Konsekuansi Tauhid Pernerjemahan sinonim istilah tauhid

terjemahan akan terlihat kaku akibatnya pembaca akan merasa jenuh dan tidak tertarik untuk membacanya.

E. Ketauhidan

1. Konsekuansi Tauhid

Ilmu tauhid menurut arti bahasa adalah ilmu pengetahuan yang menyatukan, mengesakan, menganggap satu. Adapun menurut istilah ialah suatu yang menerangkan tentang sifat-sifat Allah yang wajib diketahui dan dipercayai. Dengan ringkas dapat disimpulkan: ilmu mengenai Allah. 97 Ilmu artinya pengetahuan, ke-Tuhanan yang Maha Esa yaitu menyatukan, menegaskan, dan menganggap satu. Maksud Ilmu ke-Tuhanan yang maha Esa atau ilmu Tauhid adalah ilmu yang menerangkan sifat-sifat Allah yang dipercayai kaum Muslimin. Dapat dikatakan juga ilmu mengenal Allah. 98 Seseorang yang tahu bahwa Tuhan itu Esa dan bahwa Ia Maha Tahu akan segala sesuatu dan memiliki kekuasaan untuk melakukan segalanya, kemudian percaya bahwa seluruh makhluk dibentuk dan diciptakan oleh-Nya, tak akan pernah memberikan ketaatannya kepada benda-benda lain karena hal ini. Kekuasaan yang terbesar, kemakmuran yang melimpah, tak akan pernah memperbudak dan membuatnya membungkuk terhadap sesuatu benda. Orang seperti itu akan menyerahkan diri hanya kepada Tuhan, dan akan sujud hanya di depan keagungannya. Di dalam naungan tauhid, tak ada alternatif lain bagi abdi- abdi Tuhan kecuali mengikuti hukum Tuhan yang dibangun di atas kebijakan dan 97 H. Hamzah Yaqub, Ilmu Ma’rifah; Sumber Kekuatan dan Ketentraman Bathin, Jakarta: Atisa, 1988, cet. ke-3, h. 1 98 T.M Usman el Muhammady, Ilmu Ketuhanan yang Maha Esa, Jakarta: Tp, 1970, cet. Ke-3, h. 42 keadilan. Jelas bahwa mengikuti hukum Allah akan menyebabkan keadilan sejati bertambah, dan segala bentuk kelaliman dan agresi sirna. 99 Di pihak lain, para penyembah berhala dan orang-orang yang tidak percaya kepada Tuhan Yang Esa takkan pernah bisa menciptakan keadilan sejati diantara diri-diri mereka sendiri, karena setiap suku atau kelompok memiliki tuhannya sendiri yang berbada dari suku-suku yang lain, dan mengandalkan pada tuhan ini memberanikan mereka untuk bersifat agresif kepada kelompok-kelompok atau suku-suku lain. Dengan cara ini keadilan sejati tak mungkin terjadi, tapi justru kejahilan, keterpecahan dan kelaliman di dalam kata-kata dan perbuatan akan berlangsung. 100 Keesaan Allah sebagai Tuhan bukanlah seperti sebuah sapu lidi, yang kenyataannya terdiri dari beberapa batang lidi yang diikat menjadi satu, sedangkan antara yang satu dengan yang lain, masih terpisah sendiri-sendiri. Tidak juga dengan sebatang rokok yang kenyataannya terdiri dari selembar kertas, tembakau dan cengkeh, yang kalau dipisahkan satu dengan lain tidak lagi bernama sebagai rokok. Masing-masing punya sifat tersendiri. Jadi, keesaan Allah tidak terdiri dari beberapa benda yang disatukan, baik bisa diuraikan lepas kembali atau tidak. Di sinilah kelainan Allah dengan semua makhluk yang terdapat di alam ini. 101 Oleh karena itu, Tauhid atau pengesaan Allah memainkan peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Tauhid menjadi pemancar kebaikan 99 Dewan Ulama Darul Haq, Belajar Mudah Ushuludin, Bandung: Pustaka Hidayah, 1996, cet. Ke-2, h.52 100 Dewan Ulama Darul Haq, h.53-54 101 Muhammad bin Abdul Wahab, Syarah Kitab al-Tauhid, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984, h. 25 di dunia dan keselamatan di akherat. Kadar keselamatan manusia di akherat berbanding lurus dengan kadar keyakinan dalam bertauhid. Begitu pula halnya dengan keridhaan Allah di dunia dan di akhirat. Dunia adalah tempat pengujian dan akhirat adalah tempat pembalasan. 102 Bertolak dari sini, tauhid di dunia ini tidak tampak dengan wajah yang sesungguhnya sebagai parameter final dan pasti diterima atau ditolaknya semua amal perbuatan manusia. Namun, di akherat kelak mereka ini tidak mempunyai timbangan amal kebaikan sedikit pun; usaha mereka di dunia ini tidak bernilai sama sekali. Penolakan atas tauhid menjadikan semua amal kebaikan di dunia tidak memiliki nilai dan harga. Bahkan, amal-amal kebaikan itu justru akan memberikan aib bagi para pelakunya jika mereka tidak mentauhidkan Allah. 103

2. Konsep Tuhan Menurut Islam