tergolong sinonim, misalnya: kamar kecil, kakus, jamban, dan WC, mengacu ke acuan yang sama, tetapi konotasinya berbeda.
57
Makna sebuah kata bergantung pada konteks. Sebuah kata terkadang berbeda maknanya di dalam berbagai konteks. Misalnya pada kalimat “Ayah naik
mobil ke kantor” , kata naik tidak sama dengan ‘memanjat’, tetapi mengendarai.
Jadi naik bersinonim dengan mengendarai. Oleh karena itu, analisa komponen makna diperlukan juga untuk menentukan kesinoniman, meskipun kata tersebut
sudah ditempatkan di dalam konteks.
58
2. Sifat-sifat Sinonim
Henry Guntur Tarigan mengatakan, dua buah kata dapat bersinonim bila kata-kata tersebut mempunyai denotasi yang sama, tetapi konotasinya beda.
59
Sinonim berhubungan dengan kesamaan kemiripan, dan kedekatan makna. Dua bentuk kata
dikatakan bersinonim atau mempunyai makna yang sama, jika kedua bentuk itu mempunyai komponen atau komposisi semantik yang identik. Kesinoniman ini
akan tampak jelas apabila kita membandingkan dua bahasa, misalnya kata ayam dalam bahasa Indonesia bersinonim dengan kata manu dalam bahasa Sikka,
karena dua kata tersebut berkomposisi semantik yang identik.
60
57
T. Fatimah Djaja sudarma, Semantik I: Pengantar ke Arah Ilmu Makna, Bandung: Eresco, 1993, cet. ke-1, h. 36-37
58
Ibid., h. 37-38
59
Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Semantik, Bandung: Angkasa, 1985, cet. ke-1, h. 17
60
J.D. Parera, Teori Semantik, Jakarta:Erlangga, 1991, cet. ke-2, h. 50
3. Jenis-jenis Sinonim
Penggolongan jenis sinonim dapat dilihat dari pendapat para ahli bahasa sebagai berikut:
1. Penggolongan sinonim menurut Colliman yang dikutip Fatimah membagi
sinonim pada sembilan, yaitu: 1.
Sinonim yang salah satu anggotanya memiliki makna yang lebih umum generik Misalnya, menghidangkan dan menyediakan; dan kelamin
dengan seks. 2.
Sinonim yang salah satu anggotanya memiliki unsur makna yang lebih intensif. Misalnya, jenuh dan bosan; kejam dan bengis; dan imbalan dan
pahala .
3. Sinonim yang salah satu anggotanya lebih menonjolkan makna emotif.
Misalnya, mungil dan kecil; bersih dan ceria; dan hati kecil dan hati nurani
. 4.
Sinonim yang salah satu anggotanya bersifat mencela atau tidak membenarkan. Misalnya, boros dan tidak hemat; hebat dan dahsyat;
mengamat-amati dan memata-matai.
5. Sinonim yang salah satu anggotanya menjadi istilah bidang tertentu.
Misalnya, plasenta dan ari-ari; ordonansi dan peraturan; disiarkan dan ditayangkan
. 6.
Sinonim yang salah satu anggotanya lebih banyak dipakai di dalam ragam bahasa tulisan. Misalnya, selalu dan senantiasa; enak dan lezat; lalu dan
lampau; bisa dan racun.
7. Sinonim yang salah asatu anggotanya lebih lazim dipakai di dalam bahasa
percakapan. Misalnya, kayak dan seperti; ketek dan ketiak. 8.
Sinonim yang salah satu anggotanya dipakai dalam bahasa kanak-kanak. Misalnya, pipis dan berkemih; mimik dan minum; bobo dan tidur; mam
mamam dan makan. 9.
Sinonim yang salah satu anggotanya biasa dipakai di daerah tertentu saja. Misalnya, cabai dan lombok; sukar dan susah; katak dan kodok; sawala
dan diskusi.
61
2. Pembagian sinonim dengan mengikuti Palmer yang dikutif Fatimah yaitu: