BAB VI PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
Pada pelaksanaan penelitian terdapat kelemahan yang menjadi keterbatasan penelitian, yakni waktu penelitian dilakukan pada saat musim
kemarau kering yakni bulan september sehingga mempengaruhi beberapa variabel seperti keberadaan tempat perindukan nyamuk dan keberadaan jentik
Aedes aegypti.
B. Keberadaan Jentik Aedes aegypti di Kelurahan Benda Baru Tahun 2015
Berdasarkan Permenkes Nomor 374MenkesPerIII2011 tentang pengendalian vektor, diketahui bahwa vektor adalah arthropoda yang dapat
menularkan, memindahkan dan atau menjadi sumber penular penyakit terhadap manusia. Aedes aegypti merupakan vektor penular penyakit DBD.
Keberadaan jentik di suatu daerah merupakan indikator terdapatnya populasi nyamukAedes aegyptidi daerah tersebut.
Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa dari 128 rumah yang diperiksa terdapat 27 rumah responden 21,1 yang ditemukan jentik.
Keberadaan jentik Aedes aegypti ditemukan paling banyak di tempat perindukan nyamuk artificialyakni dispenser. Keberadaan jentik Aedes
aegyptidipengaruhi oleh beberapa faktor yakni faktor lingkungan dan faktor perilaku masyarakat terkait pemberantasan sarang nyamuk Suyasa dkk,
2007. Faktor lainnya yang mempengaruhi keberadaan jentik yakni musim.
Kepadatan nyamuk ini akan meningkat pada waktu musim hujan, dimana terdapat banyak genangan air bersih yang dapat menjadi tempat berkembang
biaknya nyamuk Aedes aegypti Hadinegoro dan Satari, 2002. Hal ini yang mungkin menyebabkan jentik tidak banyak ditemukan, karena penelitian
dilakukan pada musim kemarau kering yakni bulan september. Keberadaan jentik di suatu wilayah dapat diketahui dengan indikator
AngkaBebas Jentik ABJ. Data ABJ di wilayah Kerja Puskesmas Benda B
aru pada tahun 2014 melebihi target ≥95 yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan Indonesia yakni 99. Akan tetapi, berdasarkan hasil
penelitian diketahui bahwa ABJ di Kelurahan Benda Baru tahun 2015 belum mencapai target, yakni 78,9 . Rendahnya ABJ mengindikasikan bahwa
kepadatan jentik masih tinggi Depkes RI, 2005. Dengan demikian, memungkinkan banyak peluang untuk proses transmisi virus Hasyimi dkk,
2005.ABJ yang tidak mencapai target merupakan indikator ketidakberhasilan program Pemberantasan Sarang Nyamuk PSNBrahim dan Hasnawati,
2010. Hal ini dimungkinkan karena masyarakat kurang melaksanakan PSN dengan baik dan rutin. Oleh karena itu, perlu ditingkatkan kesadaran
masyarakat dalam memberantas sarang nyamuk di rumah serta koordinasi antara masyarakat, kader juru pemantau jentik dan puskesmas dalam
pengecekan jentik nyamuk Aedes aegypti secara rutin agar dapat memutus rantai perkembangbiakan nyamuk.
C. Keberadaan Jentik Aedes aegypti berdasarkan Tempat perindukan