonton pertandingan -
Remaja. Baik yang bermain, berlatih sebagai atlit dari klub bulutangkis serta
penonton pertandingan.
- Dewasa. Baik sebagai atlit, pelatih, staf, penyewa dan penonton.
- Orang tua. Baik yang datang menonton pertandingan, berbelanja dan mencari
hiburan.
•
Pengelola.
b. Kegiatan
•
Kegiatan utama
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
1. Olahraga
Bermain, berlatih dan bertanding. 2.
Rekreatif Menonton pertandingan dari berbagai kompetisi bulutangkis
3. Edukatif
Tempat berlatih dan belajar mengembangkan kemampuan fisik •
Kegiatan pendukung 1.
Souvenir dan retail shop Menjual barang-barang olahraga
2. Restoran dan kafe
Tempat yang menyediakan makanan dan minuman. 3.
Ruang pertemuan tempat diadakan pertemuan antar pejabat di bidang olahraga, undangan dan
wartawan 4.
Pusat kebugaran Menampung kegiatan berolahraga dan kebugaran yang menggunakan alat olah
raga. 5.
Museum olahraga Tempat memamerkan prestasi olahraga Sumut khususnya di bidang
bulutangkis. 6.
Klinik kesehatan Tempat untuk memeriksakan kesehatan bagi setiap atlet yang berlatih di
Badminton Training Centre ini
2.5.2. Deskripsi kebutuhan ruang
Kebutuhan ruang yang ada timbul dari aktivitas yang berlangsung di dalam bangunan. Dan aktivitas yang dilakukan dikelompokkan berdasarkan fungsi yang
tersedia. Fungsi yang terdapat pada bangunan ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu fasilitas utama dan pendukung. Fasilitas utama melayani fungsi utama yang
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
direncanakan akan diakomodasi oleh manajemen bangunan ini sedangkan fasilitas pendukungnya melayani fungsi utama dan fungsi lain yang diperhitungkan akan
mampu menyokong keberhasilan fungsi utama. Badmintoin Training Centre ini memiliki fasilitas sebagai berikut:
a. Lapangan utama
Lapangan yang digunakan berstandard internasional sesuai dengan standard IBF sebagai induk organisasi futsal ini.
b. Ruang utama
- ruang ganti pemain dengan toilet
- ruang ganti pelatih dan wasit
Ruang ganti untuk pemain, pelatih dan staf harus privat, area terlindungi dan dapat diakses mudah dengan bus pemain. Terpisah dari penonton, media, dan
orang yang tidak berkepentingan. -
ruang pijat -
ruang kesehatan Ruang kesehatan diletakkan dekat dengan ruang ganti serta diusahakan dekat
dengan lapangan dan mudah akses keluar stadion. -
ruang pemeriksaan obat terlarang Posisinya harus dekat dengan ruang ganti pemain dan tidak terjangkau media
dan public. -
ruang pemanasan -
ruang latihan -
tribun penonton biasa Area penonton harus di bagi dalam beberapa sector dan masing-masing harus
memiliki akses tersendiri. -
tribun penonton vip Diletakkan di tengah tribun sisis terpanjang dimana ruang ganti pemain
diletakkan, pada posisi di atas area permainan dan terpisah dari tempat duduk public.
- toilet penonton
- kantor pengelola
- ruang pertemuan
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
- gudang
- ruang panel
- ruang mesin
- ruang pos keamanan
- tiket box
- ruang pers
Untuk ruang media ada sebuah pintu masuk special dengan meja tulis atau ruang tempat kemasa informasi media dikumpulkan.
- tempat parkir
- studio televise
- ruang komentator
- fasilitas untuk fotografer
- mushola
c. Ruang pendukung •
Restoran Fasilitas ini menyediakan makanan dan minuman yang dapat dibeli penonton
saat pertandingan berlangsung. Kebutuhan ruang:
- banquet
- bar
- gudang
- kmwc
- kasir
- dapur
- ruang pegawai
- sirkulasi
• Ruang pertemuan
Fasilitas ini merupakan tempat pertemuan para pejabat olahraga, temu pers dan penjamuan.
Kebutuhan ruang; -
ruang pertemuan -
ruang pengelola
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
- ruang peralatan
- ruang tunggu
- ruang sound system
- ruang raoat
- dapur
- janitor
- toilet
• Pusat kebugaran
Fasilitas ini disediakan untuk para atlit maupun masyarakat umum. Kebutuhan ruang:
- ruang penerima
- ruang latihan
- janitor
- kasir
- ruang pegawai
- ruang instruktur
- ruang reparasi
- kmwc
- loker
• Ruang pameran
Tempat penyimpanan, memelihara dan memajang berbagai prestasi dan informasi Bulutangkis
Kebutuhan ruang: -
ruang pameran -
ruang pengelola -
ruang penyimpanan •
Souvenir shop dan retail Menyajikan dan menjual barang yang berhubungan dengan olahraga dan makanan
ringan. Ruang-ruang dalam retail adalah display, kasir, gudang. D Asrama atlet dan pelatih
Menyediakan tempat tinggal bagi atlet dan peltih yang berlatih dan bermain di
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
Badminton Training Centre imi
2.5.3. Kebutuhan ruang
Bangunan utama Kebutuhan ruang
Pemakai Kegiatan
Suasana
Tribun vip Penonton
Menonton pertandingan Meriah
Santai Nyaman
Tribun biasa Penonton
Menonton pertandingan Gemuruh
Meriah spontan
Ruang ganti atlit Atlit
Istirahat Ganti pakaian
Mandi Informal
Nyaman Privat
Ruang ganti pelatih ofisial
Pelatih Ofisial
Istirahat Ganti pakaian
Mandi Informal
Nyaman Privat
Ruang ganti wasit Wasit
Istirahat Ganti pakaian
Mandi Informal
Nyaman Privat
Ruang pemeriksaan kesehatan
Atlit Wasit
Memeriksa kesehatan Nyaman
Bersih Ruang pemanasan
Atlit Melakukan pemanasan
Santai Ruang pertemuan
teknis Atlit
Pelatih Mengatur strategi
Memberi pengarahan Tenang
Serius Ruang delegasi
pertandingan Atlit
Wasit Menerima undangan, tamu
penting Serius
Santai Ruang pijat
Atlit Memijat pemain
Sopan Nyaman
Privat Ruang P3K
Atlit Pengobatan untuk penonton
Nyaman Bersih
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
Ruang pers dan media
Wartawan Meliput pertandingan
Sibuk Serius
Santai Gudang
Alat olahraga Menyimpan peralatan Tertutup
Terlindungi Ruang keamanan
Petugas keamanan
Menjaga keamanan dan ketertiban
Tenang Formal
Ruang mesin Mesin
Teknisi Merawat mesin
Memberi kontribusi tenaga Formal
Sibuk Ribut
Loket Pegawai
Penonton Menjual dan membeli tiket
Serius Santai
Lapangan tambahan
Kebutuhan ruang Pemakai
Kegiatan Suasana
Tribun biasa Penonton
Menonton pertandingan Gemuruh
Meriah spontan
Ruang ganti atlit Atlit
Istirahat Ganti pakaian
Mandi Informal
Nyaman Privat
Ruang ganti pelatih ofisial
Pelatih Ofisial
Istirahat Ganti pakaian
Mandi Informal
Nyaman Privat
Ruang ganti wasit Wasit
Istirahat Ganti pakaian
Mandi Informal
Nyaman Privat
Ruang pendukung -Restoran
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
Jenis ruang Pemakai
Kegiatan Suasana
Banquet -Pengunjung
-Pelayan Menikmati hidangan, mengantar
hidangan Santai
Nyaman Bar counter
-Pelayan bar -Pengunjung
Memesan snackminuman, menyediakan pesanan,
menikmati pesanan Santai
Nyaman Informal
R.Penyimpanan Bahan-bahan
mentah Tempat penyimpanan bahan-
bahan makanan Tertutup
Toilet pria -Pengunjung
-Pegawai -Pengelola
Buang air,membersihkan wc Privat
Toilet wanita -Pengunjung
-Pegawai -Pengelola
Buang air,membersihkan wc Privat
Kasir -Kasir
-Pengunjung Membayar makanan,melayani
pembayaran Informal
Dapur -Pelayan
-Pegawai Memasak, menyiapkan pesanan,
mencuci Sibuk
Bersih
Gudang Alat-alat
kebersihan Menyimpan alat-alat
Tertutup
R.Pegawai -Pegawai
-Pengelola Istirahat, ganti pakaian
Formal
R.operator acara -Pegawai
-Teknisi Persiapan
Formal
-Ruang pertemuanserbaguna
Jenis ruang Pemakai
Kegiatan Suasana
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
Ruang pertemuanserbagu
na -Pengelola
-Pegawai -Manager
-Atlit -Wartawan
-Staff ofisial Rapat, pertemuan antar klub dan
organisasi, konfrensi pers, acara formal
Formal Nyaman
Ruang Tunggu lobby
-Staff ofisial -Wartawan
-Pengguna gedung
Menunggu Formal
Nyaman
Ruang pengelola Pegawai
Pengelolaan bangunan, kegiatatan administrasi
Privat Tenang
Formal
Ruang peralatan Alat-alat
Pemyimpanan alat Tertutup
Ruang rapat -offisial
-pengelola -organisasi
Rapat Formal
Tenang
Dapur -Pelayan
-Pegawai Menyiapkan makanan
Bersih Informal
Toilet -Pengunjung
-Pegawai -Pengelola
Buang air, membersihkan wc Privat
Bersih
-Pusat kebugaran
Jenis ruang Pemakai
Kegiatan Suasana
Ruang penerimalobby
-Pengunjung -Atlit
-Pegawai Menunggu
Formal Nyaman
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
Ruang latihan -Pengunjung
-Atlit -Pegawai
-Instruktur -Reseptionis
Berlatih Formal
Tenang Nyaman
Ruang ganti -Pengunjung
-Pegawai -Cleaning
service Berganti pakaian,
mandi,menyimoan pakaian di loker
Privat Informal
Ruang pengelola Pegawai
pengelola Mengurus administrasi
Privat Tenang
Formal
Ruang instruktur Instruktur
Istirahat, persiapan, ganti pakaian
Formal Tenang
Nyaman Ruang reperasi dan
peralatan Alat-alat
Memperbaiki alat-alat fitness Informal
Toilet -Pengunjung
-Cleaning service
-Pegawai pengelola
Buang air, membersihkan wc Privat
Bersih
-Ruang pameranmuseum prestasi
Jenis ruang Pemakai
Kegiatan Suasana
Ruang display -Pengunjung
-Pegawai Menyimpan penghargaan dan
piala, informasi tenteng sejarah Santai
Informal
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
dan aktivitas olahraga sumut Nyaman
Ruang pengelola Pegawai
pengelola Mengurus administrasi
Privat Tenang
Formal
Ruang penyimpanan
Peralatan Tempat penyimpanan peralatan
Informal Terutup
Toilet -Pengunjung
-Cleaning service
-Pegawai pengelola
Buang air, membersihkan wc Privat
Bersih
-Retail shop
Jenis ruang Pemakai
Kegiatan Suasana
Ruang display Penyewa
Berjualan Nyaman
Menarik
-Souvenir shop
Jenis ruang Pemakai
Kegiatan Suasana
Ruang display Penyewa
Berjualan Nyaman
Menarik -Ruang pengelola gedung
Jenis ruang Pemakai
Kegiatan Kebutuhan
ruang
Ruang kerja -Staff ofisial
Bekerja Formal
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
-Pegawai Santai
Ruang manager Manager
Manajemen maintenance bangunan
Privat Formal
Ruang Ass manager
Asistan manager
Manajemen maintenance bangunan
Privat Formal
Ruang Karyawan Pegawai
Bekerja Formal
Tenang Ruang Ganti
Pegawai Istirahat, berganti pakaian
Privat Informal
Ruang tunggu -Tamu
-Pegawai Menunggu
Nyaman Formal
Ruang penyimpanan
Peralatan Tempat penyimpanan peralatan
Tertutup Informal
Toilet -Pengunjung
-Cleaning service
-Pegawai pengelola
Buang air, membersihkan wc Privat
Bersih
-Ruang pelayanan teknis
Jenis ruang Pemakai
Kegiatan Suasana
Ruang operator -Teknisi
-Pegawai Pemberian informasi
Formal Tenang
Ruang PABX dan sound system
-Teknisi -Operator
Pengoperasian dan reperasi alat Formal
Privat Ruang CCTV
-Teknisi -Operator
Pengawasan Formal
Privat Pompa dan ground
reservoir Teknisi
Pengoperasian dan reperasi alat Formal
Tempat Pengumpulan sampah dan
Tertutup
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
pembuangan sampah
pemindahan sampah
2.5.4. Deskripsi persyaratan lapangan bulutangkis
a. PERATURAN BULUTANGKIS Partai
Ada lima partai yang biasa dimainkan dalam bulutangkis. Mereka adalah: 1.
Tunggal putra 2.
Tunggal putri 3.
Ganda putra 4.
Ganda putri 5.
Ganda campuran Sejak 1 Februari 2006, seluruh partai memakai sistem pemenang dua dari tiga set
best of three yang masing-masing diraih dengan mencapai 21 poin secara rally point.
Memainkan bulutangkis
Tiap pemain atau pasangan mengambil posisi pada kedua sisi jaring di atas wilayah persegi panjang yang ditandai di lantai sebagaimana diperlihatkan di
diagram.Tujuan permainan adalah untuk memukul sebuah kok menggunakan raket, melompati jaring ke wilayah di seputar batasanaras tertanda sebelum pemain atau
pasangan lawan bisa memukulnya balik. Untuk setiap kali ini berhasil dilakukan oleh regu yang menyervis, pemain atau pasangan penyervis peladen mencetak skor satu
poin. Setelah memenangi satu poin, pemain yang sama menyervis kembali, dan terus menyervis sepanjang mereka terus mencetak poin.
Apabila regu yang tak menyervis memenangkan reli ini, tiada poin dicetak oleh mereka tetapi ada pergantian penyervis. Dalam permainan ganda, seorang
peladen memulai permainan, dan setelah kalah sebuah reli, servis berpindah ke regu lawan. Dari waktu itu ke depannya, kedua pemain pada seregu bergantian menyervis
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
meladen sebelum servis kembali berpindah kepada lawan mereka. Pemain di sisi servis tangan kanan selalu memulai servis
Gelanggang badminton
Tiap-tiap pemain menetapkan di antara dua wilayah servis. Ada wilayah servis untuk tunggal, yakni berlebar 5,18 meter dan panjangnya 13,40 meter. Areal servis
untuk ganda berukuran 6,10 meter pada lebarnya dan 11,88 meter panjangnya. Wilayah servis dibagi dua belahan. Di tengah-tengah lapangan berdiri jaringnet,
yakni 1,55 meter tingginya. Garis-garis servis pendek berentang 1,98 meter dari jaring. Kotak servis kiri dan kotak servis kanan dipisahkan oleh garis di tengahnya.
Lapangan
• Ukuran lapangan bulutangkis ; 13,40 x 6,10
meter •
Lapangan harus berbentuk persegi panjang dibuat dengan garis 40 mm
• Garis harus mudah dikenali dan berwarna putih
atau kuning •
Jarak lapangan yang satu dengan yang lain minimal 2,5 meter. Jarak dengan TV court
minimal 4 meter. •
Jarak lapangan dengan tribun penonton minimal 5 meter
• Tinggi minimal atap bangunan yang tengah adalah
15 meter, sedangkan untuk yang tepi minimal 12 meter diasumsikan memakai atap
lengkungmiring •
Lantai tidak boleh keras untuk mencegah terjadinya cedera. Bisa menggunakan bahan parket yang dibawahnya memiliki
rongga. Jadi lantai parket tidak langsung menempel pada beton. Bahan lain yang bisa digunakan adalah karpet yang terbuat dari karet namun elastis.
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
Net
• Tiang net posts harus setinggi 1,55 m
terhitung dari permukaan lapoangan dan harus tetap vertikal sewaktu net ditarik
tegang •
Tiang net harus diletakkan di atas garis samping untuk ganda terlepas apakah
tunggal atau ganda yang akan dimainkan •
Net harus terbuat dari tali halus berwarna gelap memiliki ketebalan yang
sama dengan jaring tidak kurang dari 15 mm dan tidak boleh lebih dari 20 mm
• Lebar net harus 760 mm dan panjang 6,10 meter.
• Puncak topi net harus diberi batasan pita putih sleebar 75 mm secara rangkap
diatas tali atau kabel yang berada di dalam pita tersebut. Pita harus bergantung pada tali atau kabel tersebut
• Tali atau kabel tersebut harus direntangkan secara kokoh sama tinggi puncak
tiang •
Puncak net dari permukaan lapangan harus 1.524 meter di tengah lapangan dan 1,55
meter di atas garis samping untuk ganda •
Tidak boleh ada jarak antara ujung net dan tiang. Bila diperlukan harus diikat ujungnya
selebar net
Shuttlecock
•
Kok harus memiliki 16 buah bulu.
•
Semua bulu harus memiliki panjang yang sama yaitu antara 62 mm dan 70 mm.
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
•
Ujung dari bulu-bulu harus membentuk lingkaran dengan panjang diameter antara 58 mm dan 68 mm.
•
Semua bulu harus tergabung menjadi satu kesatuan yang kuat.
•
Pangkal kok yang berbentuk setengah bola harus memiliki panjang diameter antara 25 mm dan 28 mm.
•
Berat kok seluruhnya harus antara 4,47 gram dan 5,50 gram.
•
Shuttlecock dapat dibuat dari bahan alamiah dan atau sintetis. Dari bahan apapun juga shuttlecock dibuat, karakteristik terbang secara umum harus mirip
dengan shuttle cock yang dibuat dari bulu angsa dengan gabus cork base yang ditutup selapis kulit tipis
Shuttle cock bukan dari bulu •
Merupakan tiruan dari bulu imitasi dari bahan sintesis menggantikan bulu alamiah. Gabus yang dipakai seperti yang dijelaskan pada peraturan
kelima •
Ukuran dan berat seperti pada perturan kedua, ketiga, keempat dan keenam. Bagaimanapun juga disebabkan oleh perbedaan massa jenis dan
sifat-sifat dari bahan sintetis dibandingkan dnegan bulu, variasi sampai 10 dapat diterima
• Sehubungan dengan tidak adanya variasi pada desain umum, kecepatan
dan terbang dari shuttle, modifikasi dari spesifikasi seperti tersebut diatas diperkenankan dengan persetujuan Persatuan Bulutangkis yang
bersangkutan untuk hal-hal tersebut ditempat – tempat, dimana kondisi atmosfir dikarenakan oleh ketinggian atau iklim membuat shuttle standart
menjadi tidak cocok dan jika terjadi keadaan memaksa dimana situasi mengharuskan demi kepentingan bulutangkis itu sendiri
Uji kecepatan Shuttle •
Untuk menguji shuttle, pergunakan pukulan bawah secara penuh full underhand stroke, yang menyentuh shuttle pada saat berada di atas garis
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
belakang back boundary line. Shuttle harus dipukul secara melengkung ke atas dengan arah parallel terhadap garis samping side line
• Shuttle yang mempunyai kecepatan yang benar akan mendarat tidak
kurang dari 530 mm dan tidak lebih dari 990 mm terhitung dari garis belakang back boundary line lainnya.
Raket
Raket pada masa lalu, sampai tahun 1970-an, masih dikenal raket yang baik gagang maupun kepala daunnya terbuat dari kayu, sekarang umumnya dibuat dari
bahan grafit, meskipun masih ada yang dibuat dari bahan aluminium atau besi ringan. Bentuknya cuma beraneka macam, tetapi yang nge-trend sampai dengan tahun 2002
adalah yang umumnya dipakai pemain pelatnas. Semakin mahal harganya maka semakin enteng dan kuat raket itu.
Raket ini memiliki jaring yang dibuat dari senar string, berupa tali plastik sintetis. Senar yang baik adalah senar yang bisa dipasang sekencang kencangnya
tetapi tidak mudah putus, agar raket dapat memantulkan kok yang dipukul dengan kencang atau cepat. Raket ini biasanya dibungkus dalam tas raket yang dapat memuat
sampai kirakira enam buah raket. Bagian-bagian raket digambarkan pada peraturan-peraturan dibawah ini :
• Bagian-bagian rket yang utama disebut pegangan gagang handle,
area yang disenari stringed area, kepala Head, batang Shaft, leher throat dan kerangka frame
• Pegangan gagang adalah bagian raket yang dipegang pemain
• Area yang disenari adalah bagian raket dimana dengannya pemain
memukul shuttle •
Kepala membatasi area yang disenari •
Batang menghubungkan pegangan gagang dengan kepala •
Leher bila ada menghubungkan batang dengn kepala •
Kerangka adalah nama yang diberikan untuk kepala, leher, batang dan pegangan raket secara keseluruhan
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
• Kerangka raket panjang keseluruhannya tidak boleh melebihi 680 mm
dan lebar keseluruhan tidak boleh melebihi 230 mm Area yang disenari :
• Area yang disenari harus datar dan berpola senar yang saling
bersilangan secara terjalin atau terikat di tempat persilangan. Pola peyenaran harus beragam dan terutama di tengah tidak boleh kurang
kepadatannya daripada area lainnya. Panjnag keseluruhan area yang disenari tidak boleh melebihi 280 mm dan lebar keseluruhan tidak
boleh melebihi 220 mm. Walaupun begitu, senar boleh melewati area yang semestinya menjadi leher dengan syarat lebar dari penambahan
area yang disenari tidak melebihi 35 mm dari panjang keseluruhan dari area yang disenari tidak melebihi 330 mm
• Raket harus bebas dari benda-benda yang ditempelkan dan tonjolan-
tonjolan keluar, kecuali yang dipergunakan semata-mata dan secara khusus untuk membatasi atau melindungi dari kerusakan, atau gerakan
atau untuk menambah berat, atau untuk mengamankan pegangan gagang dengan tali ke tangan pemain dimana kesemuanya itu harus
memadai ukuran dan tempatnya. Selain itu, raket juga harus bebas dari peralatan yang memungkinkan seorang pemain secar potensial
merubah bentuk
Sepatu dan Pakaian
Seperti atlet lain pada umumnya, setiap pemain bulutangkis memiliki perlengkapan utama dan tambahan ketika tampil di sebuah permainan atau
pertandingan. Baju, celana, sepatu tergolong asesori utama, sedang ikat tangan, ikat kepala, pengaman lutut bisa disebut tambahan. Sepatu bulutangkis haruslah enteng,
namun menggigit bila dipakai di lapangan agar pemain dapat bergerak, balk maju maupun mundur tanpa terpeleset. Karet sol yang menggigit dibutuhkan karena
frekuensi gerakan maju dan mundur di bulutangkis berlangsung tinggi, dalam tempo
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
cepat. Sepatu bulutangkis umumnya berwarna putih dengan garis-garis yang warnanya bervariasi.
Kaus kaki tidak wajib namun sebaiknya memiliki daya serap keringat yang tinggi dan agak tebal supaya empuk dan mengurangi kemungkinan terjadinya iritasi kulit akibat
pergesekan kulit dengan sepatu. Celana pendek atau kaus bulutangkis sebenarnya bebas, tetapi di tingkat internasional
banyak dipakai jenis kaus yang sejuk dan mampu menyerap keringat dengan cepat. Terkadang pemain menggunakan kaus tangan, pengikat kepala, atau penjaga lutut,
balk untuk keperluan esensial maupun sekedar untuk menambah ramai penampilan.
Peraturan Pertandingan
Secara sederhana, permainan bulutangkis adalah upaya untuk memasukkan kok ke bidang permainan lawan, tanpa kok itu tidak bisa dikembalikan. Ada berbagai cara
melakukannya, seperti memasukkan kok ke bidang yang tidak terjaga lawan, atau memasukkan kok dengan cepat, sehingga tidak sempat dikuasai atau dikejar lawan.
Sebelum pertandingan kedua pemain menjalani undian yang dilakukan wasit, biasanya dengan tos menggunakan mata uang logam. Pemenang boleh memilih
lapangan dan melakukan servis pertama kali. Untuk ganda, setelah undian hanya satu orang yang melakukan servis dan begitu gaga mendapat angka, maka servis pun
berpindah ke lawan. Angka diperoleh si pelaku servis, sehingga bila dia gagal, servis berpindah, tidak
menggunakan rally point seperti di tenis meja atau bola voli. Bila kok tidak bisa dikembalikan lawan, dia akan mendapat angka.
Dalam melakukan servis, prinsip yang harus dipegang adalah kepala raket tidak boleh Iebih tinggi dari pinggang, kok dalam keadaan dipegang, dan kaki tidak bergerak
mendahului gerakan memukul kok. Sedang penerima servis mengalami fault bila bergerak sebelum lawan melakukan servis.
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
Bola kok juga menjadi mati bila terpukul dua kali, gagal melewati net, mendarat di luar garis, raket melewati atas net atau menyentuh net, kaki melewati batas garis
bidang. Sumber: PEDOMAN PRAKTIS BERMAIN BULUTANGKIS, Oleh: PB PBSI
2.6. Studi banding proyek sejenis
STUDI BANDING PROYEK SEJENIS
SEJARAH PB DJARUM
Didorong kecintaan Budi Hartono CEO PT Djarum pada bulutangkis serta tingginya
kegemaran karyawan PT Djarum bermain dan berlatih pada olah raga yang sama. Maka pada tahun
1969 brak tempat karyawan melinting rokok di jalan Bitingan Lama sekarang jalan Lukmonohadi
No. 35 - Kudus pada sore hari digunakan sebagai tempat berlatih bulutangkis di bawah nama komunitas Kudus.
Berawal dari situ, lahirlah atlit muda berbakat, Liem Swie King yang meraih prestasi demi prestasi secara gemilang, menumbuhkan keinginan Budi Hartono untuk serius
mengembangkan kegiatan komunitas Kudus menjadi organisasi PB Djarum.
MISI
Membantu persatuan Indonesia dan mengharumkan nama bangsa dengan berprestasi di bidang perbulutangkisan dunia.
VISI
Menjadi klub terbaik Indonesia yang penuh dengan pemain-pemain bulutangkis top dunia asal Indonesia.
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
PROFIL PELATIHAN PELATIHAN
“Atlit harus berusaha keras, jika tak ada usaha maka tak ada pula gelar juara yang datang dengan mudah” dikutip dari CEO PT. Djarum, Budi Hartono.
Ungkapan di atas ada benarnya, lebih lagi bagi mereka para atlit yang ikut tergabung di pelatihan klub PB Djarum. Maka untuk bergabung di klub PB Djarum menjadi atlit,
sebelumnya para calon atlit diwajibkan mengikuti tahapan seleksi. Seleksi awal untuk para calon atlit yang akan dibina meliputi
faktor umur, tinggi badan, bakat, kemampuan intelektual, keseimbangan psikologisnya, kemampuan teknik dasar, serta
sampai sejauh mana dukungan yang diperoleh dari orang tua. Bila lolos seleksi awal, maka para calon atlit ini sudah bisa
diputuskan untuk mengikuti kegiatan pelatihan di klub PB Djarum. Setelah itu, untuk setiap tahunnya akan dilakukan seleksi kelanjutan, seperti dalam hal kemampuan
bertanding. Apabila kemampuan bertanding dari atlit bersangkutan tidak pernah meningkat, maka dengan berat hati PB Djarum akan memulangkannya.
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
Hal diatas dilakukan mengingat PB Djarum memberlakukan sistem promosi- degradasi dalam tahapan pelatihan para calon-calon atlitnya. Sistem demikian dianut
oleh PB Djarum, karena untuk meningkatkan iklim kompetitif di kalangan atlit. Sehingga dengan kegagalannya, atlit bisa diberi kesempatan untuk memperbaiki diri
ataupun mengembangkan karirnya di bidang lain. Sedangkan mengenai pemulangan atlit, PB Djarum juga telah menetapkan klausalnya
secara tertulis, sehingga setiap orang tua atlit di PB Djarum juga akan mengetahui hal tersebut dari awal
PROFIL PENDIDIKAN PENDIDIKAN
PB Djarum sejak dini telah menanamkan visi kepada seluruh atlitnya, agar mereka tidak mencetak keberhasilan di arena pertandingan saja, tapi juga mencetak
keberhasilan di bangku sekolah. Membagi kegiatan antara latihan bulutangkis dengan
sekolah, memang bukan tugas yang mudah bagi para atlit PB Djarum, terlebih lagi mereka-mereka ini yang
kebanyakan masih duduk di bangku sekolah seperti SD, SMP, dan SMA. Namun, untuk menyelaraskan dua
kegiatan tersebut, PB Djarum mengambil langkah
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
bekerjasama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Depdikbud. Sehingga, kegiatan antara latihan bulutangkis dengan sekolah yang dijalani oleh para
atlit bisa berjalan baik, dan tidak mengganggu satu sama lain. Kerjasama yang dilakukan antara PB Djarum dengan
Depdikbud adalah dengan pemberian dispensasi waktu di sekolah untuk para atlit. Atlit diberikan ijin untuk
memulai waktu belajarnya di sekolah tidak seperti siswa lain pada umumnya. Mereka juga diberi kemudahan
memperoleh ijin meninggalkan sekolah pada saat mereka harus mengikuti kejuaraan.
S
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
2. LEE BADMINTON TRAINING CENTRE Lee Badminton Training Centre ini didirikan pertama dari 1995. Bangunan ini pada
awalnya mempunyai luasan 3,500 square. Saat itu bangunan ini hanya mempunyai 2 lapangan bulutangkis. Setelah perkembangan selama 6 tahun yakni tepatnya
November 2001, Bangunan Lee Badminton Training Centre ini mempunyai luasan 8,500 square.Saat ini Lee Badminton Training Centre mempunyai 8 lapangan
bulutangkis yang berstandart Internasional yang berpegang teguh dengan peraturan- peraturan BWF. Di Lee Badminton Training Centre juga diajarkan mengenai hal-hal
yang berhubungan dengan bulutangkis.
Lee Badminton Training Centre mempunyai sistem pelatihan profesional yang terbaik yang terdapat di
propinsi Ontario Canada. Banyak juara-juara propinsi dan nasional yang diproduksi oleh Lee Badminton
Trainig Centre ini. Pemain – pemain hasil didikan Lee Badminton Training Centre ini yang
mempresentasikan Canada di dalam turnamen-turnamen bulutangkis internasional Karena alasan ini, Lee Badminton Training Centre ini dikenal oleh Ontario Asosiasi
bulu tangkis sebagai salah satu pusat pelatihan bulu tangkis terbaik yang terdapat di Canada
Struktur kepengurusan Lee Badminton Training Centre
Pemilik : Jennifer Lee Koordinator : ..
• Pelatih : Meiluawati
Cherry Ching Ng
Charatpong Mungwatana Ronny Tranggono
Huang Zhi Qiang Sun Jun
Hin cheng pelatih Junior Dan lain sebagainya
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
Fasilitas-fasilitas di Lee Badminton Training Centre
Ruang fitnes
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
Perlengkapan Olahraga
3. PB Jayaraya,
Berbicara tentang perkembangan bulutangkis di Indonesia, rasanya sulit dipisahkan dari Gedung Bulutangkis Rudi Hartono, yang letaknya berseberangan dengan
kawasan Kebun Binatang Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Karena dari gedung yang merupakan markas klub Jaya Raya itu, kerap kali lahir talenta-talenta
muda berbakat yang selanjutnya akan dimatangkan dalam pelatnas di Cipayung. Sejak didirikan 26 Juli 1976, klub ini memang telah banyak melahirkan sederet
pemain top nasional. Adapun gagasan pendirian salah satu klub bulutangkis tertua di Jakarta ini, datang dari Ali Sadikin yang kala itu masih menjabat sebagai Gubernur
DKI Jakarta dan Ir Ciputra yang merupakan Ketua Yayasan Jaya Raya. Belum genap satu tahun berdiri, Jaya Raya telah dapat melahirkan pebulutangkis sekelas Kurnia Hu
dan Maria Fransiska. Kedua pemain asal Jawa Timur tersebut mencuat ke permukaan setelah ditemukan ayah Rudi Hartono yang kala itu menjabat sebagai pencari bakat
bagi klub Jaya Raya. Selain karena memiliki pemain yang berbakat, kala itu Jaya Raya masih dilatih
beberapa mantan pemain nasional yang telah banyak mengukir prestasi internasional seperti ”Maestro dan legenda Bulutangkis” Rudi Hartono, Retno Kustiah dan Utami
Dewi.Seiring berjalannya waktu, Jaya Raya memang tak pernah berhenti mencetak
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
bibit-bibit potensial untuk menjadi juara. Sederet pemain ternama pun pernah merasakan kerasnya persaingan dan ketatnya kedisiplinan di Jaya Raya. Ternyata pola
pelatihan seperti itu pula yang membuat Kurnia Hu, Edi Kurniawan, Maria Fransisca, Yanti Kusmiarti, Rosiana Tandean, Lani Tedjo, Tony Gunawan, Bambang Suprianto,
Mia Audina serta Susi Susanti. Dapat merasakan nikmatnya sejumlah gelar juara di kancah nasional, regional maupu n internasional.
Dengan dukungan Ciputra, Jaya Raya praktis tak pernah mengalami krisis keuangan. ”Klub kami sama sekali tidak profit oriented. Sebab justru kami yang menanggung
semua biaya untuk pemain binaan kami, mulai dari makan dan uang saku serta memberikan biaya siswa,” tandas Retno.Hal itu yang membuat, Jaya Raya tak pernah
berhenti dalam melahirkan pebulutangkis potensial yang akan disalurkan ke Pelatnas Cipayung. Wajarlah, jika Jaya Raya mengklaim dirinya sebagai ”klub yang paling
banyak memasok pemain ke tim pelatnas.” Tercatat sekitar 19 orang pebulutangkis asal Jaya Raya, tahun ini masuk dalam Pelatnas Pratama.Bagi Retno Kustiah, yang
juga salah seorang pendiri Klub Jaya Raya, segudang prestasi memang pernah dibukukan anak asuhnya.
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
BAB III ELABORASI TEMA
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
BAB III ELABORASI TEMA
III. Arsitektur High Tech III.I Pengertian arsitektur high tech
Istilah Arsitektur High Tech pertama kali muncul pada tahun 70-an yang digunakan para arsitek untuk menyatakan teknologi alternatif. Sejalan dengan waktu
istilah tersebut semakin lazim digunakan, namun arsitek-arsitek sendiri lebih memilih untuk menggunakan istilah teknologi tepat guna, sebuah istilah yang ambisius.
Arsitektur High Tech mempunyai makna yang berbeda dari industri High Tech. Dimana dalam industri bermakna alat elektronik, computer, silicon chip, robot, dan
sejenisnya, sedangkan dalam arsitektur bermakna langgam bangunan.
Di Amerika Serikat, istilah High Tech memang menunjuk kepada pengertian langgam, sedangkan di Inggris maknanya lebih dalam, dimana High Tech tidak ada
hubungannya dengan High Technology, sebagaimana Gotic tidak ada hubungannya dengan Goths salah satu suku bangsa Jerman yang mempunyai wilayah terbentang
dari Batic sampai ke Laut Hitam dan abad ke-3 Masehi menyerang Kekaisaran Romawi.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa pengertian Arsitektur High Tech adalah •
Arsitektur yang mempunyai karakteristik material sintesis seperti kaca, metal, dan plastik.
• Pada pokoknya mengikuti ekspresi “kejujuran” suatu bangunan seperti pada
aliran modernisme Mies Van der Rohe. •
Biasanya membubuhkan tentang produk industri. •
Digunakan oleh industri-industri lainnya tidak hanya sebagai bangunan, tetapi juga sebagai sumber imajinasi. Meletakkan fleksibilitas penggunaan sebagai
prioritas.
Berbagai elemen bangunan High Tech diantaranya dapat disebutkan seperti :
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
• Kekuatan struktur baja
• Keluwesan permukaan yang menakjubkan
• Pipa-pipa penghawaan yang diekspose.
• Memperlihatkan ekspresi kekuatan dari fungsi teknologinya
• Bentuk dari keseluruhan bangunan yang sering tidak mengekspresikan
kegunaan bangunannya •
Modeling ruangan dimana dimaksud sebagai pola atau efek visual tidak pernah menjadi permasalahan dalam Arsitektur High Tech
Sebagai alternatif, pengertian Arsitektur High Tech bisa didapat mendalam dari apa yang sudah diterapkan pada bangunan-bangunan yang dirancang dalam 20 tahun
terakhir oleh para arsitek yang beraliran High Tech, seperti : •
Richard Rogers •
Norman Foster •
Michael Hopkins •
Nicholas Grimshaw
Ada beberapa lagi exposen High Tech, dan tidak semua dari mereka orang Inggris, namun keempat orang ini adalah pemimpin dari gerakan ini.
Tidak ada suatu konferensi atau pernyataan, namun hampir semua anggotanya mempunyai latar belakang pendidikan yang sama dan mengenal pribadi satu sama
lain. Mereka telah bekerja di kantor masing-masing dan saling tukar-menukar ide, kadang bekerja sama, namun kadang juga bersaing.
Fungsi dan Representasi
Exposen High Tech seperti pionir-pionir modernisme pada tahun 1920-an percaya bahwa ada sesuatu semangat di abad ini dan arsitektur mempunyai tanggung
jawab moral untuk mengekspresikan semangat itu. Semangat abad ini, menurut Arsitektur High Tech sejalan dengan kemajuan teknologi.
Arsitektur harus berperan di dalamnya dan menggunakan teknologi itu termasuk teknologi industri, transportasi, komunikasi, penerbangan, dan perjalanan luar
angkasa. Bahkan ada yang bertanya, haruskah ada bangunan berbeda dari artefak
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
budaya industri. Mengapa kita tetap saja membangun bangunan yang kurang memiliki ketepatan, kacau, yang tidak praktis seperti batu bata, mortar, beton, dan kayu, disaat
kita bisa membuat bangunan dengan menggunakan komponen bangunan yang penuh ketepatan, seperti material dan kaca yang dapat dipabrikasi dapat cepat dirakit di
lokasi. Arsitektur High Tech melihat arsitektur sebagai sebuah cabang teknologi
industri. Tidak ada penerapan artistik dan sosial. Dimana bangunan-bangunan yang dibuat akan menjadi penentu terhadap penampilan dengan kriteria yang sama seperti
alat-alat kehidupan sehari-hari. Dimana bangunan yang diciptakan haruslah fungsional dan efisiensi, tidak artistik dan simbolik.
Namun ada hal yang bertolak belakang di sini, arsitektur tidak akan pernah kelihatan benar-benar murni fungsional, bagaimanapun kerasnya usaha yang
dilakukan. Tipikal bangunan Arsitektur High Tech lebih melambangkan dan menonjolkan teknologi daripada menggunakan secara sederhana dan dengan cara
yang mungkin lebih efisien. Mungkin lebih murah dan lebih cepat untuk membangun dinding pembatas yang
berat dari batu bata, namun Arsitektur High Tech akan lebih memilih bingkai baja dan panel metal yang ringan, karena ini sebuah teknologi yang lebih sesuai dengan
semangat abad ini. Mereka setuju kepada pendapat bahwa bangunan harus selalu selaras dengan kejuan teknologi dalam hal ini simbolisme dan penonjolan telah
menjadi sesuatu bagian terpenting. Motif High Tech struktur baja yang diekspose, saluran penghawaan yang
ditonjolkan dan tidak pernah menjadi solusi ekonomis. Arsitektur High Tech dengan begitu tidaklah dapat murni dikatakan fungsional
dan tidak murni representasional. Ada sebuah artikel tentang Arsitektur High Tech yang mengatakan bahwa ada sesuatu pembatasan fungsional untuk sebuah rancangan
sebagai salah satu contoh struktur tarik Arena Es di Oxford oleh Nicholas Grimshaws. Di sini terlihat ketegasan, dimana bangunan kotak menjadi dinamis,
menonjolkan diri sendiri dan sepintas dapat dikenali sebagai karya arsitektur yang membawa khayalan pada sebuah kapal layar. Sebuah efek yang sama dapat timbul
dari aplikasi sepasang tiang semu sebagai struktur sebagai portal biasa.
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
Tetapi arsitek High Tech sebenarnya tidak akan pernah untuk berbuat demikian. Struktur haruslah nyata dan dalam batas-batas fungsional tertentu. Dalam kasus ini
pembatasannya adalah tanah dengan daya dukung rendah. Dari semua cara yang mungkin untuk memecahkan masalah ini, dipilih struktur
tarik bagaimanapun itu bukanlah pemecahan yang ekonomis namun lebih melambangkan kekuatan.
Le Corbusier menggambarkan rumah sebagai sebuah mesin untuk ditinggali, namun dia membangun rumah-rumah dengan teknologi yang primitif sama dan sama
sekali tidak menunjukkan sebagai sebuah mesin. Bangunan High Tech memang kelihatan seperti sebuah mesin, dimana mesin
adalah : •
Lebih dari sekedar metafora •
Sebuah sumber teknologi dan imajinasi •
Mesin biasanya digunakan untuk produksi massal •
Bergerak atau dapat dipindah-pindahkan •
Terbuat dari material sintesis, seperti metal, kaca, dan plastik Karakteristik ini menjadi sebagai sebuah referensi dari Arsitektur High Tech.
Bangunan bisa diproduksi massal atau setidaknya banyak memperlihatkan perulangan. Bangunan-bangunan itu mungkin tidak bergerak seperti mobil, atau dapat
dipindah-pindahkan seperti televisi, tetapi mereka biasanya dibuat dari komponen- komponen yang berbeda, dan biasanya muncul dengan mengambang beberapa inci
dari permukaan tanah, mungkin suatu hari nanti bangunan-bangunan itu dapat dipindah ataupun bergerak. Namun begitu, bangunan tersebut dari teknologi
konstruksi sejauh mana bisa memberikan kesan seperti mesin. Hal yang dapat dipelajari adalah bangunan High Tech pada dasarnya memiliki
keseimbangan antara fungsi dan simbolisme
Struktur dan Zona Servis Kejayaan Teknologi
Struktur yang diekspose dan zona servis yang diekspose adalah dua penampakan yang membanggakan dari Arsitektur High Tech, meskipun tidak semua Arsitektur
High Tech mengekspose struktur dan servis bangunannya. Hal ini dapat dilihat pada
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
perbedaan gaya dua arsitek High Tech Inggris terkenal yaitu Norman Foster dan Richard Rogers :
• Rogers sangat suka meletakkan pipa-pipa saluran di seluruh fasade
bangunan, meskipun mengakibatkan setiap orang harus berpisah-pisah, terlindung dari elemen-elemen, namun memudahkan pemeliharaan. Jadi tetap ada suatu
pembatasan yang fungsional. Di samping itu juga mengambil efek-efek pictureque dimana permainan bayangan dan cahaya sama pentingnya.
• Foster sebaliknya hampir tidak pernah mengekspose saluran-saluran servis
tepat tidak di luar bangunan. Ia lebih memilih untuk menempatkannya pada langit- langit gantung atau lantai yang ditinggikan.
Namun karya keduanya tetap ditandai sebagai struktur yang kuat dan ekspresif khususnya struktur baja. Baja adalah satu dari banyak material bangunan yang tahan
tarikan. Memberikan Arsitektur High Tech kesempatan untuk mendramatisasi fungsi teknologi dari elemen bangunan. Tidak mengejutkan baja tarik dapat memberikan
berbagai macam keuntungan.
Ruang dan Fleksibilitas
Berbagai elemen dari bangunan High Tech diantaranya dapat disebutkan seperti: •
Kekuatan struktur baja •
Keluwesan permukaan yang menakjubkan •
Pipa-pipa penghawaan yang diekspose. •
Memperlihatkan ekspresi kekuatan dari fungsi teknologinya •
Bentuk dari keseluruhan bangunan yang sering tidak mengekspresikan kegunaan bangunannya
• Modeling ruangan dimana dimaksud sebagai pola atau efek visual tidak
pernah menjadi permasalahan dalam Arsitektur High Tech
Isu tentang ruang telah digantikan tentang teknologi untuk fleksibilitas dalam Arsitektur High Tech. Apa yang kita bicarakan kata Arsitektur High Tech bukanlah
soal permukaan sebuah ruang atau hall atau ruang-ruang antara, tapi sebuah zona servis di luar atau di dalam. Kemungkinan penggunaan dari zona ini adalah
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
memaksimalkan pemanfaatan berbagai jenis fasilitas seperti udara, panas, cahaya, energi, dan elemen pelengkap, seperti partisi dan sebuah grid biasa.
Hal yang dapat dipelajari : Konsep Arsitektur High Tech seperti rangka baja, kabel, zona servis, dan utilitas
yang diekspose ditunjukkan agar terjadi ruang dalam yang memiliki fleksibilitas maksimal.
Arsitektur High Tech dan Kota
Tiga bangunan High Tech yang terpenting, yaitu : Center Pampidou, Llyod’s Building, dan Hongkong Bank adalah bangunan tengah kota dan arsiteknya telah
menyatakan bahwa konteks perkotaan telah memberikan efek yang besar pada desain mereka. Meskipun demikian adalah benar untuk mengatakan bahwa kepedulian kota,
seperti manipulasi ruang, tidak merupakan suatu elemen utama dalam filosofi High
Tech. Ada alasan mengapa arsitektur kota bukan merupakan suatu elemen utama
dalam filosofi High Tech; dan ada alasan lain mengapa perkotaan bukan elemen utama filosofi High Tech dan itu berhubungan erat dengan masa, yaitu :
•
High Tech melihat ke depan
•
Arsitektur yang optimistik
•
Pengaturan sementara daripada ruang permanen
• Kemampuan untuk mengendalikan lingkungan daripada beradaptasi dengan
lingkungan
• High Tech anti urban style tidak seperti kota yang berhubungan erat dengan
tradisi kesinambungan dan sejarah
• Bangunan High Tech biasanya memperlihatkan kota secara revolusioner
bukan tradisional.
Jika sebuah kota dibangun itu akan menjadi suatu yang abstrak, penuh dengan kotak-kotak servis atau mega struktur, fleksibel, dan diubah-ubah.
Kesimpulan
• Bangunan High Tech pada dasarnya memiliki keseimbangan antara fungsi dan
simbolisme •
Konsep Arsitektur High Tech seperti rangka baja, kabel, zona service, dan
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
utilitas yang diekspose ditunjukkan agar terjadi ruang dalam yang memiliki fleksibilitas maksimal.
• Arsitektur High Tech meletakkan performance yang proporsional antara aspek
arsitektur, struktur, dan mekanikal. •
Salah satu ciri bangunan High Tech adalah mengambang di permukaan tanah.
Dalam tulisan Charles Jenks mengenai arsitektur High-Tech, “The Battle of High Tech Great Buildings with Great Faults”, dua bangunan High-Tech yang
sangat penting dalam abad ini adalah Hong Kong Bank yang merupakan salah satu karya masterpiece Norman Foster dan Lloyd’s Building, London Richard Rogers.
Karya arsitektur yang besar namun banyak dipertanyakan, hasil yang memuaskan namun seperti boneka, ruang-ruang yang menakjubkan namun satu kegunaan,
ekspresi struktur yang jujur dan mengagumkan namun sangat mahal. Ia juga menuliskan beberapa hal dasar mengenai High-Tech Building.
Farmer, Ben Hentie Low, 1993
Menurut Charles Jenks, ada 6 karakteristik Arsitektur High Tech:
Karakteristik Arsitektur High Tech
Karakteristik arsitektur High Tech adalah
1
1. Inside-out
:
Bagian interior yang diperlihatkan keluar dengan penggunaan material penutup yang transparan,
seperti kaca. Fungsi-fungsi yang umumnya tertutupditutupi terkadang ditonjolkan keluar,
seperti fungsi servis dan utilitas.
2. Celebration of process
Penekanan terhadap pemahaman mengenai konstruksinya bagaimana, mengapa, dan apa dari
suatu bangunan, di antaranya hubungan dari struktur, paku, dan pipa-pipa saluran sehingga
1
Collin Davies, High Tech Architecture Gbr 3.1. Bangunan
dengan finishing kaca transparan
Gbr 3.2. Ekspos detail struktur bangunan
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
timbul suatu pemahaman dari seorang yang awam ataupun seorang ilmuwan. Sebagai catatan yang ditulis oleh Charles Jenks mengenai Norman Foster,
yaitu “ciri khas dari pekerjaan Norman Foster yang terkesan dapat mengungkapkan sesuatu yang lebih dari arsitek manapun yaitu dalam
penyelesaian dengan ide-ide cemerlangnya yang mengembangkan suatu rancangan sesuai dengan zamannya sehingga kegunaan dan tampak bangunan
tersebut merupakan suatu mekanisme yang sempurna.”
3. Transparansi, pergerakan dan pelapisan.
Ketiga kualitas keindahan ini hampir selalu ditonjolkan tanpa terkecuali. Pelapisan dari pipa-
pipa saluran, tangga dan struktur, serta penekanan pada escalator dan lift merupakan karakteristik
dari bangunan high tech.
4. Pewarnaan yang cerah
Hal ini ditujukan untuk memberikan perbedaan yang jelas mengenai jenis struktur dan utilitas,
sehingga memahami penggunaanya secara efektif. Contohnya adalah pada bangunan Millenium
Dome dimana struktur penopang bangunannya yang berupa space truss baja dicat dengan warna oranye
cerah seolah untuk menonjolkan struktur tersebut.
5. Komponen-komponen penopang yang ringan
Baja-baja tipis penopang merupakan kolom Doric dari high tech building. Sekelompok kabel-kabel
baja penopang dapat membuat mereka lebih ekspresif dalam pemikiran mengenai penyaluran
gaya-gaya pada struktur.
Gbr 3.3. Interior Llyoid’s Building mengekspos jalur
sirkulasi
Gbr 3.4. Millenium Dome menggunakan warna
oranye cerah pada struktur Sumber: Millenium
Architecture
Gbr 3.5. Penggunaan kabel ringan sebagai struktur
Sumber: Sir Norman Foster
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
6. Optimisme dalam Kultur Scientific di Masa Depan
Bangunan yang dapat mewakili kebudayaanperadaban masa depan yang serba scientific, sehingga pada saat itu
tetap bisa dipakaitidak ketinggalan zaman.
III. 2. Interprestasi tema
Badminton Training Centre merupakan pusat pelatihan Bulutangkis yang di dalamnya terdapat berbagai lapangan bulutangkis yang digunakan untuk pelatihan dan
fasilitas-fasilitas lainnya.. Untuk menciptakan sebuah Badminton Training Centre dengan beberapa ruangan yang menuntut fleksibelitas ruangannya maka diambillah
tema arsitektur High Tech yang dapat menciptakan fleksibelitas sebuah ruangan dengan pengunaan sistem struktur bentang lebar.
Dari sisi lain bisa dilihat dengan berkembangnya bulutangkis di seluruh dunia dan sistem pelatihannya memakai teknologi modern, maka berkembang pula
teknologi sebagai akibat ilmu terapannya, sehingga wadah yang memperkenalkan sistem pelatihan Bulutangkis itu sendiri dapat menggambarkan fungsinya dalam
bentuk bangunan serta struktur yang dipakainya yaitu konsep arsitektur High Tech.
Arsitektur High Tech sangat tepat diterapkan pada Badminton Training Centre tersebut, dimana kebutuhan akan sistem mekanikal, sistem elektrikal, proteksi
kebakaran, akustik, dan pengkondisian udara yang efisien, fleksibel, tepat guna, dan berkelanjutan dapat diwujudkan dengan menerapkannya pada disain bangunan. Hal
ini juga sesuai dengan perkembangan bulutangkis yang terus berkembang akan semakin memerlukan fasilitas-fasilitas yang fleksibel.
Arsitektur High Tech yang identik dan sarat dengan teknologi terbaru dan
Gbr 3.6. Penggunaan sistem struktur lama dengan desain baru menampilkan
kesan scientific Sumber: Sir Norman Foster
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
memakai unsur material baja, logam, dan kaca yang sudah menjadi ciri khasnya, sangat tepat penggunaannya jika dilihat dari efisiensi waktu dan biaya. Selain itu,
material tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk menjadikan suatu bangunan menjadi suatu tampilan yang mempunyai nilai dan karakter dan berteknologi tinggi.
III. 3. Studi Banding Tema Sejenis 3.1 Warehouse and Distributon Center for Renault, UK
Warehouse and Distributio Center for Renault adalah bangunan yang berfungsi sebagai gudang dan distribusi bagi kendaraan Renault di swindon. Bangunan ini
berdiri diatas area seluas 6.5 hectar, dengan menggunakan modul pada bangunan untuk mengintegrasikan program dan site sehingga dapat diisiditambah untuk
pertumbuhan bangunan selanjutnya. Penggunaan modul menyebabkan denah menjadi pesegi walaupun pada satu sisi tapak tidak persegi, ini disesuaikan dengan konsep
fungsional yang tidak harus terikat dengan bentukan tapak.
Bangunan ini menggunakan struktur rangka baja yang ditopang dengan kabel baja sehingga menimbulkan ekspresi
bangunan yang kokoh. Pewarnaan pada struktur ini menjadi cirri khas bangunan untuk membedakan struktut, tangga, dan utilitas.
Gambar 3.7. Site Plan Warehouse and Distributon Center for Renault
Gambar 3.8.. Interior ruang pameran Warehouse and Distributon Center for
Renault
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
Untuk envelope bangunan menggunakan material kaca dan almunium. Pada bagian sisi dengan visual kedalam yang maximal menggunakan bahan kaca untuk
menunjukkan fungsi atau kegiatan didalam bangunan. sedangkan pada sisi yang dominant untuk egiatan servis menggunaan material penutup dari bahan almunium
yang berwarna perak. Sedangkan tangga diletakkan pada bagian luar bangunan. Pada bagian atap terdapat skylight yang berada dipertemuan kolom dengan balok rangka
atap.
2. THE GREAT COURT OF BRITISH MUSEUM 1997 – 2004
British museum adalah bangunan tua dimana pada bangunan ini Norman Foster menambahkan ruang lagi yang disebut dengan Great Court. Bangunan ini juga
dirancang dengan prinsip ekologis dimana pada bangunan ini terdapat ventilasi dan
pencahayaan alami. www.architectureweek.com
GAMBAR 3.11. Tampak samping great court
Sumber : Internet
Gambar 3.9. .Sistem Struktur Warehouse and Distributon Center for
Renault Gambar 3.10. Eksterior Warehouse and
Distributon Center for Renault
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
3. COMMERZBANK TOWER
, FRANKFURT
, GERMANY
1991 – 1997 Bangunan ini merupakan bangunan tertinggi di Eropa dan bangunan tinggi ekologi
pertama. Pada bangunan ini terdapat taman – taman yang dapat mengalirkan udara dan memberikan cahaya ke dalam bangunan.
GAMBAR 3.14. Prinsip ekologi pada great court
Sumber : Internet
GAMBAR 3.12. British museum
Sumber : Internet
GAMBAR 3.13. Tampak atas great court
Sumber : Internet
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
Bangunan ini berlantai 56, memiliki tinggi 259 meter, menara lampu di bagian atas bangunan memberikan bangunan ini ketinggian tambahan menjadi 300,1 meter.
Jodido, Philip. Sir Norman Foster, 1997
GAMBAR 3.15. Commerzbank tower
Sumber : Internet
GAMBAR 3.16. Denah Commerzbank tower
Sumber : Internet
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
4. Faculty of Law, University Of Cambridge, Cambrridgeshire, UK
Berlokasi di Sidqwick Avenue Camous tepat disebelah James Stirling`s 1967 perpustakaan fakultas sejarah. Bangunan rancangan Foster ini paduan rancangan
modern yang mahir dan menghargai lingkungan yang ada. Bangunan ini terdiri dari perpustakaan hukum, 5 auditorium, ruang seminar, kantor administrasi. Bangunan ini
berupa lekukan kaca. Pada bangunan ini dirancang meminimalkan penggunan energi listrik dengan hanya pada bagian bawah ruangan kuliah diberi AC. Perhitungan yang
hati-hati terhadap sudut matahari sehingga pada musim panas pun keadaan ruangan sangat menyenangkan. Bangunan ini menyerupai potongan suatu bentuk denganpintu
masuk dan ruang resepsionis pada sisi yang terpotong tersebut, timbunan buku yang
GAMBAR 3.17. Taman pada Commerzbank tower
Sumber : Internet
GAMBAR 3.18. Sirkulasi udara pada Commerzbank Tower
Sumber : Internet
Gambar 3.20. Potongan bangunan
Sumber : Internet
Gambar 3.19. Interior bangunan
Sumber : Internet
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
menumpuk dipadukan dengan ruang yang fleksibel dan area-area belajar yang memasukan cahaya alami
Atap yang dilapisi oleh lapisan bening menutupi bangunan yang melengkung ke bawah hingga lantai dasar di sisi taman, akan memberikan view yang mengagumkan
dari padang rumput dan pepohonan-pepohonan alami.
Penganalisaan dari struktur bangunan yaitu rangka pipa dapat menjadi suatu netting untuk penglihatan arah ke view utama. Desain Fakultas Hukum akan menjadi
landmark kawasan kampus karena merupakan desain yang paling unik. Perancangan tapak sangat menguntungkan untuk mendapat view yang paling baik.
Pada konstruksi bangunan yang berupa rangka pipa besi berpilin menjadi struktur utama dinding dan atap, desain kolom penyangga kantilever dibuat miring sesuai
dengan kantilever yang berundak-undak, pada interior memperlihatkan jalinan rangka pipa besi pada dinding luar netting arah pandang keluar bangunan, deretan tempat
duduk untuk ruang bersosialisasi diletakkan pada dasar bangunan.
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
BAB IV ANALISA
Helmy Fuad : Badminton Training Centre High Tech, 2009. USU Repository © 2009
BAB IV ANALISA PERANCANGAN