Otorisasi Bank Indonesia dalam menanggulangi kejahatan kartu kredit

Upaya kriptografi menggunakan kunci publicprivate key sebagai syarat untuk membuka. 85 Kenyataan bertahun-tahun membukt ikan bahwa bank merupakan simbol kepercayaan masyarakat terhadap kondisi moneter suatu negara. Begitu besarnya kepercayaan masyarakat terhadap bank, sehingga sebuah bank menderita “sakit” sedikit saja, pengaruhnya cukup terasa bagi sendi-sendi ekonomi negara. Peran otoritas moneter, seperti Bank Indonesia mutlak diperlukan guna mengawasi tingkat kesehatan suatu bank. Fungsi-fungsi mendasar pada kriptografi adalah enskripsi dan deskripsi. Enkripsi adalah proses mengubah suatu pesan asli plaintext menjadi suatu pesan dalam bahasa sandi cliphertext. Sedangkan deskripsi adalah proses mengubah suatu pesan dalam suatu bahasa sandi menjadi bahasa pesan asli kembali. Dari uraian diatas, dapat dilihat bahwa penanggulangan kejahatan kartu kredit dengan sarana non-penal dapat dilakukan dengan meningkatkan pengamanan bertransaksi. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat sertifikat digital dan tandatangan digital, sehingga pelaku kejahatan kartu kredit akan sulit dalam melakukan aksinya. Setiap orang yang melakukan transaksi akan diharuskan untuk memiliki sertifikat digital, dimana nomor serta password-nya hanya diketahui oleh pemiliknya. Peningkatan pengamanan ini merupakan suatu hal yang tidak kalah pentingnya untuk menekan angka pelaku kejahatan ini.

2. Otorisasi Bank Indonesia dalam menanggulangi kejahatan kartu kredit

86 85 Iman Sjahputra, Problematika Hukum Internet Indonesia, Penerbit PT. Prenhallindo, Jakarta, 2002, hal. 142 86 Yusuf Shofie, Perlindungan Konsumen dan Instrumen-Instrumen Hukumnya, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003, hal.41. Khusus untuk produk perbankan yang dikemas dalam bentuk kredit konsumtif, misalnya seperti kartu kredit credit card pada satu sisi memang memacu sebagian atau sejumlah konsumen untuk berperilaku konsumtif. Biasanya perilaku ini muncul manakala seorang konsumen “kebingungan” mengalokasikan uang atau penghasilan berlebihnya. Bank melalui promosi produk kartu kreditnya dapat memacu konsumen pemegang kartu kredit untuk berperilaku konsumtif, misalnya melalui penerapan sistem point yang dikombinasi dengan pemberian hadiah atas sejumlah pembelanjaan produk barang ataupun jasa. Penyampaian informasi produk perbankan seharusnya disampaikan secara proporsional, artinya bank tidak hanya menginformasikan keunggulan atau kekhasan produknya saja, melainkan juga sistem keamanan penggunaan produk yang ditawarkan, sistem perhitungan bunga baik untuk konsumen deposito maupun konsumen debitur. 87 Selain itu, menyadari masih banyaknya laporan kejahatan kartu kredit di masyarakat, Bank Indonesia menerbitkan aturan yang mewajibkan bank-bank meningkatkan fitur keamanan pada kartu kredit yang diedarkan. Salah satu fitur yang disarankan bank sentral adalah memakai teknologi chip. Diharapkan dengan pemakaian chip, keamanan pemakai kartu kredit dapat semakin terjaga. Hal ini disebabkan karena teknologi chip memuat sejumlah aplikasi dan pengamanan yang berlapis berbasis kriptogram. 88 Bank Indonesia juga memandang penting program komunikasi dan sosialisasi dalam upaya mencegah praktik kejahatan kartu kredit dengan mengikutsertakan AKKI Asosiasi Kartu Kredit Indonesia, YLKI Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia dan aparat penegak hukum. Adapun wujud 87 Ibid, hal. 43. 88 Data diakses dari http:www.bi.go.idwebidSP001Info01DASP01info-fraud.htm, Kerugian Card Fraud Masih Cukup Tinggi, tanggal 30 Juli 2007, pukul 19.00 WIB program bersama ini telah dilaksanakan seperti gelar kasus AKKI dan aparat penegak hukum. Bulan pengaduan nasabah pemegang kartu ATM, debet dan kartu kredit bersama YLKI atau berbagai program edukasi publik melalui media massa. Dan yang tidak kalah penting adalah program apresiasi kepada aparat penegak hukum yang berhasil menangani tindak kejahatan kartu ATM, debet dan kartu kredit.

C. Analisis Kasus Kasus Posisi