Pengaruh Faktor Emosi terhadap Pelaksanaan Ambulasi Dini Pengaruh Faktor Gaya Hidup terhadap Pelaksanaan Ambulasi Dini

Nova Mega Yanty : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Ambulasi Dini Pasien Paska Operasi Fraktur Ekstremitas Bawah Di Rindu B3 RSUP. H. Adam Malik Medan, 2010.

2.2. Pengaruh Faktor Emosi terhadap Pelaksanaan Ambulasi Dini

Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value = 0,437 lebih besar dari level of signifikan sebesar 0,05 berarti hipotesa alternatif ditolak yaitu tidak terdapat pengaruh emosi dengan pelaksanaan ambulasi dini pasien paska operasi fraktur ekstremitas bawah. Menurut Kozier Erb 1987 yang menyatakan bahwa kondisi psikologis seseorang dapat memudahkan perubahan perilaku yang dapat menurunkan kemampuan ambulasi yang baik, seseorang yang mengalami perasaan tidak nyaman, tidak terrmotivasi dan harga diri yang rendah akan mudah mengalami perubahan dalam ambulasi. Menurut asumsi peneliti dengan adanya dukungan sosial yaitu keluarga dan orang terdekat akan mengurangi perasaan kecemasan, perasaan tidak nyaman dan memberi motivasi pasien dalam melaksanakan latihan ambulasi dini, sehingga faktor emosi tidak mempengaruhi pasien untuk melaksanaan ambulasi dini. Menurut Perry Potter 1999 menyatakan bahwa pasien paska operasi tidak bersemangat karena kurang motivasi untuk melaksanakan ambulasi. penampilan luka, balutan yang tebal dan selang drain yang menonjol keluar akan mengancam konsep diri pasien. Efek pembedahan seperti jaringan parut yang tidak berturan dapat menimbulkan perubahan citra diri pasien secara permanen, menimbulkan perasaan pasien kurang sempurna sehingga pasien merasa cemas dengan keadaannya dan tidak termotivasi untuk melakukan aktivitas latihan. Nova Mega Yanty : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Ambulasi Dini Pasien Paska Operasi Fraktur Ekstremitas Bawah Di Rindu B3 RSUP. H. Adam Malik Medan, 2010.

2.3. Pengaruh Faktor Gaya Hidup terhadap Pelaksanaan Ambulasi Dini

Hasil uji statistik diperoleh p-value = 0,386 lebih besar dari level of signifikan 0.05, berarti hipotesa alternatif ditolak yaitu tidak terdapat pengaruh gaya hidup terhadap pelaksanaan ambulasi dini pasien paska operasi fraktur ekstremitas bawah. Hal ini menunjukkan bahwa dengan gaya hidup yang positif tidak mempunyai pengaruh signifikan dengan pelaksanaan ambulasi dini karena meskipun dengan gaya hidup positif belum tentu pasien merasa lebih mudah untuk melakukan ambulasi dini. Hal ini tidak sesuai dengan teori Pender 1990 dalam berger Williams, 1992 yang menyatakan gaya hidup mempengaruhi mobilitas, tingkat kesehatan seseorang dapat dilihat dari gaya hidupnya dalam melakukan aktivitas dan mendefinisikan aktivitas sebagai suatu yang mencakup kerja, pola hidup yang positif seperti makan yang teratur, latihan yang teratur, istirahat yang cukup. Ini juga tidak sejalan dengan pendapat Oldmeadow et al 2006 yang menyatakan bahwa tahapan pegerakan dan aktivitas pasien sebelum operasi di masyarakat atau dirumah dapat mempengaruhi ambulasi.

2.4. Pengaruh Dukungan Sosial terhadap Pelaksanaan Ambulasi Dini