1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana gambaran konsumsi
makanan dan status gizi pada anak penderita karies gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009.
1.3. Tujuan 1.3.1.
Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran konsumsi makanan dan status gizi pada anak penderita karies gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui jenis dan frekuensi makanan yang dikonsumsi anak
penderita karies gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009.
2. Untuk mengetahui jumlah energi dan protein yang dikonsumsi anak penderita
karies gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009. 3.
Untuk mengetahui status gizi anak penderita karies gigi di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009.
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1.
Sebagai informasi bagi SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei mengenai konsumsi makanan untuk kesehatan gigi dan peningkatan status gizi
anak.
2. Sebagai masukan dan informasi kepada Puskesmas di dalam meningkatkan
program UKGS.
3. Sebagai masukan dan informasi bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun
dalam peningkatan program kesehatan gigi.
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Defenisi Karies Gigi
Karies gigi dapat dialami oleh setiap orang dan dapat timbul pada satu permukaan gigi atau lebih dan dapat meluas ke bagian yang lebih dalam dari gigi,
misalnya dari email ke dentin atau ke pulpa Tarigan, 1995. Karies gigi adalah penyakit dimulai dengan keropos pada bagian gigi, dan
diikuti proses kerusakan atau pembusukan gigi secara cepat. Karies gigi dimulai dengan terjadinya pengikisan mineral-mineral dari permukaan atau enamel gigi, oleh
asam organik hasil fermentasi karbohidrat makanan terutama gula pasir dan pati- patian yang tertinggal melekat pada bagian-bagian yang melekat pada sela-sela gigi
oleh bakteri-bakteri asam laktat Koswara, 2007. Gigi yang terserang karies mempunyai tanda-tanda Boedihardjo, 1985:
a. gigi sensitif terhadap panas, dingin, atau manis.
b. timbul rasa sakit pada saat dipakai untuk mengunyah.
c. bintik-bintik coklat pada gigi.
2.1.1. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Karies Gigi Beberapa hal yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi pada manusia
Tarigan, 1995. 1.
Umur Sepanjang hidup dikenal 3 phase umur dilihat dari sudut gigi geligi:
1. Periode gigi campuran, disini gigi geraham paling sering terkena karies
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
2. Periode puberitas remaja umur antara 14 sd 20 tahun. Pada masa pubertas
terjadi perubahan hormonal yang dapat menimbulkan pembengkakan gusi, sehingga kebersihan mulut menjadi kurang terjaga.
3. Umur antara 40 sd 50 tahun.
Pada umur ini sudah terjadi retraksi atau menurunnya gusi ssehingga sisa-sisa makanan sering lebih sukar dibersihkan.
2. Makanan
Makanan sangat berpengaruh terhadap gigi dan mulut, pengaruh ini dapat dibagi menjadi 2:
1. Isi dari makanan yang menghasilkan energi.
Misalnya: karbohidrat, protein, lemak, vitamin serta mineral-mineral. Unsur- unsur tersebut berpengaruh pada masa pra-erupsi serta pasca-erupsi dari gigi
geligi. 2.
Fungsi mekanis dari makanan yang dimakan Makanan-makanan yang bersifat membersihkan gigi, jadi merupakan gosok
gigi alami, tentu saja akan mengurangi kerusakan gigi. Makanan yang bersifat membersihkan ini adalah apel, jambu air, bengkuang dan lain sebagainya.
Sebaliknya makanan-makanan yang lunak dan melekat pada gigi amat merusak gigi seperti: permen, coklat, biskuit dan lain sebagainya.
3. Vitamin berpengaruh pada proses terjadinya karies gigi, terutama pada periode
pembentukan gigi.
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
4. Unsur Kimia
Unsur-unsur kimia yang mempunyai pengaruh terhadap terjadinya karies gigi masih dalam penelitian. Unsur kimia yang paling mempengaruhi persentasi karies
gigi adalah fluor. 5.
Air Ludah Pengaruh air ludah terhadap gigi sudah lama diketahui terutama dalam
mempengaruhi kekerasan email. Secara mekanis air ludah ini berfungsi untuk membasahi rongga mulut dan makanan yang dikunyah. Sifat enzimatis air ludah ini
ikut di dalam sistem pengunyahan untuk memecahkan unsur-unsur makanan. Di dalam air ludah dijumpai enzim-enzim yang bersifat bakteriostatis yang
dapat membuat beberapa bakteri mulut menjadi tidak berbahaya. 6.
Plak Plak adalah lapisan tipis, lunak, lekat, tidak berwarna dan mengandung
bakteri. Plak ini selalu terbentuk pada permukaan gigi, meskipun gigi selalu dibersihkan. Plak merupakan penyebab utama terjadinya karies gigi lubang dan
periodontal Boedihardjo, 1985.
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
2.1.2. Penilaian Risiko Klinis Indikator risiko klinis pada karies gigi, yaitu:
a. Rendah: tidak ada gigi karies dalam 24 bulan terakhir, tidak ada
demineralisasi email, tidak terlihat plak serta gingivitisi. b.
Sedang: gigi karies dalam 24 bulan terakhir, satu area demineralisasi email, gingivitisi.
c. Tinggi: gigi karies dalam 12 bulan terakhir, lebih satu area demineralisasi
email, plak terlihat pada gigi anterior, karies email terlihat secara radiografis Sasmita, 2008.
2.1.3. Pencegahan Karies Gigi
Pencegahan karies gigi bertujuan untuk mempertinggi taraf hidup dengan memperpanjang kegunaan gigi di dalam mulut.
Menurut penelitian Hugh Roadman dan E Guerney Clark dari Universitas Havard dan Colombia yang dikutip oleh Pintauli 2008 membuat klasifikasi
pelayanan pencegahan tersebut atas 3 yaitu: a.
Pencegahan primer atau pelayanan untuk mencegah timbulnya penyakit. Hal ini ditandai dengan upaya meningkatkann kesehatan health promotion dan
memberikan perlindungan khusus spesific protection. Upaya promosi kesehatan meliputi pengajaran tentang cara menyingkirkan plak yang efisien atau cara
menyikat gigi dan menggunakan benang gigi flossing. Upaya perlindungan khusus termasuk pelayanan yang diberikan untuk melindungi host dari serangan
penyakit dengan membangun penghalang untuk melawan mikroorganisme
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
b. Pencegahan sekunder untuk menghambat atau mencegah penyakit agar tidak
berkembang atau kambuh lagi. Kegiatannya ditujukan pada diagnosa dini dan pengobatan yang tepat. Sebagai contoh, melakukan penambalan pada lesi karies
yang kecil dapat mencegah kehilangan struktur gigi yang luas. c.
Pencegahan tersier untuk mencegah kehilangan fungsi. Kegiatannya meliputi pemberian pelayanan untuk membatasi ketidakmampuan cacat atau rehabilitasi.
2.1.4. Karies Gigi dengan Asupan Zat Gizi
Berdasarkan beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa pengaruh karies gigi pada anak dapat menimbulkan gangguan dalam proses pencernaan dan kesulitan
makan yang menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. Terdapat juga hubungan antara karies gigi dengan tingkat konsumsi energi dan protein serta
status gizi pada anak sekolah dasar Junaidi, 2004. Menurut Sasiwi 2004 di dalam hasil penelitiannya juga dikatakan bahwa
akibat dari karies gigi adalah terganggunya fungsi pengunyahan mastikasi sehingga dapat berpengaruh pada asupan makan. Dengan demikian diduga adanya gangguan
pengunyahan tersebut dapat berpengaruh terhadap status gizi.
2.2. Pola Konsumsi Makan Anak Sekolah
Pola konsumsi pangan adalah susunan jenis dan jumlah pangan yang di konsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu. Dalam hal konsumsi
pangan, permasalahan yang dihadapai tidak hanya mencakup ketidakseimbangan komposisi pangan yang dikonsumsi, tetapi juga masalah belum terpenuhinya
kecukupan gizi Baliwati, 2004. Pola konsumsi juga dikatakan sebagai suatu cara yang ditempuh seseorang atau sekelompok orang untuk memilih makanan dan
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
mengonsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh-pengaruh fisiologis, psikologis, budaya, dan sosial Suhardjo, 1989.
Penganekaragaman konsumsi pangan selama ini sering diartikan terlalu sederhana, berupa penganekaragaman konsumsi pangan pokok, terutama pangan non
beras. Penganekaragaman konsumsi pangan seharusnya mengonsumsi aneka ragam pangan dari berbagai kelompok pangan baik pangan pokok, lauk pauk, sayuran
maupun buah dalam jumlah yang cukup. Tujuan utama penganekaragaman konsumsi pangan adalah untuk meningkatkan mutu gizi konsumsi dan mengurangi
ketergantungan konsumsi pangan pada salah satu jenis atau kelompok pangan Baliwati, 2004.
Pada permulaan masuk sekolah anak mulai masuk kedalam dunia baru, dimana dia mulai banyak berhubungan dengan orang-orang diluar keluarganya dan
berkenalan dengan suasana dan lingkungan baru dalam hidupnya. Hal ini dapat mempengaruhi kebiasaan makan mereka Moehji, 1977.
Untuk melihat makanan yang benar pada anak usia sekolah harus dilihat dari banyak aspek, seperti ekonomi, sosial, budaya, agama, disamping aspek medik dari
anak itu sendiri. Makanan pada anak usia sekolah harus serasi, selaras dan seimbang. Serasi artinya sesuai dengan tingkat tumbuh kembang anak, selaras adalah sesuai
dengan kondisi ekonomi, sosial budaya serta agama dari keluarga. Sedangkan seimbang artinya nilai gizinya harus sesuai dengan kebutuhan berdasarkan usia dan
jenis bahan makanan seperti karbohidrat, protein dan lemak Judarwanto, 2009. Pada jaman modern ini, banyak kita jumpai jenis-jenis makanan yang bersifat
manis, lunak dan mudah melekat misalnya permen, coklat, bolu, biskuit dan lain-lain.
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
Dimana biasanya makanan ini sangat disukai oleh anak-anak. Makanan ini karena sifatnya yang lunak maka tidak perlu pengunyahan sehingga gampang melekat pada
gigi dan bila tidak segera dibersihkan maka akan terjadi proses kimia bersama dengan bakteri dan air ludah yang dapat merusak email gigi Moestopo, 1993.
2.3. Angka Kecukupan Gizi