1. Jika r alpha r tabel maka pertanyaan reliabel
2. Jika r alpha r tabel maka pertanyan tidak reliable.
3.10 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang Peneliti gunakan untuk mengolah data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut :
a. Analisis Deskriptif
Metode penganalisisan data dengan cara mengumpulkan data, mengklasifiasikannya selanjutnya menginterprestasikannya secara objektif
sehingga di peroleh informasi dan gambaran sebenarnya mengenai topik yang akan di bahas.
b. Analisis Statistik
Analisis Korelasi Multivariate dengan Menggunakan Koefisien Korelasi Pearson. Korelasi di tunjukkan untuk pasangan pengamatan data rasio
yang menunjukkan hubungan yang linear. Korelasi ini juga sering di sebut Korelasi Product Moment Situmorang dan Muslich, 2011: 91. Pengujian
di lakukan dengan menggunakan alat bantu SPSS 19.0 for windows untuk menghitung koefisien Korelasi Pearson. Koefisien korelasi adalah suatu
angka indeks yang melukiskaan hubungan antara dua rangkaian data yang di hubungkan. Dengan kata lain, koefisien Korelasi adalah ukuran atau
indeks dari hubungan antara dua variabel. Koefisien korelasi besarnya antara -1 sampai +1. Tanda positif dan negatif menunjukkan arti arah dari
hubungan koefisien korelasi tersebut.
Korelasi positif nilainya berada antara 0 sampai +1, nilai menjelaskan bahwa apabila suatu variabel naik maka akan menyebabkan kenaikan pada
variabel yang lainnya dan sebaliknya. Korelasi negatif nilainya berada antara -1 sampai 0, nilai tersebut menjelaskan bahwa apabila suatu variabel
naik maka variabel lainnya akan turun, dan sebaliknya Situmorang dan Muslich, 2011: 92.
Menghitung nilai koefisien Korelasi Pearson dapat dilakukan dengan menghitung menggunakan rumus sebagai berikut :
Dimana : n = Banyaknya Pasangan data X dan Y
Σx = Total Jumlah dari Variabel X Σy = Total Jumlah dari Variabel Y
Σx
2
= Kuadrat dari Total Jumlah Variabel X Σy
2
= Kuadrat dari Total Jumlah Variabel Y Σxy= Hasil Perkalian dari Total Jumlah Variabel X dan Variabel Y
Asumsi dalam analisis korelasi, yaitu: a.
r ≠ 0
Artinya: menunjukkan adanya korelasi atau hubungan antara pembagian kerja, wewenang karyawan dengan prestasi kerja.
b. r = 0
Artinya: menunjukkan tidak ada hubungan korelasi atau hubungan pembagian kerja, wewenang karyawan dengan prestasi kerja.
c. r =1
Artinya: menunjukkan adanya korelasi atau hubungan sempurna antara pembagian kerja, wewenang karyawan dengan prestasi kerja.
c. Pengujian Hipotesis
Pengujian ini di lakukan untuk menguji signifikan dari koefisien korelasi yang di peroleh. Untuk membuktikan hipotesis awal tentang hubungan
pembagian kerja dan wewenang karyawan sebagai variabel bebas dengan prestasi kerja. Pengujian signifikan menggunakan rumus sebagai beikut
Suharyadi dan Purwanto, 2004: 446:
Dimana : t = Nilai
t hitung
r = Nilai Koefisien Korelasi N = Jumlah Data Pengamatan
Bentuk Pengujian :
H : b
1
= 0, artinya tidak ada hubungan yang signifikan pembagian kerja,
wewenang karyawan dengan prestasi kerja.
H
1
: b
1
= 0, artinya ada hubungan yang signifikan antara pembagian kerja
dengan prestasi kerja.
H
2
: b
i
≠ 0, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pendelegasian wewenang dengan prestasi kerja
H
3
: b
i
= 0, artinya ada hubungan yang signifikan pendelegasian wewenang dengan prestasi kerja.
Selanjutnya akan dilakukan uji signifikan dengan membandingkan tingkat signifikan α alpha 5 dan derajat kebebasan n-2 dengan yang
diperoleh.dapat disimpulkan sebagai berikut:
H diterima jika
-t
tabel ≤
-t
hitung ≤
-t
tabel
H
1
diterima jika
-t
tabel
-t
hitung
-t
tabel
H
2
diterima jika –t
tabel
≤ t
hitung
≤ t
tabel
H
3
diterima jika – t
tabel
≥ t
hitung
≥ t
abel
H
4
diterima jika –t
tabel
≤ t
hitung
≤ t
tabel
H
5
diterima jika – t
tabel
≥ t
hitung
≥ t
abel
.
d. Identifkasi Determinan R
2
Untuk melihat seberapa besar hubungan Pembagian Kerja, Pendelegasian Wewenang dengan Prestasi Kerja. Jika determinan R
2
semakin besar atau mendekati satu, maka dapat di katakana bahwa hubungan Pembagian
Kerja, Pendelegasian Wewenang adalah semakin kuat dengan Prestasi Kerja. Sebaliknya, apabila determinan R
2
yang digunakan semakin mengecil atau mendekati nol maka dapat dikatakan bahwa hubungan
Pembagian Kerja, Pendelegasian Wewenang dengan Prestasi Kerja semakin kecil dan tidak kuat untuk menerangkan adanya hubungan
Pembagian Kerja, Pendelegasian Wewenang dengan Prestasi Kerja.
39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan
Rumah sakit umum Dr G.L Tobing PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung morawa adalah Rumah sakit yang berada dalam naungan PT. Perkebunan
Nusantara II. Rumah sakit ini berdiri sejak zaman penjajahan Belanda. Pada penjajahan Belanda rumah sakit ini di pergunakan untuk Perawatan pengobatan
bagi tentara Belanda. Setelah Bangsa Indonesia Merdeka, penjajah Belanda dengan rsmi
menyerahkan kepada pemerintah Indonesia, beserta dengan rumah sakit tersebut kepada PT. Perkebunan Nusantara II. Pencetus berdirinya ruah sakit, Gerhard
Lumban Tobing. Pada zaman penjajahan Belanda G.L Tobing memiliki adil yang sangat besar terhadap berdirinya rumah sakit ini. Beliau merupakan salah seorang
yang turut berjuang melawan penjajah Belanda yan berkuasa di Indonesia, baik itu erjangan fisik para pejuang Indonesia yang berada di Sumatra Utara. Nama G.L
Tobing debrikan pada rumah sakt ini adalah untuk mengenang jasa-jasa beliau dalam perjuangannya melawan penjajah Belanda di Indonesia demi kemerdekan
Republik Indonesia kita. Rumah Sakit Umum Dr. G.L Tobing PT. Perkebunan Nusantara II Tnajung
Morawa memberikan pelayanan dan pengobatan kepada para pegawai PT. Perkebunan Nusantara II dan memberikan pelayanan kesehatan kepada