Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN Aedes aegypti

Ukuran tersebut digunakan sebagai indikator keberhasilan pengendalian nyamuk penularan DBD Depkes RI, 1996.

D. Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN Aedes aegypti

Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan responreaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Respon ini dapat bersifat pasif tanpa tindakan : berpikir, berpendapat, bersikap maupun aktif melakukan tindakan. Sesuai dengan batasan ini, perilaku pemberantasan sarang nyamuk adalah kegiatan memberantas telur, jentik dan kepompong nyamuk penular DBD Aedes aegypti di tempat-tempat perkembangbiakannya. Menurut WHO 2009, perilaku PSN merupakan cara yang efektif untuk mencegah peningkatan kasus DBD. Sumber : Depkes RI, 2005 Bagan 1. Cara Pemberantasan DBD Nyamuk Dewasa Jentik Insektisida Fogging dan ULV Fisik Biologi Kimia Pemberantasan terhadap jentik nyamuk Aedes aegypti yang dikenal dengan istilah Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam BerdarahDengue PSN DBD dilakukan dengan cara:

1. Fisik

Cara ini dapat dilakukan dengan langkah 3M yaitu . menguras tempat penampungan air. Menutup tempat penampungan air rumah tangga. Mengubur atau memusnahkan barangkaleng- kaleng bekas atautempat-tempat sejenis yang dapat menampung air hujan. a. Menguras Tempat Penampungan Air Keberadaan tempat penampungan air TPA di dalam maupun luar rumah sangat berpengaruh terhadap ada tidaknya larva Aedes aegypti, bahkan tempat penampungan air TPA tersebut bisa menjadi tempat perkembangbiakan menjadi nyamuk dewasa sehingga dapat menjadi vektor DBD Fatimah, 2006.Menurut Depkes RI 2013, tempat penampungan air keperluan rumah tangga bak mandi, tempayan, drum, dan ember perlu dibersihkan dengan cara dikuras menggunakan sikat dan sabun pada dinding-dindingnya. Penelitian Lintang, dkk 2010 yang dilakukan di Kota Semarang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara menguras tempat penampungan air TPA dengan keberadaan jentikAedes aegypti.Meskipun demikian, hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Syarief 2008 di wilayah Puskesmas Tarakan Kota Makassar yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara menguras tempat penampungan air dalam rumah dengan keberadaan jentikAedes aegypt. b. Menutup Tempat Penampungan Air Kegiatan fisik lainnya yang dapat menekan keberadaan jentikAedes aegypti yakni menutup rapat tempat penampungan air. Menurut WHO 2005, tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti adalah air bersih yang tergenang. Nyamuk Aedes aegypti lebih suka menetaskan telurnya di TPA tersebut hingga menjadi jentik Aedes aegypti. Sehingga kegiatan menutup rapat tempat penampungan air TPA sangat berperan penting dapat mengurangi jumlah jentikAedes aegypti. Menurut Jaya dkk 2013 penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara menutup rapat tempat penampungan air TPA dengan keberadaan jentikAedes aegypti. c. Mengubur barang bekas Mengubur barang bekas merupakan praktik pemberantasan sarang nyamuk DBD dengan cara mengubur barang-barang bekas yang berpotensi menampung air dan terdapat larva Aedes aegypti serta tidak dimanfaatkan lagi, seperti kaleng bekas, potongan bambu, dan ban bekas. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggara 2005 di wilayah Kerja Puskesmas Dahlia Kota Makassar yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara mengubur barang-barang bekas dengan keberadaan larva Aedes aegypti. Demikian juga dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yudhastuti dan Vidiyani 2005 di Surabaya.

2. Biologi

Intervensi yang didasarkan pada pengenalan organisme pemangsa,parasit, pesaing untuk menurunkan jumlah Aedes aegypti. Pengendalian ini biasa dilakukan dengan memelihara ikan yang relative kuat dan tahan, misalnya ikan kepala timah, ikan gupi, ikan cupang dan lain-lain dalam bak atau tempat penampungan air lainnya sehingga sebagai predator bagi jentik dan pupa Sucipto, 2011. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lintang, dkk 2005 menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara predator dengan keberadaan larva Aedes aegypti. Hal ini didukung oleh Respti dan Keman 2007 yang menunjukkan bahwa ada hubungan predator dengan keberadaan larva Aedes aegypti dan DBD.

3. Kimia

Cara memberantas jentik Aedes aegypti dengan menggunakaninsektisida pembasmi jentik larvasida ini antara lain dikenal dengan istilah larvasidasi atau penggunaan bubuk abate. Larvasida yang biasa digunakan adalah granules sand granules. Dosis yang digunakan 10 gram ± 1 sendok makan peres yang diratakan diatasnya untuk tiap 100 liter air. Larvasidasi dengan temephos ini sebaiknya diulang penggunaannya setiap 2 bulan Depkes RI, 2005. Penelitian yang dilakukan oleh Yunita dan Soedjajadi 2007 menyatakan bahwa risiko keberadaan jentik Aedes aegypti pada rumah yang tidak diberi abate pada tempat penampungan airnya adalah sebesar 9,13 kali dibandingkan dengan rumah yang diberi abate pada tempat penmapungan airnya terhadap kejadian DBD. 28

E. Kerangka Teori

Dokumen yang terkait

Hubungan Keberadaan Jentik Aedes Aegypti Dan Pelaksanaan 3m Plus Dengan Kejadian Penyakit Dbd Di Lingkungan XVIII KELURAHAN BINJAI KOTA MEDAN TAHUN 2012

4 98 88

Hubungan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan Tingkat Densitas Telur Nyamuk Aedes Aegypti Pada Ovitrap Di RW 01 Kelurahan Pamulang Barat Tahun 2015

3 21 116

HUBUNGAN ANTARA PRAKTIK PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK AEDES AEGYPTI DI RW 7 KELURAHAN SUKOREJO KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

0 6 125

Hubungan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan Tingkat Densitas Telur Nyamuk Aedes Aegypti Pada Ovitrap Di RW 01 Kelurahan Pamulang Barat Tahun 2015

1 13 116

Hubungan antara Pengetahuan dan Praktik Ibu PKK tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes aegypti pada Tandon Air.

0 0 2

Hubungan Praktik Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan Keberadaan Jentik Aedes Aegypti di Kelurahan Jrakah Kecamatan Tugu Kota Semarang Tahun 2007 - UDiNus Repository

0 0 4

Hubungan antara Perilaku Masyarakat dalam Kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan Keberadaan Larva Aedes aegypti di Kelurahan Telaga Biru Banjarmasin 2006 - UDiNus Repository

0 0 2

HUBUNGAN PERILAKU (PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTIK) PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DENGAN KEBERADAAN JENTIK AEDES aegypti PADA TEMPAT PENAMPUNGAN AIR (TPA) DI RT02 II KELURAHAN TAMBAKAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2006 - UDiNus Repository

0 0 3

Hubungan Tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan Keberadaan Jentik Vektor Chikungunya di Kampung Taratak Paneh Kota Padang

0 0 10

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU MAHASISWA TENTANG PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) TERHADAP KEBERADAAN JENTIK AEDES AEGYPTI

0 0 5