Pengertian Premi Premi Pada Asuransi Jiwa Konsep Dasar Penetapan Premi

nilai kemungkinan, dapat dihitung nilai kemungkinan dari aneka penyimpangan klaim yang diharapkan expected, tergantung dari jumlah tertanggung. 15

B. Premi Asuransi

1. Pengertian Premi

Dalam asuransi yang dimaksud dengan premi adalah pembayaran dari tertanggung kepada penanggung sebagai imbalan jasa atas pengalihan risiko kepada penanggung. Dengan demikian premi asuransi merupakan : a Imbalan jasa atas jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada tertanggung untuk mengganti kerugian yang mungkin didirita oleh tertanggung pada asuransia kerugian. b Imbalan jasa atas jaminan perlindungan yang diberikan oleh penanggung kepada tertanggung dengan menyediakan sejumlah uang benefit terhadap risiko hari tua atau kematian pada asuransi jiwa. 16

2. Premi Pada Asuransi Jiwa

Setiap orang yang membeli asuransi jiwa, mempunyai alasan mendasar yang sama, yaitu mereka membeli suatu produk untuk memenuhi kepuasan dan kebutuhanya yang dalam asuransi jiwa adalah keamanan keuangan. Pemilik polis 15 Dasar-dasar Matematika Asuransi Jiwa, ”Pengukuran Risiko Dalam Asuransi Jiwa”, h. 1-12 16 Soeisno Djojosoedarsono, Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi, Jakarta: Salemba Empat, 1999, h. 121. membayar produk ini melalui premi, bila tertanggung meninggal, manfaat kematian dibayarkan kepada ahli warisnya dengan aneka cara, tergantung kebutuhanya. 17 Upaya untuk menetapkan tarif premi perusahaan asuransi jiwa diserahkan kepada aktuaris asuransi jiwa. Aktuaris adalah orang yang berpendidikan matematika dan memiliki tanggung jawab meramu data keuangan dan statistika yang mempengaruhi tarif premi asuransi jiwa kesehatan. Penetapan tarif premi yang realistis merupakan salah satu fungsi yang rawan dalam perusahaan asuransi jiwa. Tarif premi harus cukup tinggi untuk meliputi beban pembayaran manfaat dan operasi perusahaan, tetapi juga harus cukup rendah sehingga kompetitif dengan perusahaan asuransi lain.

3. Konsep Dasar Penetapan Premi

Suatu tarif atau rate adalah harga yang dikenakan terhadap setiap unit pertanggungan protection atau setiap unit exposure, dan sebaiknya dibedakan dari premi. Premi yang ditentukan dengan mengalikan rate dengan jumlah unit produksi yang dibeli. Unit proteksi ini berbeda dengan berbagai jenis asuransi. Sebagai contoh d Amerika, rate asuransi jiwa, dihitung untuk setiap seribu dolar US Proteksi. Pada asuransi kebakaran, dihitung untuk setiap seratus dolar US pertanggungan coverage. 17 Teknik pengelolaan asuransi jiwa hal 75. http:minalove.comartikeljurnal+aktuaria Pada asuransi tenaga kerja, rate ditetapkan pada setiap 100 pebayaran gaji si tertanggung. 18 Pendapatan asuransi dari premi haruslah cukup untuk menutupi kerugian- kerugian dan biaya-biaya. Untuk memperoleh pendapatan dari premi ini perusahaan asuransi haruslah meramalkan tuntutan pembayaran kerugian klaim dan mendistribusikan biaya-biaya yang telah diantisipasikan tersebut kepada para pemegang polis policy holder. Premi akhir final premium yang di bayar oleh tertanggung disebut gross premium atau premi kotor yang didasarkan atas nilai kotor gross rate. Gross rate sendiri terdiri dari dua bagian, yang pertama di rancang untuk menyediakan pembayaran terhadap kerugian, dan yang kedua yang disebut muatan loading untuk menutupi biaya-biaya perusahaan. Bagian dari rate yang digunakan untuk menutupi kerugianjika dinyatakan dalam rupiah disebut “premium murni” pure premium dan disebut rasio premi atau kerugia harapan expacted loss ratio, jika dinyatakan dalam persentase. Walaupun berbeda diantara berbagai jenis perusahaan asuransi secara umum premi murni ditentukan dengan membagi kerugian harapan dengan jumlah unit exposure. Sebagai contoh, jika 1000 orang yang diperkirakan akan meninggal dunia diperkirakan akan menyebabkan kerugian sebesar Rp 3 miliar maka premi murni menurut perhitungan berikut ini adalah Rp 3.000.000 Premi Murni = Kerugian Harapan Jumlah Unit = Rp 3.000.000.000 18 Herman Darmawi,Manajemen Asuransi, Jakart: Bumi Aksara, 2000 hal. 38 1000 = Rp 3.000.000 Prosesn untuk mengubah premium murni kedalam gross rate dilakukan dengan menambahkan dengan muatan yang diperlakukan untuk menutupi biaya-biaya yang timbul dalam kegiatan produksi dan penyediaan jasa asuransi. Penentuan biaya-biaya ini merupakan bagian dari akuntansi biaya. Berbagai biaya tersebut yang secara normal perlu ditetapkan adalah : a Komisi-komisi, b Biaya-biaya pemasaran untuk mendapatkan nasabah, c Pajak atas premi, d Cadangan keadaan darurat. Dalam mengubah premi murni menjadi tarif bruto gross rate, biaya-biaya biasanya dinyatakan dalam persentase nilai akhir, dengan asumsi bahwa biaya –biaya akan naik secara proporsional dengan kenaikan premi. Karena beberapa jenis secara nyata bervariasi terhadap premi contohnya komisi-komisi dan pajak atas premi, asumsi ini cukup beralasan dan realistis. Tarif bruto akhir diturunkan dengan membagi premi murni dengan “risiko yang diizinkan” permissible loss ratio yaitu persentase premi yang akan tersedia untuk membayar kerugian-kerugian setelah biaya dikeluarkan. Perubahan tersebut ditetapkan dengan rumus : Premi murni Tarif Bruto = 1 – Rasio biaya Dengan menggunakan Rp 3.000.000 sebagai premi murni yang diambil dari contoh sebelumnya, dan dengan memasukan rasio biaya adalah 0,40 maka: Rp 3.000.000 Tarif Bruto = 1 – 0,40 = Rp 5.000.000 Sementara premi murni bervariasi terhadap pengalaman kerugian pada jenis perusahaan asuransi tertentu. Rasio pengeluaran juga bervariasi dari satu jenis yang lain, tergantung pada komisi-komisi dan pengeluaran-pengeluaran lain yan termasuk di dalamnya. 19

4. Unsur-Unsur Premi