Penyiapan Makromolekul Protein HASIL DAN PEMBAHASAN

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penyiapan Makromolekul Protein

Langkah awal sebelum melakukan proses penambatan molekul adalah penyiapan struktur makromolekul protein dan ligan yang akan digunakan. Pada tahap ini, struktur makromolekul yang digunakan diunduh dari Protein Data Bank dengan situs http:www.rcsb.org . Identitas protein yang dipilih adalah 2PRG yang merupakan struktur Peroxisome Proliferator- Activeted Receptor-Gamma PPAR- pada manusia Homo sapiens yang diperoleh dari difraksi sinar-X dengan resolusi 2,3 Å. Makromolekul ini terikat dengan ligan yaitu rosiglitazon. Struktur ini diunduh dengan format .pdb Lampiran 1. Setelah diunduh, maka didapatkan struktur makromolekul PPAR- yang terikat dengan ligan dan molekul air. Ligan dan molekul air ini harus dihilangkan dari makromolekul protein karena dapat mengganggu proses penambatan. Pada dasarnya dengan adanya molekul air akan memediasi interaksi ligan dengan reseptor, sehingga hasil docking yang didapat semakin baik. Tetapi proses penambatan akan berlangsung lebih kompleks karena variabel persamaan-persamaan matematika docking yang perlu diselesaikan menjadi lebih banyak yang menyebabkan waktu penambatan semakin lama Cole, Nissink, Taylor, 2005. Dengan begitu, perlu adanya kompromi antara akurasi dan kecepatan, dimana jika ingin prosesnya berjalan lebih cepat, maka akurasinya diturunkan hingga 70 sudah cukup mewakili hasil docking yang didapat. Begitu juga dengan adanya ligan yang terikat pada sisi aktif makromolekul akan menghalangi interaksi ligan yang akan ditambatkan. Struktur ini kemudian dipisahkan dari residu non standar tersebut dengan cara menghilangkannya dengan menggunakan perangkat lunak Discovery Studio, sehingga dihasilkan struktur molekul yang siap melalui tahap selanjutnya. Struktur hasil pemisahan ini disimpan dengan format .pdb. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Makromolekul tersebut kemudian dioptimasi dengan Autodocktools. Pengoptimasian ini dilakukan agar makromolekul tersebut dapat menyeseuaikan dengan lingkungan komputasi sehingga dapat di-docking. Pengoptimasian yang dilakukan yaitu penambahan atom hidrogen dan pengaturan grid box parameter. Penambahan atom hidrogen protonasi bertujuan untuk menyesuaikan suasana docking agar mendekati suasana pada pH sitoplasma sel pH~7 Drie, 2005, karena PPAR- termasuk reseptor inti nuclear receptor Habor, 2010. Sedangkan pengaturan grid box untuk menentukan ruang tambat ligan yang akan di-docking. Ruang tambat ligan ditentukan dengan merujuk kepada ligan yang sudah tertambat dengan makromolekul protein pada saat diunduh, yaitu dalam hal ini rosiglitazon. Pengaturan pada grid box meliputi center_x, center_y, center_z, untuk mengatur letak parameter box pada makromolekul protein, kemudian size_x, size_y, size_z, dan spacing angstrom untuk menentukan besar kecilnya grid box untuk ruang penambatan ligan tersebut. Hasil pengaturan yang diperoleh yaitu center_x = 52.734, center_y = -3.774, center_z = 34.258, size_x = 28, size_y = 28, size_z = 28, dan spacing angstrom = 1 Lampiran 2. Setelah semua proses pengoptimasian makromolekul selesai, maka file ini disimpan dalam format .pdbqt. Format ini berarti bahwa file pdb tersebut sudah diberikan muatan gasteiger untuk menyesuaikan dengan lingkungan docking sehingga dapat dilakukan perhitungan dengan benar Huey, Morris, Forli, 2012.

4.2 Penyiapan Ligan