2.1.2. Penilaian Risiko Klinis Indikator risiko klinis pada karies gigi, yaitu:
a. Rendah: tidak ada gigi karies dalam 24 bulan terakhir, tidak ada
demineralisasi email, tidak terlihat plak serta gingivitisi. b.
Sedang: gigi karies dalam 24 bulan terakhir, satu area demineralisasi email, gingivitisi.
c. Tinggi: gigi karies dalam 12 bulan terakhir, lebih satu area demineralisasi
email, plak terlihat pada gigi anterior, karies email terlihat secara radiografis Sasmita, 2008.
2.1.3. Pencegahan Karies Gigi
Pencegahan karies gigi bertujuan untuk mempertinggi taraf hidup dengan memperpanjang kegunaan gigi di dalam mulut.
Menurut penelitian Hugh Roadman dan E Guerney Clark dari Universitas Havard dan Colombia yang dikutip oleh Pintauli 2008 membuat klasifikasi
pelayanan pencegahan tersebut atas 3 yaitu: a.
Pencegahan primer atau pelayanan untuk mencegah timbulnya penyakit. Hal ini ditandai dengan upaya meningkatkann kesehatan health promotion dan
memberikan perlindungan khusus spesific protection. Upaya promosi kesehatan meliputi pengajaran tentang cara menyingkirkan plak yang efisien atau cara
menyikat gigi dan menggunakan benang gigi flossing. Upaya perlindungan khusus termasuk pelayanan yang diberikan untuk melindungi host dari serangan
penyakit dengan membangun penghalang untuk melawan mikroorganisme
Noverini E. Damanik : Gambaran Konsumsi Makanan Dan Status Gizi Pada Anak Penderita Karies Gigi Di SDN 091285 Panei Tongah Kecamatan Panei Tahun 2009, 2010.
b. Pencegahan sekunder untuk menghambat atau mencegah penyakit agar tidak
berkembang atau kambuh lagi. Kegiatannya ditujukan pada diagnosa dini dan pengobatan yang tepat. Sebagai contoh, melakukan penambalan pada lesi karies
yang kecil dapat mencegah kehilangan struktur gigi yang luas. c.
Pencegahan tersier untuk mencegah kehilangan fungsi. Kegiatannya meliputi pemberian pelayanan untuk membatasi ketidakmampuan cacat atau rehabilitasi.
2.1.4. Karies Gigi dengan Asupan Zat Gizi
Berdasarkan beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa pengaruh karies gigi pada anak dapat menimbulkan gangguan dalam proses pencernaan dan kesulitan
makan yang menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. Terdapat juga hubungan antara karies gigi dengan tingkat konsumsi energi dan protein serta
status gizi pada anak sekolah dasar Junaidi, 2004. Menurut Sasiwi 2004 di dalam hasil penelitiannya juga dikatakan bahwa
akibat dari karies gigi adalah terganggunya fungsi pengunyahan mastikasi sehingga dapat berpengaruh pada asupan makan. Dengan demikian diduga adanya gangguan
pengunyahan tersebut dapat berpengaruh terhadap status gizi.
2.2. Pola Konsumsi Makan Anak Sekolah