observasi menggunakan lembar observasi untuk variabel keberadaan jentik Aedes aegypti dan tempat perindukan nyamuk .
2. Data Sekunder
Data sekunder pada penelitian ini mencakup data Kelurahan Benda baru terkait jumlah rumah tangga di Kelurahan Benda baru. Selain itu
data sekunder diperoleh dari profil kesehatan Dinas Kesehatan Tangerang Selatan tahun 2013 terkait jumlah kasus demam berdarah
dengue DBD dan data Angka Bebas Jentik ABJ. Serta data kasus demam berdarah dengue DBD dari Puskesmas Benda Baru pada
profil kesehatan Puskesmas Benda Baru 2014 dan laporan bulanan Puskesmas Benda Baru tahun 2015.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen pada variabel keberadaan jentik Aedes aegypti, tempat perindukan nyamuk yakni lembar observasi. Lembar observasi diperlukan
sebagai panduan dalam pelaksanaan observasi baik terkait observasi jentik maupun observasi tempat perindukan nyamuk. Alat pendukung lainnya
yang diperlukan dalam pengamatan jentik yakni senter. Instrumen pada variabel perilaku menguras tempat penampungan
air, menutup tempat penampungan air, mengubur barang bekas, penggunaan abate, dan pemeliharaan ikan pemakan jentik yakni kuesioner.
G. Metode Pengolahan Data
Untuk pengolahan data dilakukan secra statistik menggunakan perangkat komputer dengan tahapan sebagai berikut :
1. Editing, merupakan kegiatan pengecekan daftar isian apakah data sudah lengkap, jelas, relevan, dan konsisten dengan daftar isian
yang diinginkan. 2. Coding, merupakan kegiatan memberikan kode pada setiap variabel
dependen dan
independen sehingga
memudahkan dalam
memasukkan data serta menganalisis data 3. Processing, merupakan kegiatan pemasukan data ke dalam
program komputer. 4. Cleaning, merupakan kegiatan pembersihan data atau pengecekan
kembali data yang sudah diamsukkan. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan yang mungkin terjadi pada saat data
dimasukkan ke program komputer.
H. Analisis Data
Analisis data dilakukan untuk memberikan informasi yang baik setelah data variabel independen dan dependen dikumpulkan. Adapun
analisis yang dilakukan adalah analisis univariat dan bivariat.
1. Analisis Univariat
Analisis ini untuk mengetahui distribusi variabel dependen yakni keberadaan jentikAedes aegypti. Selain itu, analisis univariat juga
bertujuan untuk mengetahui distribusi variabel independen pada
penelitian ini yakni tempat perindukan nyamuk serta perilaku menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan
air, mengubur barang bekas, penggunaan abate, dan memelihara ikan pemakan jentik
2. Analisis Bivariat
Analisis ini dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel independen yaitu tempat perindukan nyamuk , serta menguras tempat
penampungan air, menutup tempat penampungan air, mengubur barang bekas, penggunaan abate, dan memelihara ikan pemakan
jentikdengan variabel dependen yakni keberadaan jentik Aedes aegypti. Analisis data dilakukan dengan Chi square. Hal ini karena
karena variabel yang diteliti berskala kategorik dan menggunakan lebih dari dua kelompok sampel tidak berpasangan Dahlan S, 2006.
Jika pvalue ≤0,05 maka ada hubungan yang bermakna antara variabel
independen dengan dependen. Sedangkan, jika pvalue ≥0,05 berarti
tidak ada hubungana yang bermakna variabel independen dengan dependen.
Ukuran kekuatan hubungan yang digunakan dalam analisis adalah Prevalence Ratio PR, yaitu risiko pada penelitian prevalensi. Nilai
PR menunjukkan tingkat kemungkinan risiko masing-masing variabel independen yang diteliti terhadap keberadaan jentik Aedes aegypti.
Jika PR 1 menunjukkan bahwa faktor pajanan meningkat memperbesar keberadaan jentik Aedes aegypti. Selain itu, Jika PR = 1
berarti tidak terdapat asosiasi antara pajanan dengan keberadaan jentik Aedes aegypti. Sedangkan, Jika PR 1 menunjukkan bahwa pajanan
akan mengurangi risiko keberadaan jentik Aedes aegypti.
43
BAB V HASIL
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kelurahan Benda Baru adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Pamulang yang berlokasi di Jalan H. Rean No. 17, Benda Baru, Pamulang
– Tangerang Selatan, Banten. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
Tangerang Nomor 3 tahun 2005, Desa Benda Baru akhirnya berubah status dari desa menjadi kelurahan yaitu pada tahun 2005 bersama dengan 76 desa
lainnya di Kabupaten Tangerang. Adapun batas wilayah Kelurahan Benda Baru sebagai berikut Perda Kab. Tangerang No 3 Tahun 2005:
1. Sebelah Utara : Kelurahan Serua Kec. Ciputat
2. Sebelah Selatan : Kelurahan Pondok Benda
3. Sebelah Barat : Kelurahan Pondok Benda
4. Sebelah Timur :Kelurahan Pamulang Barat
Gambar 5. Kelurahan Benda Baru
Luas wilayah Kelurahan Benda Baru yakni 288 Ha. Kelurahan Benda Baru memiliki jumlah Kepala Keluarga KK sebanyak 9054 KK dengan
jumlah penduduk sebanyak 44693 jiwa. Kelurahan Benda Baru juga memiliki 168 Rukun Tetangga RT dan 24 Rukun Warga RW Kelurahan Benda
Baru, 2014. Penelitian dilaksanakan pada 6 RW di Kelurahan Benda Baru yakni
RW 02, 03, 09, 11, 14, dan 18. Masing-masing RW cenderung memiliki karakteristik banyak memiliki lahan pekarangan
.
Atas dasar ini, maka perlu diwaspadai karena kondisi tanaman pekarangan terutama yang memiliki
pelepah dan yang cenderung lembab dan gelap merupakan tempat yang sangat disukai Aedes untuk beristirahat
.
Pada RW 02 terdapat tempat pembuangan akhir terbuka limbah rumah tangga. Keberadaan sampah padat
yang dapat menampung air seperti kaleng bekas dan botol bekas mempunyai resiko yang cukup tinggi sebagai tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti.
RW 14 berdekatan dengan pasar tradisional. Pasar merupakan salah satu fasilitas yang banyakdikunjungi masyarakat, karena itudimungkinkan
terjadinya interaksi manusiayang kemungkinan diantaranya terdapatpenderita carrier yang membawavirus dengue.
B. Analisis Univariat