7. Sinonim yang salah asatu anggotanya lebih lazim dipakai di dalam bahasa
percakapan. Misalnya, kayak dan seperti; ketek dan ketiak. 8.
Sinonim yang salah satu anggotanya dipakai dalam bahasa kanak-kanak. Misalnya, pipis dan berkemih; mimik dan minum; bobo dan tidur; mam
mamam dan makan. 9.
Sinonim yang salah satu anggotanya biasa dipakai di daerah tertentu saja. Misalnya, cabai dan lombok; sukar dan susah; katak dan kodok; sawala
dan diskusi.
61
2. Pembagian sinonim dengan mengikuti Palmer yang dikutif Fatimah yaitu:
1. Perangkat sinonim yang salah satu anggotanya berasal dari bahasa daerah
atau bahasa asing dan yang lainnya, yang terdapat di dalam bahasa umum. Misalnya, konde dan sanggul; domisili dan kediaman; khawatir dan
gelisah. 2.
Perangkat sinonim yang pemakaiannya bergantung kepada langgam dan laras bahasa. Misalnya, dara, gadis dan cewek; mati, meninggal dan wafat.
3. Perangkat sinonim yang berbeda makna emotifnya, tetapi makna
kognitifnya sama. Misalnya, negarawan dan politikus; ningrat dan foedal. 4.
Perangkat sinonim yang pemakaiannya terbatas pada kata tertentu keterbatasan kolokasi. Misalnya, telur busuk, nasi basi, mentega tengik,
susu asam, baju apek. Busuk, basi, tengik, asam dan apek memiliki makna
yang sama, yakni buruk, tetapi tidak dapat saling menggantikan karena dibatasi persandingan yang dilazimkan.
61
Sudarma, h. 39-40
5. Perangkat sinonim yang maknanya kadang-kadang tumpang tindih.
Misalnya, buluh dan bumbu; bumbu dan rempah-rempah; bimbang, cemas dan sangsi; nyata dan kongkret.
62
3. Pembagian menurut Lyons menjadi empat golongan, yakni:
1. Sinonim lengkap dan mutlak. Contoh, surat kabat dan koran
2. Sinonim lengkap dan tidak mutlak. Contoh, orang dan manusia
3. sinonim tidak lengkap dan mutlak. Contoh, wanita dan perempuan
4. Sinonim tidak lengkap dan tidak mutlak. Contoh, gadis dan cewek.
Namun para ahli bahasa berpendapat jarangnya sinonim lengkap dan mutlak sebagai landasan untuk menolak adanya sinonim.
63
4. Pembagian sinonim menurut Verhaar lain halnya dengan pendapat Lyons.
1. antarkalimat, misalnya:
Ali melihat Ahmad dan Ahmad dilihat Ali 2.
Antarfrase, misalnya: bunga harum itu dan bunga yang harum itu
3. Antarkata, misalnya:
nasib dan takdir; memuaskan dan menyenangkan 4.
Antarmorfem, misalnya: bukuku dan buku saya; kutulis dan saya tulis.
64
5. Sedangkan Gorys Keraf membagi dua kriteria: