penanggung kepada pihak tertanggung. Jadi Peranan ganda dari asuransi jiwa adalah perlindungan dan investasi atau perlindungan.
7
1. Pengertian Asuransi Jiwa
Asuransi jiwa adalah asuransi yang bertujuan menanggung orang terhadap kerugian finansial tak terduga yang disebabkan karena meninggalnya terlalu cepat
atau hidup yang terlalu lama. Adapun risiko yang dihadapi dalam asuransi jiwa yaitu: a. Risiko kematian;
b. Hidup seseorang yang terlalu lama. Hal-hal diatas sudah pasti akan membawa banyak dampak finansial bila tidak
diadakan pertanggungan jiwa. Umpamanya seorang bapak yang meninggal dunia sebelum waktunya atau dengan tiba-tiba, maka kehidupan keluarganyapun akan
berubah, karena secara finansial bapak tersebut tidak bisa memberikan pemasukan yang merupakan kebutuhan dari keluarganya. Secara tidak langsung kehidupan
keluarga yang ditinggalkan pun akan berubah, karena sudah tidak dapat memenuhi kebutuhannya seberti kehidupan sebelum bapak ataupun suaminya meninggal dunia.
Hal lain yang dapat terjadi yaitu, jika seseorang hidup mencapai usia ketuaanya old age, sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan finansial
keluarganya karena sudah terlalu tua. Seseorang yang sudah terlalu tua, kemampuannya dalam bekerja akan berkurang, bahkan tidak mampu lagi bekerja,
7
Darmawi Herman, Manajemen Asuransi, Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, 2000, edisi 1, h. 73
sehingga berdampak pada tidak adanya pemasukan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
8
2. Konsep Dasar Asuransi Jiwa
Bagi setiap orang, kematian pasti akan terjadi. Yang tidak pasti adalah waktu kematian itu. Berdasarkan teori statistik, bagi segolongan besar penanggung dapat
memperkirakan jumlah “kematian harapan” dalam golongan tersebut. Penanggung memang tidak dapat memperkirakan siapa yang akan mati. Tetapi penanggung dapat
memperkirakan berapa banyak persentase orang dalam kelompok umur tersebut yang akan mati dalam suatu waktu tertentu. Kunci dari kesanggupan penanggung
dalam mengurangi ketidakpastian adalah penggunaan hukum bilangan besar, dan statistik induktif.
Dalam bentuknya yang paling sederhana metode menghitung premi asuransi jiwa adalah sebagai berikut. Misalkan ada 10.000 orang berumur 58 tahun ingin
mengasuransikan diri mereka selama jangka waktu 1 tahun sebesar 1.000. Dengan mengacu pada daftar mortalitas ditemukan bahwa tingkat kematian per 1.000 orang
adalah 17 orang, karena itu pihak asuransi jiwa akan menghitung 170 kematian selama 1 tahun yang bersangkutan, dengan pembayaran premi akan sama dengan
170.000. Karena ada 10.000 orang dalam kelompok itu yang membayar kerugian pada permulaan, jika premi 17 dikumpulkan dari masing-masing tertanggung dan
kematian yang dialami sesuai dengan harapan, penanggung akan mempunyai 170.000. Penanggung akan membayar klaim, dan perhitungan itu akan balans
8
Salim Abbas, Asuransi dan Manajemen Risiko, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2005 edisi 2, h. 26
sampai hitungan sen. Untuk sederhananya, biaya-biaya operasional perusahaan belum diperhitungkan sampai titik ini.
Karena tidak ada jaminan bahwa tingkat kematian akan dapat mengikuti harapan dalam suatu tahun tertentu, maka penanggung akan menarik permi lebih dari
yang mereka butuhkan untuk membayar klaim yang sudah diperkirakan sebelumnya. Penaggung juga harus menambah suatu beban biaya loading pada biaya mortalitas
untuk mendapatkan uang yang cukup untuk membayar biaya-biaya operasi perusahaan.
Akhirnya dana yang dikumpulkan untuk cadangan atau surplus diinvestasikan. Hasil investasi itu dipergunakan untuk mengurangi biaya asuransi.
Jika penanggung sanggup beroperasi lebih rendah dari pada biaya asuransi yang dikalkulasikan, atau jika klaim kematian lebih rendah daripada harapan maka
tabungan diakumulasikan pada akhir tahun. Pembukuan dana ini dapat dialokasikan pada pemegang polis sebagai deviden
atau profit, bagi pemegang saham ataupun bagi hasil bagi para peserta asuransi. Premi yang dikumpulkan dan bunga ataupun bagi hasil yang dihasilkan akan sama
dengan total kematian, biaya, dan deviden yang dibayarkan. Jadi premi asuransi yang akan dikenakan kepada peserta asuransi didasarkan
atas faktor-faktor berikut ini :
a.
Mortalitas
b.
Suku bunga
c.
Pendapatan dan investasi
9
Penanggung mengharapkan kejadian mortalitas akan lebih kecil dari mortalitas yang terdapat dalam daftar. Suatu usaha dilakukan untuk mempertahankan
biaya sampai jumlah yang diduga dalam perhitungan tarif dan tingkat bunga tidak mengalami gejolak. Seluruh faktor ini merupakan faktor pengamanan.
10
3. Pengembangan Prinsip Asuransi Jiwa