Analisis Univariat Hubungan Tempat Perindukan Nyamuk dan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan Keberadaan Jentik Aedes aegypti di Kelurahan Benda Baru Kota Tangerang Selatan Tahun 2015

Luas wilayah Kelurahan Benda Baru yakni 288 Ha. Kelurahan Benda Baru memiliki jumlah Kepala Keluarga KK sebanyak 9054 KK dengan jumlah penduduk sebanyak 44693 jiwa. Kelurahan Benda Baru juga memiliki 168 Rukun Tetangga RT dan 24 Rukun Warga RW Kelurahan Benda Baru, 2014. Penelitian dilaksanakan pada 6 RW di Kelurahan Benda Baru yakni RW 02, 03, 09, 11, 14, dan 18. Masing-masing RW cenderung memiliki karakteristik banyak memiliki lahan pekarangan . Atas dasar ini, maka perlu diwaspadai karena kondisi tanaman pekarangan terutama yang memiliki pelepah dan yang cenderung lembab dan gelap merupakan tempat yang sangat disukai Aedes untuk beristirahat . Pada RW 02 terdapat tempat pembuangan akhir terbuka limbah rumah tangga. Keberadaan sampah padat yang dapat menampung air seperti kaleng bekas dan botol bekas mempunyai resiko yang cukup tinggi sebagai tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti. RW 14 berdekatan dengan pasar tradisional. Pasar merupakan salah satu fasilitas yang banyakdikunjungi masyarakat, karena itudimungkinkan terjadinya interaksi manusiayang kemungkinan diantaranya terdapatpenderita carrier yang membawavirus dengue.

B. Analisis Univariat

1. Keberadaan Jentik Aedes aegypti

Hasil penelitian mengenai keberadaan jentik Aedes aegypti pada rumah responden di Kelurahan Benda Baru yang dilakukan melalui kegiatan observasi dengan menggunakan metode visual adalah sebagai berikut. Tabel 4 Distribusi Keberadaan Jentik Aedes aegypti di Kelurahan Benda Baru Tahun 2015 Keberadaan Jentik Aedes aegypti N HI CI BI ABJ Ada 27 21,1 21,09 5,87 23,43 78,9 Tidak Ada 101 78,9 Total 128 100 Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa jumlah rumah responden yang tidak ditemukan jentik Aedes aegyptilebih banyak 78,9 daripada rumah yang ditemukan jentik. Angka Bebas Jentik di Kelurahan Benda Baru yang didapatkan yakni sebesar 78,9 . House Index di Kelurahan Benda Baru adalah 21,09 dengan Container Index sebesar 5,87.

2. Tempat Perindukan Nyamuk

Hasil penelitian mengenai tempat perindukan nyamuk pada rumah responden di Kelurahan Benda Baru yang dilakukan melalui kegiatan observasi adalah sebagai berikut. Tabel 5 Distribusi Tempat Perindukan Nyamuk di Kelurahan Benda Baru Tahun 2015 Tempat Perindukan Nyamuk N Artificial 112 87,5 Natural Artificial dan Natural 16 12,5 Tidak Ada Total 128 100 Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa paling banyak rumah responden memiliki tempat perindukan artificial 87,5 seperti bak mandi, ember, dispenser, kulkas, botolkaleng bekas, ban bekas dan kolamakuarium. Tabel 6 Distribusi Jenis Tempat Perindukan Nyamuk Berdasarkan Keberadaan Jentik Aedes aegypti di Kelurahan Benda Baru Tahun 2015 Jenis Tempat Perindukan Nyamuk Keberadaan Jentik TOTAL Ada Tidak Ada N N N Artificial 100 a. Bak Mandi 13 10,92 106 89,08 199 100 b. Ember 5 4 120 96 125 100 c. Dispenser 12 57,14 9 42,86 21 100 d. Vas Bunga 12 100 12 100 e. BotolKaleng Bekas 24 100 24 100 f. Ban Bekas 11 100 11 100 g. KolamAkuarium 17 100 17 100 Total 30 9,12 299 90,88 329 100 Natural a. Tempurung Kelapa 3 100 3 100 b. Pelepah Daun 13 100 13 100 Total 16 100 16 100 Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa tempat perindukan nyamuk artificial yang paling banyak dimiliki responden adalah bak mandi. Akan tetapi, jenis tempat perindukan artificial yang paling banyak ditemukan jentik adalah dispenser 57,14.

3. Menguras Tempat Penampungan Air

Hasil penelitian mengenai perilaku responden dalam menguras tempat penampungan air di Kelurahan Benda Baru dengan frekuensi satu kali dalam seminggu dan menggunakan sikat serta sabun adalah sebagai sebagai berikut. Tabel 7 Distribusi Perilaku Responden dalam Menguras Tempat Penampungan Air di Kelurahan Benda Baru Tahun 2015 Menguras Tempat Penampungan Air N Ya 67 52,3 Tidak 61 47,7 Total 128 100 Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa responden yang menguras tempat penampungan air lebih banyak 52,3 dibandingkan dengan responden yang tidak menguras tempat penampungan air. Tabel 8 Distribusi Frekuensi dan Cara Menguras Tempat Penampungan Air Berdasarkan Keberadaan Jentik Aedes aegyptidi Kelurahan Benda Baru Tahun 2015 Variabel Keberadaan Jentik TOTAL Ada Tidak Ada N N N Frekuensi Menguras Seminggu Sekali 6 42,9 70 85,4 76 79,2 1 Minggu 8 57,1 12 14,6 20 20,8 Total 14 100 82 100 96 100 Cara Menguras Benar sikat dan sabun 6 42,9 69 84,1 75 78,1 Salah 8 57,1 13 15,9 21 21,9 Total 14 100 82 100 96 100 Berdasarkan tabel 8 diketahui bahwa ditemukan jentik pada responden yang menguras 1 minggu 57,1 dan cara menguras tempat penampungan air yang salah yakni tidak menggunakan sikat dan sabun 57,1 .

4. Menutup Tempat Penampungan Air

Hasil penelitian mengenai perilaku responden dalam kegiatan menutup tempat penampungan air dengan rapat di Kelurahan Benda Baru adalah sebagai sebagai berikut. Tabel 9 Distribusi Perilaku Responden dalam Menutup Tempat Penampungan Air di Kelurahan Benda Baru Tahun 2015 Menutup Tempat Penampungan Air N Ya 81 63,3 Tidak 47 36,7 Total 128 100 Berdasarkan tabel 9 diketahui bahwa responden menutup tempat penampungan air dengan rapat lebih banyak yakni 81 orang 63,3.

5. Mengubur Barang Bekas

Hasil penelitian perilaku responden dalam kegiatan mengubur barang-barang yang tidak terpakai dan dapat menampung air di Kelurahan Benda Baru adalah sebagai sebagai berikut. Tabel 10 Distribusi Perilaku Responden dalam Mengubur Barang Bekas di Kelurahan Benda Baru Tahun 2015 Mengubur Barang Bekas N Ya 10 7,8 Tidak 118 92,2 Total 128 100 Berdasarkan tabel 10 diketahui bahwa mayoritas responden tidak mengubur barang bekas yakni 118 orang 92,2 . Tabel 11 Distribusi Jenis Barang Bekas di Kelurahan Benda Baru Tahun 2015 Jenis Barang Bekas N Botolkaleng Bekas 19 63,33 Ban Bekas 11 36,67 Total 30 100 Berdasarkan tabel 11 diketahui bahwa mayoritas jenis barang bekas yang dimiliki responden di Kelurahan Benda Baru yakni botolkaleng bekas 63,33.

6. Penggunaan Abate

Hasil penelitian mengenai perilaku responden dalam menabur bubuk abate pada tempat penampungan air sesuai takaran dan aturan yakni 1sdm peres yang diratakan diatasnya untuk 100 liter air setiap 2 bulandi Kelurahan Benda Baru adalah sebagai sebagai berikut. Tabel 12 Distribusi Perilaku Responden dalam Penggunaan abate di Kelurahan Benda Baru Tahun 2015 Penggunaan abate N Ya 42 32,8 Tidak 86 67,2 Total 128 100 Berdasarkan tabel 12 diketahui bahwa responden tidak menaburabate paling banyak yakni 86 orang 67,2 . Tabel 13 Distribusi Frekuensi Dan Takaran Penggunaan Abate Berdasarkan Keberadaan Jentik Aedes aegypti di Kelurahan Benda Baru Tahun 2015 Variabel Keberadaan Jentik TOTAL Ada Tidak Ada N N N Frekuensi Penggunaan Abate 2 bulan sekali 2 40 18 62,1 20 58,8 2bulan sekali 3 60 11 37,9 14 41,2 Total 5 100 29 100 34 100 Takaran Penggunaan Abate Sesuai Takaran 1sdm ratakan untuk 100 lt 6 42,9 69 84,1 75 78,1 Tidak Sesuai Takaran 8 57,1 13 15,9 21 21,9 Total 14 100 82 100 96 100 Berdasarkan tabel 13 diketahui bahwa ditemukan jentik paling banyak pada responden dengan frekuensi penggunaan abate 2 bulan sekali 60 serta responden yang menggunakan abate tidak sesuai takaran 57,1.

7. Memelihara Ikan Pemakan Jentik

Hasil penelitian perilaku responden dalam memelihara ikan pemakan jentik seperti ikan kepala timah Aplocheilus panchax, ikan guvi Poecilia reticulata, ikan cupangtempalo Betta fusca dan ikan nila Oreochromis niloticus di tempat penampungan air di Kelurahan Benda Baru adalah sebagai sebagai berikut. Tabel 14 Distribusi Perilaku Responden dalam Memelihara Ikan Pemakan Jentik di Kelurahan Benda Baru Tahun 2015 Memelihara Ikan Pemakan Jentik N Ya 14 10,9 Tidak 114 89,1 Total 128 100 Berdasarkan tabel 14 diketahui bahwa responden tidak memelihara ikan pemakan jentik paling banyak yakni 114 orang 89,1 . Tabel15 Distribusi Jenis Ikan Pemakan Jentik di Kelurahan Benda Baru Tahun 2015 Jenis Ikan Pemakan Jentik N Ikan Kepala Hitam Aplocheilus panchax 2 14,29 Ikan Guvi Poecilia reticulata 4 28,57 Ikan Cupang Betta fusca 2 14,29 Ikan Nila Oreochromis niloticus 6 42,86 Total 14 100 Berdasarkan tabel 15 diketahui bahwa responden paling banyak memelihara ikan pemakan jentik jenis ikan nila 42,86.

C. Analisis Bivariat

Dokumen yang terkait

Hubungan Keberadaan Jentik Aedes Aegypti Dan Pelaksanaan 3m Plus Dengan Kejadian Penyakit Dbd Di Lingkungan XVIII KELURAHAN BINJAI KOTA MEDAN TAHUN 2012

4 98 88

Hubungan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan Tingkat Densitas Telur Nyamuk Aedes Aegypti Pada Ovitrap Di RW 01 Kelurahan Pamulang Barat Tahun 2015

3 21 116

HUBUNGAN ANTARA PRAKTIK PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK AEDES AEGYPTI DI RW 7 KELURAHAN SUKOREJO KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

0 6 125

Hubungan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan Tingkat Densitas Telur Nyamuk Aedes Aegypti Pada Ovitrap Di RW 01 Kelurahan Pamulang Barat Tahun 2015

1 13 116

Hubungan antara Pengetahuan dan Praktik Ibu PKK tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes aegypti pada Tandon Air.

0 0 2

Hubungan Praktik Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan Keberadaan Jentik Aedes Aegypti di Kelurahan Jrakah Kecamatan Tugu Kota Semarang Tahun 2007 - UDiNus Repository

0 0 4

Hubungan antara Perilaku Masyarakat dalam Kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan Keberadaan Larva Aedes aegypti di Kelurahan Telaga Biru Banjarmasin 2006 - UDiNus Repository

0 0 2

HUBUNGAN PERILAKU (PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTIK) PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DENGAN KEBERADAAN JENTIK AEDES aegypti PADA TEMPAT PENAMPUNGAN AIR (TPA) DI RT02 II KELURAHAN TAMBAKAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2006 - UDiNus Repository

0 0 3

Hubungan Tindakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan Keberadaan Jentik Vektor Chikungunya di Kampung Taratak Paneh Kota Padang

0 0 10

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU MAHASISWA TENTANG PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) TERHADAP KEBERADAAN JENTIK AEDES AEGYPTI

0 0 5