Unsur-Unsur Premi Premi Asuransi

1 – Rasio biaya Dengan menggunakan Rp 3.000.000 sebagai premi murni yang diambil dari contoh sebelumnya, dan dengan memasukan rasio biaya adalah 0,40 maka: Rp 3.000.000 Tarif Bruto = 1 – 0,40 = Rp 5.000.000 Sementara premi murni bervariasi terhadap pengalaman kerugian pada jenis perusahaan asuransi tertentu. Rasio pengeluaran juga bervariasi dari satu jenis yang lain, tergantung pada komisi-komisi dan pengeluaran-pengeluaran lain yan termasuk di dalamnya. 19

4. Unsur-Unsur Premi

Secara garis besar, ada tiga unsur dalam penetapan premi yang harus diperhatikan, yaitu : a Tabel Mortalita Daftar tabel kematian digunakan untuk mengetahui besarnya klaim kemungkinan timbulnya kerugian yang dikarenakan kematian, serta meramalkan berapa lama batas waktu umur rata-rata seorang bisa hidup. Ada beberapa macam mortalita table yang bisa digunakan, yaitu general of mortality table table yang berdasarkan pada statistic penduduk, basic mortality table table yang didasarkan pada pengalaman masa lampau untuk 19 Herman Darmawi,Manajemen Asuransi, Jakart: Bumi Aksara, 2000 hal. 38-39 melihat berapa besarnya kematian tahun-tahun sebelumnya , select mortality table table yang melukiskan tingkat kematian tahun-tahun terakhir di antara satu kelompok, ultimate mortality table dalam penggunaan mortality tabel ada standard yang dipakai untuk menghitung jumlah kematian tersebut misalnya Commissioners 1941 Standard Ordinary mortality tables CSO 1941, namun pada umumnya perusahaan asuransi memiliki standard yang akan digunakan dalam penetapan premi. Standar yang digunakan oleh perusahaan adalah tabel mortalita yang nilainya sesuai dengan kondisi masyarakat saat ini, dengan tingkat harapan hidup yang lebih baik yang lebih baik dibandingkan dengan masa pada tabel mortalita yang ada. Hal ini dilakukan agar premi yang dihasilkan mampu menutupi nilai klaim yang akan terjadi nantinya. Pengugunaan tabel mortalita pada tahun yang terlalu jauh dari masa kini bisa mengakibatkan tingginya premi yang akan dikenakan kepada nasabah, karena tingkat harapan hidup pada masa lalu lebih rendah di bandingkan dengan saat ini, sehingga angka kematian pada masa lalu lebih tinggi di bandingkan dengan masa kini. b Penerimaan Bunga Interest Untuk penetapan tarif, perhitungan bungapun harus dikalkulasi di dalamnya. Dalam asuransi konvensional bunga merupakan sebagian dari keuntungan perusahaan, karena itu dalam penetapan premi unsur bunga tetap dihitung. Dalam penentuan bunga, aktuaris perusahaan asuransi biasanya sebesar maksimal yang ditentukan dalam peraturan pemerintah. Yaitu, maksimal sebesar 9 persen untuk premi dalam rupian dan 5 persen untuk premi dalam dolar. c Biaya-Biaya Asuransi Cost of Insurance Biaya-biaya asuransi harus ikut dikalkulasi dalam penentuan premitarif asuransi. Adapun biaya-biaya tersebut terdiri dari beberapa macam. 1 Biaya penutupan asuransi meliputi biaya komisi, inspeksi, biaya dinas luar, biaya advertaising, reklame, dan sales promotion, dan biaya pembuatan polis biaya administrasi. 2 Biaya pemeliharaan, umunya biaya ditetapkan berdasarkan jumlah tertentu dari yang diasuransikan. 3 Biaya-biaya lainya, seperti inkaso dan excasso ikut pula diperhitungkan. d Unsur-unsur lain pada premi Pada saat melakukan evaluasi pembelian polis asuransi jiwa oleh perorangan, terdapat faktor-faktor lain yang berperan dan kesemuanya mempengaruhi mortalita. 1 Usia, usia seseorang mempunyai kaitan langsung terhadap mortalita, dan mortalita mempengaruhi langsung pada perhitungan premi. 2 Jenis kelamin, jenis kelamin calon tertanggung juga mempengaruhi mortalita, karena pengalaman menunjukan, secara rata-rata, kehidupan wanita lebih lama lima atau enam tahun daripada kehidupan laki-laki. Secara statistika, golongan wanita dianggap mempunyai risiko asuransi yang lebih baik daripada laki-laki dan tarip premi kaum wanita biasanya lebih rendah daripada laki-laki 3 Kesehatan, faktor lain yang mempengaruhi mortalita adalah kesehatan calon tertanggung, tegasnya, meraka yang tingkat kesehatanya rendah akan dikenakan tarip premi yang lebih tinggi. 4 Jenis pekerjaan, jenis pekerjaan tertanggung juga mempengaruhi mortalita. Calon tertanggung yang bekerja pada jenis pekerjaan yang berbahaya menggambarkan risiko yang lebih besar, demikian juga calon tertanggung yang mempunyai hobi yang membahayakan. 5 Kebiasaan hidup, kebiasaan hidup seseorang akan sangat berpengaruh pada tabel mortalita. Sebagai contoh, seseorang yang mempunyai kebiasaan merokok, makan berlebihan dan minum minuman beralkohol akan mempengaruhi kesehatan dan meningkatkan risiko kematian. Faktor-faktor di atas menjadi perhatian khusus bagi underwriter perusahaan asuransi, yang bertugas melakukan evaluasi dan memilah risiko. Bagi calon tertanggung yang menunjukan adanya risiko lebih tinggi daripada normal karena karekteristik pribadinya dikatakan dalam “risiko sub-standard”. Dalam keadaan demikian, perusahaan asuransi dapat menolak risiko sub- standard yang berarti calon tertanggung ditolak dari liputan asuransi. Tetapi terdapat beberapa cara menghadapi risiko sub-standard yaitu dengan melakukan penyesuaian premi untuk menunjukan adanya peningkatan risiko, pendekatan ini dinamakan “rating”.

5. Mekanisme Penetapan Premi pada Asuransi Jiwa