74
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terkait keberadaan jentik Aedes aegypti berdasarkan tempat perindukan nyamuk dan perilaku pemberantasan
sarang nyamuk di Kelurahan Benda baru, didapatkan simpulan sebagai berikut :
1. Kelurahan Benda Baru merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Pamulang yang cenderung memiliki lahan pekarangan dan memiliki
tempat pembuangan akhir terbuka yang dapat berpotensi menjadi tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti.
2. Keberadaan jentik Aedes aegyptidi Kelurahan Benda Baru tahun 2015 yakni 27 rumah 21,1 khususnya paling banyak ditemukan pada
dispenser 57,14. Namun, nilai ABJ yang didapat sebesar 78,9 belum mencapai target dari Depkes RI.
3. Terdapat tempat perindukan nyamuk pada setiap rumah responden di Kelurahan Benda Baru tahun 2015. Mayoritas jenis tempat perindukan
nyamuk yang dimiliki yakni artificial 87,5 . 4. Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN di Kelurahan Benda Baru
tahun 2015 meliputi menguras tempat penampungan air sebanyak 67 responden 52,3, menutup tempat penampungan air dengan rapat
yakni 81 responden 63,3, mengubur barang bekas yakni 10 responden
75
7,8 , penggunaanabate yakni 42 orang 32,8 serta memelihara ikan pemakan jentik yakni 14 orang 10,9.
5. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tempat perindukan nyamuk dengan keberadaan jentik Aedes aegypti di Kelurahan Benda
Baru tahun 2015 . 6. Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN yang berhubungan
dengan keberadaan jentik Aedes aegypti di Kelurahan Benda Baru tahun 2015 yakni menguras tempat penampungan air p value 0,000 dan
menutup tempat penampungan air p value 0,000. Sedangkan variabel PSN lain tidak berhubungan dengan keberadaan jentik Aedes aegypti
yakni mengubur barang bekas p value 0,439, penggunaan abate p value0,819 dan memelihara ikan pemakan jentik p value0,492.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, terdapat beberapa saran sebagai berikut :
1. Masyarakat
a. Masyarakat diharapkan mengetahui dan mengurangi tempat penampungan air yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk
Aedes aegypti khususnya pada dispenser. b. Masyarakat diharapkan menguras tempat penampungan air secara
rutin minimal seminggu sekali dengan menyikat dinding tempat penampungan air menggunakan sabun.
76
c. Masyarakat segera menutup rapat kembali tempat penampungan air dan mengurangi tenpat perindukan nyamuk dalam hal ini barang
bekas dengan menangani sampah padat melalui teknik yang efektif dan ramah lingkungan seperti mengubur atau dengan prinsip 3R
reduce, reuse, recovery.
2. Puskesmas Benda Baru
a. Meningkatkan koordinasi antara masyarakat, kader juru pemantau jentik dan puskesmas dalam pengecekan jentik nyamuk Aedes aegypti
secara rutin. b. Memberikan informasi serta praktik penggunaan abate pada tempat
penampungan air seperti tampungan air dispenser kepada masyarakat. Hal ini dikarenakan banyak masyarakat yang masih belum
mempraktikkan penggunaan abate sesuai prosedur.
3. Peneliti Lain
a. Peneliti lain disarankan untuk mempertimbangkan waktu dalam pelaksanaan penelitian, yakni sebaiknya tidak pada musim kemarau
kering.Akan tetapi, saat pergantian musim atau musim penghujan. b. Peneliti lain disarankan untuk melakukan penelitian dengan
menggunakan studi intervensi agar dapat mengetahui hubungan sebab akibat yang lebih kuat dibandingkan dengan studi cross sectional.
77
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi,Umar Fahmi. 2012. Dasar - Dasar Penyakit Berbasis Lingkungan. Jakarta: Rajawali Pers.
Anggara. 2005. Hubungan 3M dan 3M plus dengan keberadaan larva aedes aegypti di wilayah Kerja Puskesmas Dahlia Kota Makassar Tahun 2005.
Skripsi tidak diterbitkan FKM Unhas.
Badrah Hidayah. 2011. Hubungan Antara Tempat Perindukan Nyamuk Aedes Aegypti Dengan Kasus Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Penajam
Kecamatan Penajam Kabupaten Penajam Paser Utara. J. Trop. Pharm. Chem.
Indonesia, 2011.
Vol 1.
No. 2.
online http:isjd.lipi.go.idadminjurnal1211153160_2087-7099.pdf, Daikses 12
November 2012.
Benvie. 2005. Hubungan 3M dan 3M plus dengan Demam Berdarah Dengue di wilayah Puskesmas Maricayya Selatan. Skripsi tidak diterbitkan FKM
Unhas.
Brahim, R dan Hasnawati. 2010.Demam Berdarah Dengue. Buletin Jendela Epidemiologi. Vol.2. Agustus 2010.
Booroto dkk. 2013. Hubungan Antara Tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN Dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes Sp. Di Lingkungan I
Kelurahan Teling Atas, Kecamatan Wanea Kota Manado. Bidang Minat Kesehatan Lingkungan, FakultasKesehatanMasyarakat, Universitas Sam
Ratulangi
CDC. 2009. Dengue and Dengue Hemorrhagic Fever.Puerto Rico : US Departement of Health and Human Services.
Depkes RI. 2004a. Buletin Harian Perilaku dan Siklus Hidup NyamukAedes aegpty
Sangat Penting
Diketahui dalam
Melakukan Kegiatan
Pemberantasan Sarang Nyamuk Termasuk Pemantauan Jentik Berkala. Jakarta : Ditjen P2M PL.
Depkes RI. 2004b. Pedoman Ekologi dan Aspek Perilaku Vektor. Jakarta : Departemen Kesehatan
Depkes RI. 2005.Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Ditjen PP PL. Jakarta.
Desniawati, F. 2014. Pelaksanaan 3M Plus Terhadap Keberadaan Larva Aedes Aegpty Di Wilayah Kerja Puskesmas Ciputat Kota Tangerang Selatan
Bulan Mei-Juni Tahun 2014. Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dinkes Tangerang Selatan. 2013. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Tangerang Selatan tahun 2013.
Ditjen PPM PLP. 1996. Petunjuk Bagi Kader dan Tokoh Masyarakat Pada Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue. Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Ditjen P2PL. 2008. Modul Pelatihan Bagi Pelatih Pemberantasan Sarang Nyamuk
Demam Berdarah
Dengue PSN-DBD
Dnegan PendekatanKomunikasi
Perubahan Perilaku
Comunication For
Behavioral Impact. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Ditjen P2PL. 2014. Petunjuk Teknis Jumantik – PSN Anak Sekolah. Jakarta:
Kemenkes RI.
Hadi, U.K, Sigit S, Agustina E. 2006. Habitat Jentik Aedes aeigypti pada Air Terpolusi di Laboratorium. Jurnal Kesehatan Fakultas Kedokteran Hewan:
Institut Pertanian Bogor;. 2006.
Hadinegoro Satari. 2002. Demam Berdarah Dengue. Balai Penerbit FK UI: Jakarta.
Hasyimi M, Soekirno M. 2004. Pengamatan tempat perindukan Aedes aegypti pada tempat penampungan air rumah tangga pad masyarakat pengguna
air olahan. Jurnal Ekologi Kesehatan; 2004; 3;37-42
Hasyimi dkk 2009. Tempat-Tempat Terkini Yang Disenangi Untuk Perkembangbiakan Vektor Demam Berdarah Aedes Sp. Media Litbang
Kesehatan Volume XIXNomor 2 Tahun 2009.
Jaya dkk. 2013. Hubungan Pemberantasan Sarang Nyamuk Psn Dbd Dengan Keberadaan Larva Aedes Aegypti Di Wilayah Endemis Dbd Kelurahan
Kassi-Kassi Kota Makassar.Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, UNHAS, Makassar
Kemenkes, RI. 2010. Demam Berdarah DengueBuletin Jendela Epidemiologi. Jakarta: Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi.
Kemenkes, RI. 2011. Permenkes Nomor 374MenkesPerIII2011 Tentang Pengendalian Vektor.
Kemenkes, RI. 2012. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2012. Jakarta.
Kemenkes, RI. 2013a. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta.
Kemenkes, RI. 2013b. Pengendalian demam berdarah dnegue untuk pengelola program DBD Puskesmas. Jakarta : Direktorat Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Laila, dkk. 2014. Pengamatan Kontainer yang Potensial sebagai Tempat Perkembangbiakan Nyamuk Aedes aegypti di Kecamatan Tambaksari,
Kota Surabaya. Jurnal Ilmiah Biologi, ISSN : 9772303342002, Volume 2 Nomor 1 April 2014
Lintang, dkk. 2010. Perbedaan praktik PSN 3M Plus di kelurahan percontohan dan non percontohan program pemantauan jentik rutin Kota Semarang.
Jurnal Entomologi Indonesia, ISSN: 1721-6781.
Nugroho, FS. 2009. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keberadaan Jentik Aedes aegypti di RW IV Desa Ketitang Kecamatan Nogosari Kabupaten
Boyolali. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Nomitasari dkk 2012. Perbedaan praktik PSN 3M Plus di kelurahan percontohan dan non percontohan program pemantauan jentik rutin kota Semarang.
Jurnal Entomologi Indonesia. April 2012, Vol. 9 No. 1, 32-37. ISSN: 1829-7722
Puskesmas Benda Baru. 2014. Profil Kesehatan Puskesmas Benda Baru tahun 2014.
Puskesmas Benda Baru. 2015. Laporan Bulanan Puskesmas Benda Baru bulan Januari-Maret tahun 2015.
Ridha, dkk. 2013. Hubungan kondisi Lingkungan dan kontainer dengan keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti di daerah endemis demam
berdarah dengue di kota Banjarbaru. Banjarmasin. Jurnal Buski Vol. 4, No. 3, Juni 2013, Hal. 133 - 137
Rosa, E. 2004. Pengaruh Jenis Tempat Penampungan Air TPA terhadap Jumlah Peletakan Telur Nyamuk Aedes Aegypti L. Lampung. FMIPA Universitas
Lampung. J. Sains Tek., Desember 2004, Vol. 10, No. 3
Safar R. 2010.Parasitologi Kedokteran: Nurhayati N, editor. Protozoologi Helmintologi dan Entomologi. Balai penerbit Yrama Widya, Bandung.
Sari dan Darnoto. 2012. Hubungan Breeding Place dan Perilaku Masyarakat dengan Keberadaan Jentik Vektor DBD di Desa Gagak Sipat Kecamatan
Ngemplak Kabupaten Boyolali. Surakarta. Jurnal Kesehatan, ISSN 1979- 7621, Vol. 5, No. 2, Desember 106 2012: 103 - 109.
Sari dan Kurniawan. 2012.Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Perilaku PSN dengan Keberadaan Jentik Aedes Aegypti Di Desa Ngesrep Kecamatan
Ngemplak Kabupaten Boyolali. Surakarta. Jurnal Kesehatan, ISSN 1979- 7621, Vol. 5, No. 1, Juni 2012: 66-73.
Silalahi, L. 2004. Demam Berdarah , Penyebaran dan Penanggulannya.Jakarta : Litbang Departemen Kesehatan RI
Sulistyawati, I.H. 2011. Hubungan Letak, Jenis, Dan Kondisi Tempat Penampungan Air TPA Dengan Kepadatan Larva Aedes Aegypti Di
Kelurahan Rappocini Kecamatan Rappocini Kota Makassar. Skripsi tidak dipublikasikan. Makassar SI Kesehatan Masyarakat. Ubiversitas
Hasanuddin.
Sumantri A. 2010. Kesehatan Lingkungan Perspektif Islam. Jakarta : Kencana
Soedarmo. 1988. Demam Berdarah Dengue Pada Anak. UI Press, Jakarta.
Soeroso T, Umar IA. 2002. Epidemiologi dan Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue DBD di Indonesia Saat Ini. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.
Sungkar. 2010. Suyasa, dkk. 2007. Hubungan Faktor Lingkungan dan Perilaku Masyarakat
dengan Keberadaan Vektor Demam Berdarah Dengue DBD di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Selatan. ECOTROPHIC 3 1 : 1 - 6. ISSN:
1907-5626.
Trpis, dkk. 1971. Aedes aegypti and Aedes simpsoni Breeding in Coral Rock Holes on the Coast of Tanzania. Switzerland.
World Health Organization. 2005. Pencegahan dan Pengendalian Dengue dan Demam Berdarah Dengue. Cetakan I. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
WHO. 2009. Dengue: guidelines for diagnosis, treatment, prevention and control- New edition. France : WHO Press.
Widagdo, dkk. 2008. Kepadatan Jentik Aedes Aegypti Sebagai Indikator
Keberhasilan Pemberantasan Sarang Nyamuk 3m Plus: Di Kelurahan Srondol Wetan, Semarang. Semarang.MAKARA, KESEHATAN, VOL.
12, NO. 1, JUNI 2008: 13-19.
Widoyono, dkk. 2008. Penyakit Tropis; Epidemiologi, Penularan, Pencegahan Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga.
Yudhastuti, dkk. 2005. Hubungan Kondisi Lingkungan, Kontainer, dan Perilaku Masyarakat Dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes Aegypti Di Daerah
Endemis Demam Berdarah Dengue Surabaya.JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN, VOL.1, 171 NO.2, JANUARI 2005
Zubaedah,dkk. 2014. Kepadatan jentik aedes sp pada kontainer di dalam dan di luar rumah di Kelurahan Surgi Mufti Banjarmasin tahun 2014.
Banjarmasin. Jurnal Buski Vol. 5, No. 2, Desember 2014, halaman 95- 100.
84
LAMPIRAN
DOKUMENTASI HASIL OBSERVASI
Bak Penampungan Air Tempat Penampungan Air Dispenser
Bak Mandi Responnden Kolam ikan Responden
Ban Bekas Responden
Ember Responden
No Responden
Tanggal Pengisian :
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA HUBUNGAN TEMPAT PERINDUKAN NYAMUK DANPERILAKU
PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK PSN DENGAN KEBERADAAN JENTIK
AEDES AEGYPTI DI KELURAHAN BENDA BARU TAHUN 2015
Assalamu’alaikum wr. wb. Saya Ika Amalia Putri mahasiswi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan Kesehatan Lingkungan bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai Hubungan
Tempat Perindukan Nyamuk danPerilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN dengan Keberadaan Jentik
Aedes Aegypti di Kelurahan Benda Baru Tahun 2015.
Adapun penelitian ini dalam rangka menyelesaikan tugas akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat S.KM.
Dengan demikian, saya mohon kesediaan saudara untuk mengisi kuesioner ini dengan jujur, lengkap dan jelas. Semua informasi yang Saudara berikan terjamin
kerahasiannya. Kejujuran Saudara dalam menjawab setiap pertanyaan sangat diharapkan demi kevalidan dan kebenaran data.
Atas kesediaan dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.
Dengan ini saya bersedia mengikuti penelitian dan bersedia mengisi lembar kuesioner yang telah disediakan dibawahini dengan sadar tanpa paksaan.
Benda Baru , September 2015
..................................
Petunjuk Pengisian Kuesioner : a. Isilah terlebih dahulu identitas responden dengan lengkap dan jelas
b. Bacalah dengan seksama setiap pertanyaan, sebelum menjawab. c.
Berilah tanda checklist √ pada jawaban yang anda pilih.
Kode Pertanyaan
Jawaban Diisi Oleh
Peneliti A.
Identitas Responden
A1 Nama
A2 Usia
A3 Alamat
A4 No TelpHP
A5 Pendidikan Terakhir :
1. Tidak Sekolah 2. Tidak Tamat SD
3. Tamat SD 4. Tamat SMP sederajat
5. Tamat SMA sederajat 6. Tamat Perguruan Tinggi
Akademi [ ]
B. Menguras Tempat Penampungan Air