sangat tidak setuju, responden yang menyatakan tidak setuju 6 orang atau 16,67, responden yang menyatakan kurang setuju 13 orang atau 36,11,
responden yang menyatakan setuju 13 orang atau 36,11, responden yang menyatakan sangat setuju 4 orang atau 11,11. Dari hasil perhitungan
diatas dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan setuju dan kurang setuju 13 orang atau 36,11 dari pernyataan prestasi kerja.
10. Pada pernyataan “ anda selalu menyelesaikan tugas yang diberikan sesuai
target yang ditetapkan”, dapat digambarkan bahwa tidak ada atau 0 responden yang menyatakan sangat tidak setuju, responden yang
menyatakan tidak setuju 5 orang atau 13,89, responden yang menyatakan kurang setuju 19 orang atau 52,78, responden yang menyatakan setuju 9
orang atau 25, responden yang menyatakan sangat setuju 3 orang atau 8,33. Dari hasil perhitungan diatasa dapat diketahui bahwa responden
yang menyatakan kurang setuju 19 orang atau 52,78 dari pernyataan prestasi kerja.
4.4 Hasil Korelasi Multivariate dengan Menggunakan Koefisien Korelasi
Pearson
Analisis hubungan pembagian kerja dan pendelegasian wewenang dengan prestasi kerja pada Rs GL Tobing Tanjung Morawa dilakukan dengan
menggunakan SPSS. Dari pengolahan data yang dilakukan diperoleh sebagai berikut:
Tabel 4.9 Korelasi
Correlations Pembagian
Kerja Pendelegasian
Wewenang Prestasi Kerja
Pembagian Kerja Pearson Correlation
1 .455
.413 Sig. 2-tailed
.005 .012
N 36
36 36
Pendelegasian Wewenang Pearson Correlation
.455 1
.568 Sig. 2-tailed
.005 .000
N 36
36 36
Prestasi Kerja Pearson Correlation
.413 .568
1 Sig. 2-tailed
.012 .000
N 36
36 36
. Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. . Correlation is significant at the 0.05 level 2-tailed.
Sumb=er: Hasil Pengolahan SPSS 2015
Hipotesis dari pengujian statistik adalah: H
: b
1
= 0, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pembagian kerja dengan prestasi kerja.
H
1
: b
1
≠ 0, artinya ada hubungan yang signifikan antara pembagian kerja dengan prestasi kerja.
H
2
: b
1
= 0, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pendelegasian wewenang dengan prestasi kerja.
H
3
: b
1
≠ 0, artinya ada hubungan yang signifikan antara pendelegasian wewenang dengan prestasi kerja..
Tingkat signifikan 5 dengan derajat kebebasan df = 36-2 = 34, maka diperoleh
t
tabel
= 2,032. Kriteria pengambilan keputusan yaitu: H
diterima jika −t
tabel
t
hitung
t
tabel
H
1
diterima jika −t
tabel
t
hitung
t
tabel
H
2
diterima jika −t
tabel
t
hitung
t
tabel
H
3
diterima jika −t
tabel
t
hitung
t
tabel
1. Analisis Hubungan Pembagian Kerja Dengan Prestasi Kerja
Pada Tabel 4.9 diperoleh koefisien atau r = 0,413 dengan nilai probabilitas signifikansinya sebesar 0,012 lebih kecil dari 0,05. Nilai positif pada
koefisien korelasi menjelaskan apabila pembagian kerja naik maka probabilitas prestasi kerja meningkat dan sebaliknya apabila pembagian kerja
menurun maka prestasi kerja akan menurun. Nilai koefisien korelasi r = 0,413 menjelaskan tingkat hubungan antara pembagian kerja dengan prestasi kerja
cukup erat. Berdasarkan nilai r tersebut maka t
hitung
dapat dicari sebagai berikut:
t = 0,413
�
36 −2
1 −0,413
2
t = 2,644 Pengujian hipotesis :
H :
b
1
= 0, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pembagian kerja dengan prestasi kerja.
H
1
: b
1
≠ 0, artinya ada hubungan yang signifikan antara pembagian kerja dengan prestasi kerja.
Dengan demikian karena
t
hitung
t
tabel
2,644 2,032 maka hipotesis H ditolak dan hipotesis H
1
diterima. Artinya, terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara pembagian kerja dengan prestasi kerja pada Rs GL Tobing. Hal tersebut sesuai dan sejalan dengan hipotesis dan penelitian menunjukkan
bahwa pembagian kerja mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap prestasi kerja.
Pembagian kerja akan memberikan ketegasan dan standar tugas yang harus dicapai oleh seorang pejabat yang memegang jabatan tersebut.
Pembagian pekerjaan ini menjadi dasar untuk menetapkan spesifikasi pekerjaan dan evaluasi pekerjaan bagi pejabat yang memegang jabatan itu.
Pembagian kerja yang kurang jelas akan mengakibatkan seorang pejabat kurang mengetahui tugas dan tanggung jawabnya. Hal ini mengakibatkan
pekerjaan menjadi tidak beres. Disinilah letak pentingnya peranan pembagian kerja dalam setiap perusahaan atau organisasi Hasibuan, 2007: 33.
2. Analisis Hubungan Pendelegasian Wewenang Dengan Prestasi Kerja
Pada Tabel 4.9 diperoleh koefisien atau r = 0,568 dengan nilai probabilitas signifikansinya sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Nilai positif pada koefisien
korelasi menjelaskan apabila pendelegasian wewenang meningkat maka probabilitas prestasi kerja meningkat dan sebaliknya apabila pendelegasian
wewenang menurun maka prestasi kerja akan menurun. Nilai koefisien korelasi r = 0,568 menjelaskan tingkat hubungan antara pendelegasian wewenang
dengan prestasi kerja cukup erat. Berdasarkan nilai r tersebut maka t
hitung
dapat dicari sebagai berikut:
t = 0,568
�
36 −2
1 −0,568
2
t = 4,024 Pengujian hipotesis:
H
2
: b
1
= 0, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pendelegasian wewenang dengan prestasi kerja.
H
3
: b
1
≠ 0, artinya ada hubungan yang signifikan antara pendelegasian wewenang dengan prestasi kerja.
Dengan demikian karena
t
hitung
t
tabel
4,024 2,032 maka hipotesis H ditolak dan hipotesis H
1
diterima. Artinya, terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pendelegasian wewenang dengan prestasi kerja pada Rs GL
Tobing. Hal tersebut sesuai dan sejalan dengan hipotesis dan penelitian Arief 2007 hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pendelegasian wewenang
mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. Satuan Harapan Samudra Indonesia Gruop Belawan.
Pendelegasian wewenang mempunyai hubungan yang erat terhadap peningkatan prestasi kerja karyawan. Hal ini dapat dilihat dari faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi kerja yang selalu dikaitkan dalam hal peningkatan
tanggung jawab karyawan. Adanya pendelegasian wewenang juga akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Dalam hal ini karyawan dapat
melakukan tugas-tugas yang pokok dan strategis dalam kelangsungan dari perusahaan. Kesalahan dalam pengambilan keputusan diusahakan seminimal
mungkin. Adanya pendelegasian wewenang juga melatih karyawan untuk jabatan yang lebih tinggi apabila didudukinya kelak. Hal-hal diatas jadi akan
mempengaruhi prestasi kerja para karyawan. Hal yang harus diperhatikan disini adalah bawahan yang diberikan delegasi harus bertanggung jawab pada
atasannya dan juga harus diperhatikan adalah kepercayaan yang diberikan melalui kekuasaan yang dimiliki oleh karyawan harus dimanfaatkan sebaik-
baiknya sehingga terjalin hubungan yang baik dengan pihak atasan. Apabila pendelegasian wewenang telah efektif dilaksanakan maka secara tidak
langsung akan mempengaruhi prestasi kerja karyawan dan mempermudah bagi perusahaan untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
4.5 Koefisien Determinan R