Keberadaan Jentik Aedes aegypti berdasarkan Tempat perindukan

C. Keberadaan Jentik Aedes aegypti berdasarkan Tempat perindukan

Nyamuk di Kelurahan Benda Baru Tahun 2015 Aedes aegypti memiliki ciri berkembang biak di air yang bersih. Dalam siklus nya, Aedes aegypti akan menaruh telurnya di dinding tempat perindukannya. Tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti adalah tempat penampungan air yang bersih yang tidak bersinggungan dengan tanah atau langsung terkena sinar matahari Hasyimi, 2004. Aedes aegypti umumnya memiliki habitat di lingkungan perumahan, di mana terdapatbanyak genangan air bersih dalam bak mandi. Kelurahan Benda Baru merupakan wilayah permukiman yang cukup padat sehinggahasil observasi menunjukkan bahwa seluruh responden memiliki tempat perindukan nyamuk. Sebagian besar responden 87,5 memiliki tempat perindukan nyamuk jenis artificial yakni sebanyak 112 rumah responden. Tempat perindukan nyamuk artificial yang paling banyak ditemukan yakni bak mandi 40,2. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Ridha dkk 2013 serta Zubaedah dkk 2014, dimana diketahui bahwa bak mandi menjadi tempat penampungan air yang paling banyak. Berdasarkan analisa tabel silang menunjukkan bahwa dispenser merupakan tempat perindukan yang banyak ditemukan jentik Aedes aegypti. Tempat perindukan yang bervolume kecil seperti dispenser dapat menjadi tempat potensial jentik Aedes aegypti untuk berkembang biak. Hal ini disebabkan karena masyarakat jarang membuang dan menguras air yang tertampung di dispenser. Hasil uji univariat menunjukkan bahwa terdapat 16 rumah responden 12,5 memiliki tempat perindukan nyamuk artificial dan natural. Ketersediaan tempat perindukan nyamuk natural lebih sedikit dibandingkan dengan artificial karena pelaksanaan penelitian dilakukan di musim kemarau sehingga tempat perindukan nyamuk jenis natural tidak banyak ditemukan. Akan tetapi, karakteristik wilayah Kelurahan Benda Baru banyak memiliki lahan pekarangan di rumah sehingga memiliki kecendrungan yang besar untuk menjadi tempat perindukan nyamuk jenis natural seperti pelepah daun dan tempurung kelapapada musim penghujan. Penyebaran populasi Aedes aegyptidipengaruhi oleh faktor musim, peningkatanbiasanya terjadi pada saat musim hujan, karena jentik membutuhkan air yang cukup untuk perkembangannya Safar R, 2010.Ketersediaan tempat perindukan nyamuk baik artificial maupun natural sangat berperan dalam keberadaan vektor DBD, karena semakin banyak tempat perindukan maka akan semakin padat populasi vektor DBD Sari dan Darnoto, 2012. Berdasarkan uji statistik diketahui bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tempat perindukan nyamuk dengan keberadaan jentik Aedes aegypti. Diketahui bahwa paling banyak ditemukan jentik Aedes aegypti pada tempat perindukan nyamuk artificial responden 88,9 khususnya pada dispenser 57,14. Hasil ini sejalan dengan penelitianyang dilakukan oleh Nugroho 2009 yang menunjukkan bahwa tidak adahubungan antara tempat perindukannyamuk dengan keberadaan jentikAedes aegypti. Akan tetapi, penelitian ini tidak sejalan dengan Santi dkk 2015 ada hubungan antara tempat penampungan air dengan keberadaan jentik aedes aegypti di RW II Kelurahan Sukorejo.Hal ini karena ditemukan tempat perindukan pada semua responden, sehingga dalam proses analisis tidak menunjukkan adanya hubungan antara tempat perindukan nyamuk dengan keberadaan jentik Aedes aegypti. Dengan demikian, diharapkan masyarakat dapat mengurangi tempat penampungan air baik natural seperti pelepah daun dan tempurung kelapa maupun artificialkhususnya tampungan air di dispenser yang dapat menjadi tempat potensial perindukan nyamuk Aedes aegypti.

D. Keberadaan Jentik Aedes aegypti berdasarkan Perilaku Pemberantasan

Dokumen yang terkait

Hubungan Keberadaan Jentik Aedes Aegypti Dan Pelaksanaan 3m Plus Dengan Kejadian Penyakit Dbd Di Lingkungan XVIII KELURAHAN BINJAI KOTA MEDAN TAHUN 2012

4 98 88

Hubungan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan Tingkat Densitas Telur Nyamuk Aedes Aegypti Pada Ovitrap Di RW 01 Kelurahan Pamulang Barat Tahun 2015

3 21 116

HUBUNGAN ANTARA PRAKTIK PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK AEDES AEGYPTI DI RW 7 KELURAHAN SUKOREJO KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

0 6 125

Hubungan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan Tingkat Densitas Telur Nyamuk Aedes Aegypti Pada Ovitrap Di RW 01 Kelurahan Pamulang Barat Tahun 2015

1 13 116

Hubungan antara Pengetahuan dan Praktik Ibu PKK tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes aegypti pada Tandon Air.

0 0 2

Hubungan Praktik Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan Keberadaan Jentik Aedes Aegypti di Kelurahan Jrakah Kecamatan Tugu Kota Semarang Tahun 2007 - UDiNus Repository

0 0 4

Hubungan antara Perilaku Masyarakat dalam Kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan Keberadaan Larva Aedes aegypti di Kelurahan Telaga Biru Banjarmasin 2006 - UDiNus Repository

0 0 2

HUBUNGAN PERILAKU (PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTIK) PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DENGAN KEBERADAAN JENTIK AEDES aegypti PADA TEMPAT PENAMPUNGAN AIR (TPA) DI RT02 II KELURAHAN TAMBAKAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2006 - UDiNus Repository

0 0 3

Hubungan Tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan Keberadaan Jentik Vektor Chikungunya di Kampung Taratak Paneh Kota Padang

0 0 10

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU MAHASISWA TENTANG PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) TERHADAP KEBERADAAN JENTIK AEDES AEGYPTI

0 0 5