25
orang salah, otang itu tidak dapat dipersalahkan dan tidak dapat dipidana. Golongan tiada orang salah, membebaskan diri dari pertanggungjawaban atas kesalahannya.
Ketiga, golongan salah lingkungan. Golongan ini menyanggah pendapat Lambroso dan para pendukungnya. Menurut golongan ini bukan bakat yang
menyebabkan kejahatan tetapi lingkungan. Die welt ist mehr shuld anmir, as ich Dunia lebih bertanggung jawab terhadap bagaimana jadinya saya dari pada diri saya
sendiri. Pengertian Die Welt adalah lingkungan, maka lingkungan lebih menentukan jadinya seseorang dari pada orang itu sendiri. Dengan demikian segala persoalan
dikembalikan kepada faktor lingkungan, juga sebab musabab kejahatan berasal dari lingkungan pergaulan sekalipun aspek lingkungan berbeda-beda satu sama lain.
Tetapi jelas golongan ini menentang pendapat yang menyatakan bahwa kejahatan adalah diwariskan.
Keempat, golongan kombinasi. Golongan ini merupakan kombinasi dari ajaran-ajaran terdahulu. Dalam penggolongan Bonger dikemukakan golongan
kombinasi bio sosiologi atau menurut Noach dalam buku-buku kriminologi adalah golongan bakat dan lingkungan, yang merupakan kombinasi, sebab kejahatan
bersumber pada diri pribadi individu dan faktor lingkungan pergaulan hidupnya.
e. Faktor Seseorang Melakukan Tindak Pidana
Tidak ada satupun faktor tunggal yang menjadi penyebab dan penjelas semua bentuk kriminalitas. Bagi pelaku tindak pidana ada beberapa faktor yang
mempengaruhi adanya tindak pidana, yaitu faktor ekonomi, faktor lingkungan dan
26
faktor pendidikan. Pada faktor ekonomi, seseorang dituntut untuk memperoleh kehidupan yang layak dengan cara singkat. Pada persoalan hubungan antara kejahatan
dan pengangguran, yaitu analisa tentang hubungan antara tindak kejahatan sebagai penyebab dan pengangguran seseorang sebagai akibatnya.
Granovetter telah membuat suatu analisa kausalitas hubungan antara kejahatan dan pengangguran dengan menempatkan kejahatan sebagai proximat
determinant terhadap pengangguran. Konsep ini merupakan suatu jawaban terhadap model ekonomis dari suatu pengangguran, yang sama seperti model heterogenitas
kriminal. Granovetter mengatakan masa pengangguran yang lama yang dialami seseorang biasanya disebabkan karena lemah pada awalnya, dan itu akan
membuatnya sulit dalam kontak-kontak untuk mendapatkan kerja.
24
Faktor lingkungan penyebab seseorang melakukan kejahatan. Dapat timbul dari faktor lingkungan dimana ia hidup dan berkediaman. Lingkungan dapat
mempengaruhi perkembangan diri seseorang untuk melakukan atau tidak melakukan suatu kejahatan.
Faktor lingkungan merupakan faktor yang dominan untuk menentukan seseorang melakukan suatu kejahatan, sehingga tidak menjadi jaminan bahwa
seseorang yang hidup dalam lingkungan yang baik, untuk tidak melakukan kejahatan, oleh karena itu harus disesuaikan dengan iptek dan imtak seimbang. sehingga tidak
mudah terpengaruh dengan lingkungan masyarakat tersebut.
24
Soerdhono Dirdjosisworo, Pengantar Penenelitian Kriminologi, Bandung : CV. Remaja Karya, 1984
27
Faktor pendidikan, pertanyaan soal darimana sumbernya dan munculnya ada tendensi manusia berbuat jahat dan darimana datangnya kejahatan itu, sudah menjadi
satu perdebatan yang panjang dan rumit adanya. Kejahatan timbul akibat manusia hidup di dalam kemiskinan dan kebodohan. Maka menurut mereka, dunia akan
menjadi lebih baik jika dua hal ini diperbaiki, yaitu faktor pendidikan dan faktor kesejahteraan hidup diperbaiki. Jika faktor pendidikan diperbaiki, jika orang lebih
tinggi edukasinya, jika orang diajarkan hal-hal yang baik di dalam kehidupannya, maka dengan sendirinya meminimalkan segala pelanggaran di dalam dunia ini.
Optimisme kedua adalah kalau orang itu mendapatkan makanan dan kesejahteraan hidup semakin dipelihara baik, kesenjangan antara kaya dan miskin tidak ada lagi,
maka dengan sendirinya dunia akan lebih baik, kita akan hidup seperti saudara satu sama lain, dan lama-lama dunia ini tidak lagi memiliki faktor kejahatan. Justru makin
tingginya pendidikan seseorang, makin kayanya seseorang, makin mudah bagi mereka melakukan kejahatan di dalam dunia ini. Cuma bedanya, yang bodoh
gampang ketahuan dan ketangkap, yang pintar bukan saja tidak mengaku dia melakukan kesalahan, yang menangkapnya malah dipersalahkan.
25
Dengan pengertian dari beberapa faktor tindakan kejahatan atas motivasi kejiwaan cara menangani perilaku kriminalitas yang tidak mungkin bisa hilang dari
muka bumi ini. Cara penanganannya bisa dikurangi. Pertama, melalui tindakan- tindakan pencegahan dengan hukuman yang menjadi sarana utama untuk memebuat
25
Soerdhono Dirdjosisworo, Pengantar Penenelitian Kriminologi, Bandung : CV. Remaja Karya, 1984
28
jera pelaku kriminal. Kedua, penghilang model melalui tanyangan media masa ibarat dua sisi mata pisau, ditayangkan nanti penjahat tambah ahli tidak ditayangkan
masyarakat tidak siap-siap. Ketiga, membatasi kesempatan seseorang bisa mencegah terjadinya tindakan kriminal dengan membatasi munculnya kesempatan untuk
mencuri akan lewat pintu masuk dan kita sudah menguncinya, tentunya cara itu termasuk mengurangi kesempatan untuk mencuri. Keempat, jaga diri dengan
keterampilan beladiri dan beberapa persiapan lain sebelum terjadinya tindak kriminal bisa dilakukan oleh warga masyarakat.
26
B. Faktor Kejiwaan dan Tindak Pidana