Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Pelaksanaan Ambulasi Dini Pengaruh Faktor Pengetahuan terhadap Pelaksanaan Ambulasi Dini.

Nova Mega Yanty : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Ambulasi Dini Pasien Paska Operasi Fraktur Ekstremitas Bawah Di Rindu B3 RSUP. H. Adam Malik Medan, 2010.

2.3. Pengaruh Faktor Gaya Hidup terhadap Pelaksanaan Ambulasi Dini

Hasil uji statistik diperoleh p-value = 0,386 lebih besar dari level of signifikan 0.05, berarti hipotesa alternatif ditolak yaitu tidak terdapat pengaruh gaya hidup terhadap pelaksanaan ambulasi dini pasien paska operasi fraktur ekstremitas bawah. Hal ini menunjukkan bahwa dengan gaya hidup yang positif tidak mempunyai pengaruh signifikan dengan pelaksanaan ambulasi dini karena meskipun dengan gaya hidup positif belum tentu pasien merasa lebih mudah untuk melakukan ambulasi dini. Hal ini tidak sesuai dengan teori Pender 1990 dalam berger Williams, 1992 yang menyatakan gaya hidup mempengaruhi mobilitas, tingkat kesehatan seseorang dapat dilihat dari gaya hidupnya dalam melakukan aktivitas dan mendefinisikan aktivitas sebagai suatu yang mencakup kerja, pola hidup yang positif seperti makan yang teratur, latihan yang teratur, istirahat yang cukup. Ini juga tidak sejalan dengan pendapat Oldmeadow et al 2006 yang menyatakan bahwa tahapan pegerakan dan aktivitas pasien sebelum operasi di masyarakat atau dirumah dapat mempengaruhi ambulasi.

2.4. Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Pelaksanaan Ambulasi Dini

Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value = 0,029 lebih kecil dari level of significant 0.05, berarti hipotesa alternatif gagal ditolak yaitu terdapat pengaruh faktor dukungan sosial dengan pelaksanaan ambulasi dini pasien paska operasi fraktur ekstremitas bawah. Ini sesuai dengan pernyataan Olson 1996 dalam Hoeman, 2001 bahwa perlu adanya keluarga, orang terdekat dan perawat yang memberikan dukungan dan bantuan pada pasien dalam malakukan latihan Nova Mega Yanty : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Ambulasi Dini Pasien Paska Operasi Fraktur Ekstremitas Bawah Di Rindu B3 RSUP. H. Adam Malik Medan, 2010. ambulasi dini dapat memfasilitasi proses penyembuhan. Ini juga sesuai dengan penelitian Oldmeadow et al 2006 yang menyatakan bahwa dukungan sosial yaitu keluarga, orang terdekat dan perawat sangat mempengaruhi untuk membantu pasien melaksanakan latihan ambulasi. Menurut pernyataan Gottlieb 1983 yang menyatakan bahwa dukungan sosial sebagai info verbal atau nonverbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dalam subjek didalam lingkungan sosialnya atau berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Menurut asumsi peneliti dengan adanya keluarga atau teman yang mendampingi pasien dapat memberikan motivasi dan memberi rasa nyaman selama melaksanakan latihan ambulasi.

2.5. Pengaruh Faktor Pengetahuan terhadap Pelaksanaan Ambulasi Dini.

Hasil uji statistik diperoleh p-value = 0,103 lebih besar dari level of significant 0.05, berarti hipotesa alternatif ditolak yaitu tidak terdapat perngaruh pengetahuan dengan pelaksanaan ambulasi dini pasien paska operasi fraktur ekstremitas bawah. Menurut Brunner Suddarth 2002 yang menyatakan bahwa pasien yang sudah diajarkan mengenai gangguan muskuloskeletal akan mengalami peningkatan alternatif penanganan. Informasi mengenai apa yang diharapkan termasuk sensasi selama dan setelah penanganan misalnya pemasangan alat fiksasi eksternal, latihan dan alat bantu ambulasi dapat memberanikan pasien untuk berpartisipasi secara aktif dalam pengembangan dan penerapan perawatan. Pada penelitian ini mayoritas responden mempunyai Nova Mega Yanty : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Ambulasi Dini Pasien Paska Operasi Fraktur Ekstremitas Bawah Di Rindu B3 RSUP. H. Adam Malik Medan, 2010. pengetahuan yang baik tentang ambulasi. Ini terjadi karena selama pasien menjalani perawatan di Rindu B3 pasien memperoleh informasi yang cukup mengenai tindakan pembedahan, latihan dan alat bantu ambulasi. ini dapat dilihat dari tingkat pendidikan mayoritas 62,5 berpendidikan SMU. Peneliti berasumsi meskipun tingkat pendidikan dan pengetahuan pasien baik tentang ambulasi namun praktek latihan pelaksanaan ambulasi dini pasien paska operasi fraktur ekstremitas bawah dirumah sakit masih kurang. Pasien yang mempunyai pengetahuan yang baik tentang ambulasi tidak mampu melakukan latihan ambulasi tanpa dukungan dan bantuan keluargaperawat. Menurut Hoeman, 2001 Ambulasi yang aman memerlukan keseimbangan dan kekuatan yang cukup untuk menopang berat badan dan menjaga postur, beberapa pasien memerlukan bantuan dari perawat untuk bergerak dengan aman. Sehingga pengetahuan tidak mempunyai pengaruh yang sigifikan tentang ambulasi dini. Nova Mega Yanty : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Ambulasi Dini Pasien Paska Operasi Fraktur Ekstremitas Bawah Di Rindu B3 RSUP. H. Adam Malik Medan, 2010.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN